Sediksi.com – Jika di Indonesia ada Tedhak Siten untuk menyambut pertumbuhan anak, di Jepang ada Hatsu Tanjou yang dilakukan saat anak berusia setahun.
Penasaran dengan apa itu Hatsu Tanjou dan bedanya dengan Tedhak Siten?
Meskipun sama-sama merayakan kehadiran anak, keduanya punya makna dan aktivitas yang sangat berbeda.
Jepang kaya akan budaya dan tradisi yang masih dipegang erat sampai sekarang. Salah satunya adalah Hatsu Tanjou yang dilakukan agar anak siap menghadapi dunia ke depannya. Lalu, apa itu Hatsu Tanjou, sejarahnya, dan kegiatan yang harus dilakukan? Yuk, simak sampai habis artikel di bawah!
Apa itu Hatsu Tanjou?
Hatsu Tanjou, dalam bahasa Jepang, secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “kelahiran pertama” atau “ulang tahun pertama.” Tradisi ini bukan hanya perayaan ulang tahun, tapi juga sebuah upacara khusus yang diadakan untuk merayakan pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun pertama kehidupannya.
Hatsu Tanjou menjadi momen yang sangat penting dan berkesan bagi keluarga di Jepang. Pasalnya, mereka menyambut kehidupan baru dan mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran si kecil lewat tradisi ini. Tradisi ini juga mengajarkan anak untuk siap menghadapi segala rintangan ke depannya.
Sejarah Hatsu Tanjou
Untuk memahami Hatsu Tanjou, kalian perlu mengetahui sejarahnya yang penuh makna. Tradisi ini menjadi rutinitas dan warisan budaya yang terus diperbarui dari generasi ke generasi. Hatsu Tanjou pertama kali muncul pada masa Perang Dunia Kedua. Tradisi ini diadakan untuk mensyukuri dan meramalkan masa depan bayi.
Hatsu Tanjou dilakukan karena banyak anak yang tidak selamat dari penyakit, kelainan, dan faktor lainnya pada masa itu. Pasalnya, anak masih belum mendapat perawatan dan vaksinasi yang baik. Jadi, para orang tua menunjukkan rasa syukur mereka saat anak berusia setahun dengan mengadakan Hatsu Tanjou.Â
Aktivitas yang Dilakukan saat Hatsu Tanjou
Hatsu Tanjou bukanlah acara formal dengan cara meniup lilin ulang tahun atau mendapat kado. Ini adalah tradisi yang sarat dengan makna dan aktivitas khusus untuk menandai momen bersejarah anak. Ada dua aktivitas utama yang dilaksanakan saat Hatsu Tanjou, yaitu:
Issho Mochi
Issho Mochi menjadi salah satu kegiatan yang tak kalah menarik pada perayaan Hatsu Tanjou. Anak akan membawa dua mochi berwarna merah dan putih di punggungnya. Mochi yang bertuliskan nama anak itu akan dibalut dengan kain dan diikatkan di punggung.
Berat mochinya sekitar 1-2 kg dengan bentuk pipih dan bulat. Anak bisa membawanya dengan berjalan kaki atau merangkak. Lalu, orang tua akan membimbing anak untuk mendekat ke mereka. Issho Mochi diadakan untuk mendatangkan berkah kesehatan, kesejahteraan, dan enman (kejantanan).
Namun, banyak orang tua yang tidak tega melihat anak kesusahan sehingga kegiatan menggendong mochi digantikan dengan menginjaknya. Aktivitas menginjak mochi disebut juga fumi mochi yang menandakan anak akan mandiri dalam hidupnya.
Beberapa prefektur di Jepang punya keunikan tersendiri dalam pelaksanaan Isshou Mochi, antara lain:
- Hokkaido : Anak akan membawa bungkusan mochi dan berusaha dijatuhkan oleh orang tuanya. Jika anak jatuh, orang-orang percaya bahwa itu adalah pertanda anak akan keluar dari rumah saat sudah cukup dewasa.
- Koshinetsu: Selain membawa gulungan mochi, anak harus menginjak atau duduk di atas mino (kipas penampi bambu). Anak yang ada di atas mino akan digerakkan seperti sedang mengayak beras. Gerakan ini bermakna sifat baik anak akan tinggal dan sifat jahatnya akan dibuang.
- Kyushu: Anak tidak membawa mochi di Kyushu. Mereka akan memakai sandal anyaman jerami (waraji) dan menginjak mochi dengan itu. Orang tua diperbolehkan membantu anak berjalan di atas mochi.
Erabitori
Aktivitas Hatsu Tanjou yang kedua adalah Erabitori. Ini merupakan kegiatan memilih benda-benda kecil yang ditempatkan di hadapan anak Benda yang diambil anak diyakini akan menjadi pertanda minat atau kecenderungan masa depannya. Erabitori membawa keceriaan dan sangat dinantikan di tengah-tengah perayaan Hatsu Tanjou.
Benda-benda yang dipilih punya makna tersendiri untuk jalan masa depan anak. Misalnya, buku berarti anak akan suka belajar ilmu baru, pensil berarti anak akan punya bakat menggambar, lembaran uang berarti anak tidak akan khawatir dengan keuangan di masa depan.Â
Nah, sekarang kita tahu apa itu Hatsu Tanjou, sejarah, dan aktivitasnya. Hatsu Tanjou menjadi tradisi yang sarat dengan makna dan aktivitas khusus untuk menandai momen bersejarah anak. Tradisi ini mengajarkan kita tentang kebersamaan, rasa syukur, dan harapan untuk masa depan.