Apa Itu Burnout? Kenali Gejala dan Penyebab Sindrom Kelelahan Fisik dan Mental Ini

Apa Itu Burnout? Kenali Gejala dan Penyebab Sindrom Kelelahan Fisik dan Mental Ini

Apa Itu Burnout

DAFTAR ISI

Sediksi.com–Apakah kamu pernah merasa lelah secara fisik dan batin hingga pada titik di mana kamu tidak lagi memiliki energi untuk melanjutkan hari? Apakah kamu pernah merasa stres, jenuh, tidak berdaya, serta tidak dapat mengontrol diri, yang kemudian berujung pada hilangnya produktivitas di hadapan tugas-tugas atau pekerjaan? Jika ya, kamu bisa saja sedang mengalami burnout.

Sebenarnya, apa itu burnout? Apa saja gejalanya dan bagaimana cara mencegahnya?

Apa Itu Burnout?

Dikutip dari laman WHO, burnout adalah sebuah sindrom yang diakibatkan oleh stres kronis tempat kerja yang tidak dapat dikelola dengan baik. Sementara menurut laman Psychology Today, burnout merupakan kondisi kelelahan emosional, mental, dan tidak jarang juga fisik yang disebabkan oleh stres berulang dan berkepanjangan.

Kondisi ini dapat berujung pada kelelahan emosional, munculnya perasaan sinis atau negatif terhadap pekerjaan, serta berkurangnya pencapaian, baik secara profesional maupun personal.

Baca Juga: Apa Itu FOMO? Perasaan Takut Ketinggalan Bisa Diatasi Kok!

Penyebab Burnout

Setelah mengetahui apa itu burnout, selanjutnya kita beralih ke hal-hal yang menjadi penyebabnya. Burnout umumnya dialami oleh mereka yang bekerja pada kondisi tekanan tinggi, yang sering diasosiasikan dengan jenis-jenis pekerjaan berat dengan porsi kerja besar serta menuntut tanggungjawab tinggi.

Burnout sendiri dapat disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi beban dan waktu kerja tinggi, lingkungan kerja, kurangnya dukungan dan pengakuan, serta ketidaksesuaian antara individu dengan pekerjaan yang dilakukan.

Sementara faktor internal meliputi keinginan untuk melakukan semuanya secara sempurna atau perfeksionis, keinginan untuk dapat mengontrol segalanya sendiri, serta kesulitan untuk menetapkan batas diri.

Meski dunia kerja konvensional sering dianggap sebagai penyebab utama burnout, bidang lain juga dapat menjadi sumber terjadinya sindrom ini, misalnya dunia kerja domestik, dunia sekolah dan perkuliahan, dunia olahraga, dll.

Gejala Burnout

Gejala burnout dapat berdampak tidak hanya ke kesehatan mental saja, namun juga kesehatan fisik. Gejala burnout sendiri dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu gejala fisik, gejala emosi, dan gejala perilaku.

Gejala fisik meliputi keletihan, sakit kepala, insomnia, masalah lambung dan pecernaan, dll.

Gejala emosi meliputi antara lain perasaan mudah marah, kelelahan emosional, frustasi, jenuh, cemas, mood yang gampang berubah-ubah (mood swing), dan merasa tidak terkoneksi atau terasing dari orang lain.

Sementara gejala terakhir meliputi berbagai perilaku, seperti absen dari pekerjaan, menunda pekerjaan, menurunnya motivasi dan produktivitas, dan berkurangnya konsentrasi serta kemampuan dalam mengambil keputusan.

Pencegahan Burnout

Karena umum terjadi di dunia pekerjaan, pencegahan burnout membutuhkan kombinasi antara individu serta institusi untuk berperan aktif di dalamnya.

Pada tingkat individu, pencegahan burnout dapat berupa peningkatan kepedulian serta kesejahteraan diri sendiri, misalnya dengan melakukan olahraga ringan, meditasi, menghabiskan waktu di lingkungan yang memberi energi positif.

Selain itu, mengetahui batasan diri sendiri serta mampu mengelola stres dan emosi dengan baik, misalnya lewat relaksasi, juga dapat dicoba untuk meminimalisir rasa burnout.

Sementara itu pada tingkat institusi atau perusahaan, burnout dapat dicegah dengan mempromosikan lingkungan kerja yang sehat yang berorientasi pada kesejahteraan pegawai. Hal ini dapat dilakukan lewat pemberian dukungan, pengakuan dan penghargaan, serta memberikan peluang untuk pengembangan diri.

Pada ranah teknis, upaya meminimalisir burnout dapat dicoba dengan menerapkan jadwal atau kondisi pekerjaan yang lebih fleksibel serta memberi cuti berbayar. Selain itu, perusahaan juga sangat perlu menyediakan layanan konseling dan bantuan bagi para pegawai yang terkena sindrom ini.

Demikian ulasan terkait apa itu burnout beserta gejala, penyebab, dan langkah pencegahannya. Di kondisi di mana perkejaan semakin dituntut untuk serba cepat dan seproduktif mungkin membuat sindrom burnout menjadi konsekuensi logis dari kondisi ini.

Semoga ulasan terkait apa itu burnout ini bisa lebih meningkatkan pemahaman pembaca sekalian terhadap dampak merusak yang ditimbulkan oleh sindrom ini, sehingga membuat kita lebih peka terhadap kesehatan serta well-being diri sendiri dan sekitar.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel