Sediksi.com – Saat musim hujan tiba, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pengendara kendaraan bermotor maupun pakai mobil. Selain banjir, genangan air, dan kemacetan, ada satu hal lagi yang bisa membahayakan keselamatan berkendara, yaitu aquaplaning.
Apa itu aquaplaning? Di dunia otomotif istilah ini dalam Bahasa umum disebut juga blong atau kehilangan kendali yang dialami oleh pengendara atas kendaraanya, nah kondisi kehilangan kendali yang dimaksud pada umumnya terjadi saat sedang kondisi hujan.
Memangnya seberapa sering ini terjadi pada pengendara dan seberapa besar bahayanya bagi pengendara? Dalam artikel ini Sediksi aka mencoba menjelaskan lebih lengkap apa itu Aquaplaning, seberapa besar resikonya, hingga cara mengatasinya. Simak ulasan berikut ini.
Apa itu aquaplaning?
Singkatnya, apa itu aquaplaning, atau yang juga disebut hydroplaning, adalah kondisi di mana ban kendaraan kehilangan cengkeraman dengan permukaan jalan karena adanya lapisan air di antaranya.
Akibatnya, kendaraan tidak bisa merespon input dari pengemudi, seperti pengereman, percepatan, atau belokan. Jika terjadi pada semua ban secara bersamaan, kendaraan akan menjadi seperti kereta luncur yang tidak terkendali.
Aquaplaning bisa terjadi pada kendaraan roda dua maupun roda empat, termasuk mobil, sepeda motor. Mengutip dari laman Michelin, akan tetapi kondisi aquaplaning yang melibatkan kehilangan kendali total kendaraan hanya menya menyangkut 1% kasus di jalan, dan hanya 0,1% dari jumlah kecelakaan.
Ini adalah kejadian yang sangat jarang terjadi karena, dalam kebanyakan kasus, hanya sebagian dari ban yang kehilangan kontak dengan permukaan jalan.
Aquaplaning berbeda dengan kondisi di mana air di permukaan jalan hanya berfungsi sebagai pelumas. Meskipun demikian, traksi ban juga akan berkurang pada jalan basah meskipun aquaplaning tidak terjadi.
Penyebab aquaplaning
Jadi sudah jelas kan tentang apa itu aquaplaning dari penjelasan di atas. Lalu apa penyebab utamanya? Aquaplaning terjadi karena adanya lapisan air yang memisahkan permukaan ban dengan permukaan jalan, sehingga menyebabkan ban tidak bisa berkontak langsung dengan jalan.
Hal ini bisa terjadi ketika ban melintasi bagian jalan yang tertutup air, baik karena hujan, banjir, atau genangan air. Lapisan air tersebut harus setidaknya memiliki kedalaman 2,5 mm (atau 1/10 inci) agar bisa menyebabkan aquaplaning
Selain itu, aquaplaning juga dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu kondisi ban dan kecepatan kendaraan. Ban yang berkualitas baik bisa mengusir air dari bawahnya, sehingga memberikan traksi yang tinggi meskipun pada kondisi basah. Sebaliknya, ban yang memiliki tapak rendah akan kesulitan mengusir air dan bisa memperburuk aquaplaning.
Kecepatan kendaraan juga berpengaruh pada risiko aquaplaning. Semakin tinggi kecepatan, semakin besar tekanan air di depan ban, yang bisa mendorong air masuk ke bawah ban dan mengangkatnya dari jalan. Oleh karena itu, aquaplaning lebih sering terjadi pada kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Cara mengatasi aquaplaning
Nah ini dia, walaupun kasus aquaplaning ini jarang, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mencegah, fenomena ini bisa dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
Memeriksa tekanan ban secara rutin
Menyesuaikan tekanan ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan bisa mengurangi risiko kehilangan kendali kendaraan, terutama pada jalan basah.
Menyesuaikan kecepatan dengan kondisi jalan
Jika hujan deras terjadi, sebaiknya mengurangi kecepatan untuk menjaga jarak aman dan menghindari genangan air. Mengurangi kecepatan juga bisa mengurangi risiko aquaplaning total (semua ban kehilangan cengkeraman)
Mematikan mode cruise control
Jika kendaraan memiliki mode cruise control, sebaiknya mematikannya untuk mengambil alih kontrol manual kendaraan.
Memperhatikan jauh ke depan
Tentu saja, dengan melihat jauh ke depan, bisa mengantisipasi adanya genangan air besar di sisi jalan yang bisa menyebabkan aquaplaning.
Jika aquaplaning terjadi, jangan panik. Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk mengendalikan kendaraan yang mengalami aquaplaning:
- Jangan menekan rem keras-keras. Perlahan-lahan lepaskan pedal gas.
- Pegang setir lurus. Jangan memutar setir secara tiba-tiba.
- Matikan mode cruise control jika ada.
- Ketika kendaraan mulai mendapatkan kontrol, mulai rem perlahan-lahan untuk menurunkan kecepatan
Jika aquaplaning menyebabkan kendaraan tergelincir, lakukan hal berikut ini sesuai dengan jenis penggerak kendaraan:
- Jika kendaraan berpenggerak roda depan: Rem perlahan-lahan dan jika perlu, putar setir ke arah berlawanan dengan arah gelincir.
- Jika kendaraan berpenggerak roda belakang: Gas perlahan-lahan dan jika perlu, putar setir ke arah berlawanan dengan arah gelincir.
- Jika kendaraan berpenggerak empat roda: Putar setir ke arah gelincir, jika sudah mendapatkan kembali traksi, kemudian putar setir ke arah berlawanan.
Itulah dia ulasan mengenai apa itu aquaplaning, sebuah fenomena yang bisa terjadi pada kendaraan bermotor maupun kendaraan berlomba saat melintasi jalan basah.
Dari penjelasan di atas, jika aquaplaning terjadi, jangan panik, lepaskan pedal gas, pegang setir lurus, dan rem perlahan-lahan. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat berkendara dengan aman.