Sediksi.com – Sindrom Asperger adalah salah satu dari gangguan spektrum autisme (ASD) yang menimbulkan kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi nonverbal, serta pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas dan berulang.
Nah, lalu apa itu sindrom Asperger? Ciri dari penderita sindrom Asperger biasanya memiliki kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang baik, tetapi masih canggung atau sangat minim dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Sindrom ini menyerang anak-anak dan bertahan hingga mereka dewasa. Meski belum ditemukan obatnya, sindrom Asperger yang terdiagnosis dan tertangani sejak dini bisa membantu penderita untuk meningkatkan potensi dan kemampuan diri dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.
Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih lanjut tentang apa itu sindrom Asperger, apa saja gejala dan penyebabnya, serta bagaimana cara mengobati sindrom ini. Simak terus artikel ini untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat!
Apa itu Sindrom Asperger?
Secara singkat apa itu Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan mental dan saraf yang tergolong dalam gangguan spektrum autisme. Gangguan ini dapat memengaruhi perilaku, cara berkomunikasi, dan kemampuan penderitanya dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.
Berbeda dengan penderita gangguan spektrum autisme lainnya, penderita sindrom Asperger biasanya memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang cukup tinggi dan mahir dalam berbahasa.
Namun, penderita sindrom Asperger sering kali kesulitan untuk menuangkan emosi dan pikirannya, serta kerap kesulitan untuk berkomunikasi.
Gejala dan Penyebab Sindrom Asperger
Di atas adalah penjelasan apa itu sindrom Asperger, sindrom ini menimbulkan gejala-gejala yang tidak terlalu berat dibandingkan dengan jenis penyakit autisme lainnya.
Beberapa tanda atau gejala yang khas pada sindrom Asperger, yang dikutip dari laman Healthline dari tulisan What Is Asperger’s Syndrime, diantaranya yaitu:
- Fokus berlebihan. Banyak orang mengembangkan fokus ekstrem pada topik minat yang sempit. Bagi anak-anak, hal itu bisa berupa minat yang sagat besar terhadap hal-hal seperti kereta api, dinosaurus, dan hal spesifik lainnya. Ketertarikan ini dapat memicu percakapan sepihak – hanya pada topik yang ia sukai – dengan teman sebaya dan orang dewasa.
- Kesulitas mengenali isyarat sosial. Seorang penderita Asperger mungkin tidak menyadari adanya upaya untuk mengubah topik pembicaraan, yang dapat menjadi salah satu alasan mengapa mereka mengalami kesulitan dalam interaksi sosial. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan untuk mengatahui kapan harus merendahkan suara di lokasi tertentu.
- Kesulitan dengan keterampilan motorik dan koordinasi. Beberapa anak dengan Asperger mungkin menemukan keterampilan motorik yang penting seperti berlari dll, namun mereka juga mungkin kurang koordinasi dan mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik yang lainnya misal seperti naik sepeda dll.
- Kesulitan dalam membaca ekspresi wajah atau bahasa tubuh. Banyak penyandang autism mengalami kesulitan untun mengenali dan memahami perasaan orang lain. Kemungkinan mereka merasa bahasa tubuh sulit untuk ditafsirkan, menghindari kontak mata, berbicara dengan nada monoton dan hanya sedikit menunjukkan ekspresi wajah.
Seperti itulah gejala dari sindrom Asperger ini, lalu pertanyaan selanjutnya, apa yang menyebabkannya? Baiklah, dari penjelasan apa itu sindrom Asperger dan beberapa gejala di atas sudah menggambarkan seperti apa sindrom ini.
Nah, penyebab dari kira-kira sama seperti autisme pada umumnya, yakni perubahan di otak, akan tetapi para ahli belum menentukan dengan tepa tapa yang menyebabkan terjadinya perubahan ini.
Para ahli telah mengidentifikasi beberapa faktor potensial yang mungkin berkontribusi pada perkembangan autism, termasuk genetika dan paparan racun lingkungan, seperti bahan kimia atau virus dan anak laki-laki lebih mungkin menerima diagnosis autism spectrum disorder (ASD).
Cara Mengobatinya
Sebenarnya tidak ada obat untuk mengobati Asperger ini, tapi beberapa orang mungkin menggunakan obat untuk mengelola gejala kondisi umum yang terjadi pada saat yang sama, yakni depresi dan kecemasan seperti obat antidepresan, obat anti-kecemasan dll.
Lalu untuk pendekatannya sendiri, beberapa terapi dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi, regulasi emosi dan interaksi sosial pada para penderita sindrom Asperger ini, diantaranya adalah:
- Terapi perilaku kognitif (CBT), yakni jenis psikoterapi yang dapat membantu mengidentifikasi dan mengubah pola piker dan perilaku negatif.
- Terapi wicara. Seseorang terapis wicara mengevaluasi dan mengatasi tantangan bahasa dan komunikasi, untuk seorang dengan Asperger, terapi wicara dapat membantu dengan kontrol suara.
- Pelatihan keterampilan sosial. Program keterampilan sosial membahas masalah yang membuat interaksi sosial menantang bagi orang-orang.
Itulah dia ulasan tenang apa itu sindrom Asperger, ini adalah gangguan spektrum autisme yang menimbulkan kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi nonverbal, serta pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas dan berulang.
Penderita sindrom Asperger biasanya memiliki kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang baik, tetapi masih canggung atau sangat minim dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Sindrom Asperger tidak memiliki obat pengobatan secara khusus, tetapi dapat ditangani dengan beberapa cara, seperti terapi komunikasi nonverbal, terapi perilaku kognitif, terapi keluarga atau kelompok dukungan, terapi wicara, dan lain-lain.
Dengan penanganan yang tepat, penderita sindrom Asperger dapat meningkatkan potensi dan kemampuan diri dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.