Efek Stroboskopik: Fenomena Visual yang Sering Menipu!

Efek Stroboskopik: Fenomena Visual yang Sering Menipu!

apa itu efek stroboskopik

DAFTAR ISI

Sediksi – Apakah kamu pernah melihat velg roda mobil yang berputar seolah-olah bergerak mundur di film atau rekaman video yang ada?

Atau apakah pernah juga melihat tetesan air yang tampak mengambang di udara saat disinari oleh lampu berkedip? Jika ya, maka kamu telah menyaksikan fenomena visual yang disebut efek stroboskopik.

Apa itu efek stroboskopik? Efek ini adalah ilusi gerakan yang terjadi ketika benda atau cahaya yang bergerak secara terus-menerus ditampilkan dengan serangkaian gambar pendek atau sampel sesaat.

Efek ini dapat menimbulkan kesan bahwa benda atau cahaya tersebut bergerak lebih lambat, lebih cepat, berhenti, atau bahkan berbalik arah. Bahkan tak terbatas pada visual bergerak saja, efek ini juga bisa muncul di foto sekalipun.

Nah, yuk simak ulasan apa itu efek stroboskopik lebih lengkap.

Apa itu Efek Stroboskopik?

Efek Stroboskopik: Fenomena Visual yang Sering Menipu! - Efek stroboskopik
Image from Pinterest

Lebih lengkapnya tentang penjelasan apa itu efek stroboskopik adalah akibat dari adanya aliasing antara frekuensi gerakan dan frekuensi pengambilan sampel.

Aliasing adalah fenomena di mana sinyal atau data yang berbeda tampak sama ketika diukur atau diamati dengan frekuensi tertentu.

Misalnya, jika kita mengambil gambar dari sebuah roda yang berputar dengan kecepatan 60 putaran per detik, dan kita menggunakan kamera yang mengambil gambar 60 fps (frame per second), maka setiap gambar akan menunjukkan roda pada posisi yang sama.

Jadi dengan kata lain, roda tersebut tampak diam. Namun, jika kita menggunakan kamera yang mengambil gambar 61 fps, maka setiap gambar akan menunjukkan roda pada posisi yang sedikit lebih mundur dari sebelumnya.

Dengan demikian, roda tersebut tampak berputar mundur dengan kecepatan satu putaran per detik. Efek ini bukanlah ilusi namun seolah-olah seperti ilusi dikarenakan kamera yang menangkap momennya (fps) sama dengan jumlah putaran per detiknya.

Efek stroboskopik dapat terjadi pada benda atau cahaya yang bergerak secara periodik, yaitu berulang-ulang dengan interval waktu yang sama.

Contoh benda yang bergerak secara periodik adalah roda, baling-baling, kipas angin, jarum jam, dan lain-lain. Sedangkan contoh cahaya yang bergerak secara periodik adalah lampu neon, lampu pendar, lampu disko, dan lain-lain.

Efek stroboskopik dapat diamati dengan menggunakan alat yang disebut stroboskop, yaitu alat yang menghasilkan cahaya berkedip dengan frekuensi tertentu.

Stroboskop dapat digunakan untuk mengukur kecepatan putaran benda atau cahaya dengan cara menyesuaikan frekuensi kedipannya hingga benda atau cahaya tersebut tampak diam atau bergerak lambat.

Siapa Penemunya?

Jadi udah tau kan tentang apa itu efek stroboskopik, lalu siapa yang menemukan ini untuk pertama kali?.

Jadi ada seorang ilmuwan Austria bernama Simon Ritter von Stampfer pada tahun 1832. Ia menciptakan sebuah alat yang disebut Stroboskopische Scheiben (cakram stroboskop), yang merupakan salah satu bentuk awal dari animasi.

Alat ini terdiri dari dua cakram kertas yang dipasang pada poros dan dapat diputar dengan tangan. Pada salah satu cakram terdapat serangkaian gambar yang menunjukkan gerakan suatu objek, misalnya seorang penari atau seekor kuda.

Pada cakram lain terdapat lubang-lubang kecil yang sesuai dengan jumlah gambar pada cakram pertama.

Ketika kedua cakram diputar bersama-sama dengan kecepatan tertentu sambil dilihat melalui lubang-lubang tersebut, maka gambar-gambar tersebut akan tampak hidup dan bergerak.

Pada tahun yang sama, seorang ilmuwan Belgia bernama Joseph Plateau juga menemukan alat serupa yang disebut Phenakistiscope (penampak gerakan), tanpa mengetahui penemuan Stampfer sebelumnya.

Alat ini juga terdiri dari dua cakram kertas yang diputar bersama-sama dengan poros dan tangan. Namun, pada alat ini lubang-lubang kecil tidak terdapat pada cakram kedua, melainkan pada cakram pertama di antara gambar-gambar.

Ketika cakram diputar sambil dilihat melalui lubang-lubang tersebut di depan cermin, maka gambar-gambar tersebut akan tampak bergerak.

FPS itu Apa?

Mengenai apa itu efek stroboskopik tadi kan juga menginggung tentang fps yang ada pada kamera, lalu apa itu fps?

Fps adalah singkatan dari frames per second, yaitu satuan yang digunakan untuk mengukur frekuensi pengambilan sampel atau jumlah gambar yang ditampilkan dalam satu detik.

Biasanya digunakan untuk mengukur kualitas tampilan video, film, atau permainan. Semakin tinggi fps, semakin halus dan nyata gerakan yang ditampilkan. Sebaliknya, semakin rendah fps, semakin patah-patah dan tidak alami gerakan yang ditampilkan.

Fps yang ideal untuk menampilkan gerakan yang tampak alami dan nyaman bagi mata manusia adalah sekitar 24 hingga 60 fps.

Namun, fps yang dibutuhkan untuk menampilkan gerakan yang tampak alami dan nyaman bagi mata manusia juga tergantung pada jenis dan kecepatan gerakan itu sendiri.

Misalnya, gerakan yang lambat dan halus dapat ditampilkan dengan fps yang lebih rendah daripada gerakan yang cepat dan tajam. Selain itu, fps yang dibutuhkan juga tergantung pada resolusi, warna, kontras, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas tampilan.

Itulah dia ulasan mengenai apa itu efek stroboskopik. Efek ini adalah fenomena visual yang menarik dan menakjubkan.

Efek ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti mengukur kecepatan putaran benda atau cahaya, membuat animasi, membuat efek khusus, atau sekadar bersenang-senang.

Efek ini juga dapat membantu kita memahami bagaimana mata dan otak manusia bekerja dalam memproses informasi visual. Dengan demikian, efek stroboskopik adalah salah satu bukti bahwa apa yang kita lihat tidak selalu sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Sekian artikel yang saya buat tentang apa itu efek stroboskopik. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasanmu. Terima kasih telah membaca artikel ini!!.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan
notix-artikel-retargeting-pixel