Memahami Apa itu Dark Jokes, Humor yang Nyerempet Bahaya

Memahami Apa itu Dark Jokes, Humor yang Nyerempet Bahaya

Apa itu dark jokes

DAFTAR ISI

Sediksi – Dark Jokes berarti humor gelap yang biasanya membahas lelucon terkait isu yang menyerempet bahaya. Biasanya berupa guyonan terkait hal tabu, rasis, ofensif, sensitif, dan cenderung membuat orang lain tidak nyaman.

Lelucon semacam ini berpeluang lucu banget, sekaligus sanggup menyinggung orang lain. Tak jarang, saat dark jokes muncul, orang-orang menahan ketawa mencari aman.

Apa itu dark jokes, dan ciri-cirinya

Urban Dictionary mendefinisikan dark jokes sebagai “A dark joke is an offensive joke with an unexpected punchline, usually making fun of yourself or current problems in society.”

Dalam Bahasa Indonesia, apa itu dark jokes bisa dipahami sebagai lelucon yang ofensif disertai punchline (penutup komedi yang diajukan) yang tak terduga.

Biasanya, dark jokes dilakukan dengan menjadikan persoalan personal sebagai lelucon. Topik-topik terkini dalam masyarakat juga sering jadi bahan lelucon. Salah satu yang khas dari apa itu dark jokes adalah nuansa suram yang disuguhkan melalui lelucon.

Selain dark jokes, humor gelap ini juga jamak disebut sebagai black comedy atau komedi hitam. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan dark jokes, ciri-cirinya adalah:

  • Biasanya humornya mengandung hal yang sensitif.
  • Bisa disalah artikan sebagai sebagai celaan atau hinaan. Bedanya dark jokes dengan menghina adalah tempat, situasi, dan konteks ketika dark jokes itu dilontarkan.
  • Menantang apa yang dianggap baik secara moral oleh masyarajat kebanyakan.
  • Membawa hal-hal yang dianggap tidak pantas menjadi sebuah guyonan atau bahan tertawaan.

Sejarah Dark Jokes

Dalam sejarahnya, humor gelap ini dapat dinapak tilas semenjak jaman Romawi dan Yunani kuno. Terutama dalam pentas-pentas teatrikal.

Tokoh komedian dan aktor teater yang terkenal adalah Aristophanes dan Plautus yang kerap memasukkan humor saat pentas teater. Mereka terkenal mengeksplor tema-tema gelap semacam kematian, sakit, atau kebodohan sosok atau tokoh.

Baru pada abad ke-18 dan 19-lah, humor gelap ini dipisahkan menjadi genre tertentu. Pengarang seperti Jonathan Swift dan Mark Twain menggunakan satir dan humor gelap untuk mengritisi norma sosial dan perilaku manusia pada masa itu.

Di era modern, apa itu dark jokes atau black comedy menjadi lebih dikenal sebagai humor yang membawa situasi yang suram dan tidak nyaman. Hal ini menjadi tantangan sendiri dalam menantang batas-batas moral pada industri hiburan terkait soal apa yang dianggap sensitif oleh audiensnya.

Dark Jokes di Indonesia

Di Indonesia sendiri, dark jokes sebenarnya sudah dikenal sejak lama melalui pementasan tradisional seperti wayang kulit atau ludruk yang memang penikmatnya adalah rakyat jelata. Yang banyak dibawakan adalah humor soal fisik, status ekonomi, atau kesialan nasib orang lain. 

Meski begitu, istilah dark jokes di Indonesia era modern baru dikenal pada abad ke-20, di mana justru pada jaman Soeharto-lah dark jokes ini memiliki tempatnya sendiri untuk digunakan sebagai alat kritik dalam kebijakan publik.

Pada masa setelah reformasi, dark jokes mulai berkurang intensitasnya karena adanya kebebasan berpendapat sehingga orang-orang tidak perlu lagi menyampaikan pendapatnya dibalut dengan humor.

Pada satu sampai dua dekade setelahnya, dark jokes semakin banyak digemari dengan adanya acara-acara berupa stand up comedy dan platform Youtube atau aplikasi podcast. Karena pilihan platform tidak hanya di TV, para komedian tidak perlu lagi merasa harus bermain aman untuk melontarkan guyonan.

Mengapa Orang-Orang Menikmati Dark Jokes?

Secara semantik, dark jokes memikat audiens yang lelah dan jenuh dengan hiburan yang terlalu bermain aman, bernada positif, dan terbelnggu oleh batasan moral yang ada di masyarakat. Biasanya tema yang paling umum adalah soal kematian, disabilitas, tragedi, hal tabu, dan bahkan rasisme.

Selain itu, seperti halnya dengan menonton horor, dark jokes adalah humor yang dapat dinikmati karena ada unsur ketakutan di dalamnya. Tambah lagi, dark jokes mampu memberikan ruang untuk melepaskan diri dari keseharian yang selalu dibatasi oleh nilai dan tuntutan dalam masyarakat yang menjemukan.

Intensitas tarik ulur antara gelak tawa dan ketegangan soal hal-hal yang tidak pantas menjadi daya pikat tersendiri dalam menikmati dark jokes.

Oleh karena itu, para komedian yang membawakan dark jokes haruslah piawai dalam menyeimbangkan antara hal-hal yang menyimpang dengan kelucuan yang dihadirkan. Antara Ketidak nyamanan dengan hiburan haruslah seimbang. Mau segelap apapun hal yang ditawarkan takkan jadi soal jika kelucuan yang ditawarkan juga sepadan. Tentu saja respon audiens juga beragam. Ada yang merespon dengan emosi, kekagetan, sampai gelak tawa yang riuh.

Respon tersebut bergantung pada preferensi dan pengalaman proibadi dari tiap audiens. Oleh karena itu dark humor biasanya dibawakan dalam forum atau komunitas yang lebih terbatas. 

Misal circle pertemanan yang sudah akrab, di mana setiap orang di dalamnya sudah memahami humor apa yang akan membuat setiap orang di sana akan tersinggung atau tidak. Atau sebuah acara komedi tertutup yang memang dikhususkan untuk audiens yang memang sudah siap menerima dark jokes yang disampaikan tanpa terbawa emosi.

Oleh karena itu ada baiknya mampu menempatkan diri agar lebih berhati-hati dalam melontarkan dark jokes dan sebisa mungkin tidak ke ranah publik yang lebih luas dan beragam.

Bagaiman Cara Membawakan Dark Jokes dengan Aman?

Memang membawakan dark jokes adalah riskan dan berisiko. Baik berupa gugatan, somasi, tekanan, ancaman, bahkan sampai hukuman bui atau serangan yang mengancam nyawa. Oleh karena itu tidak boleh sembarangan dalam menyampaikan dark jokes. 

Satu kunci yang harus dipegang betul saat melontarkan dark jokes adalah konsensus atau kesepakatan. Sebagai komedian atau orang yang melemparkan dark jokes perlu melakuakn konfirmasi apakah audiens sudah sepakat untuk mendengarkan humor yang berisiko memb uat sakit hati atau emosi.

Caranya ada banyak. Bisa dengan bertanya langsung, mengundang audiens yang sudah dikenal dekat, membuat disclaimer sebelum membuat dark jokes, atau mengadakan briefing dengan audiens terlebih dahulu. 

Hal tersebut perlu dipastikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Ingat bahwa tujuan humor adalah membuat semuanya bahagia, bukan justru memancing masalah. Jika memang dirasa terlalu berisiko, lebih baik tidak membawakan dark jokes.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel