Spotlight Effect: Saat Merasa Semua Mata Memperhatikanmu

Spotlight Effect: Saat Merasa Semua Mata Memperhatikanmu

Apa itu Spotlight Effect

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Efek sorotan atau yang dikenal sebagai spotlight effect adalah fenomena psikologis di mana seseorang cenderung merasa bahwa perhatian orang di sekitarnya terfokus secara intens pada setiap perilaku, penampilan, atau kekurangan yang dimilikinya.

Apa Sodik pernah merasakan hal tersebut? Sepertinya Sodik harus membaca artikel ini sampai kelar.

Apa Itu Spotlight Effect?

Spotlight effect adalah istilah dalam psikologi sosial yang merujuk pada kecenderungan seseorang untuk berpikir bahwa perhatian terhadap dirinya jauh lebih besar dari kenyataan.

Individu dapat mengalami spotlight effect dalam berbagai situasi, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Spotlight Effect/ nutripeople.org
Spotlight Effect/ nutripeople.org

Sebagai contoh, ketika seseorang berhasil melakukan presentasi yang bagus, mereka mungkin merasa bahwa semua orang terkesan dengan kemampuan mereka dan menciptakan situasi yang positif. Sebaliknya, jika presentasi tidak berjalan dengan baik, mereka mungkin merasa seolah-olah semua orang tertawa di belakang mereka serta menciptakan situasi yang negatif.

Pada dasarnya, setiap kali kita mempertimbangkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, kita cenderung melebih-lebihkan seberapa besar kemungkinan mereka memperhatikan atau peduli terhadap hal-hal yang kita lakukan.

Dengan kata lain, kita sering merasa bahwa diri kita menjadi pusat perhatian dari semua orang, terutama ketika melakukan kesalahan atau tindakan yang dianggap kurang bijaksana, meskipun kenyataannya hal tersebut tidak selalu benar.

Baca Juga: Napoleon Complex, Mitos Orang Pendek Lebih Galak

Pemicu Seseorang Merasakan Spotlight Effect

Spotlight effect muncul sebagai dampak dari egocentric bias yang merupakan kecenderungan untuk mengasosiasikan sudut pandang orang lain dengan sudut pandang kita sendiri.

Para ahli meyakini bahwa karena kita sangat menyadari perilaku dan penampilan kita sendiri, kita cenderung melupakan fakta bahwa orang-orang di sekitar kita mungkin tidak terlalu fokus atau bahkan tidak peduli dengan hal-hal tersebut.

Spotlight Effect/ MantraCare
Spotlight Effect/ MantraCare

Menurut Nathan Heflick, seorang dosen senior psikologi di University of Lincoln di Inggris, “Kita adalah pusat dunia diri kita sendiri.” Pernyataan ini tidak bermaksud sombong atau narsis, melainkan bahwa penilaian kita terhadap dunia sebagian besar datang dari pengalaman dan perspektif kita sendiri yang kemudian kita gunakan untuk mengevaluasi pikiran dan perilaku orang lain.

Akibatnya, kita cenderung merasa bahwa semua orang memiliki pandangan dan pemikiran yang serupa dengan kita, meskipun kenyataannya setiap individu memiliki perspektif dan pemikiran yang unik.

Tips Mengatasi Spotlight Effect

Sodik merasa bahwa spotlight effect nggak bisa dihilangkan? Eits… semua hal di dunia ini punya dua sisi seperti sebuah koin kok, termasuk peristiwa ini. Kamu bisa mengatasi spotlight effect dengan beberapa tips di bawah ini!

Ingat, Nggak Semua Hal Berkaitan dengan Dirimu

Mengatasi spotlight effect dapat dimulai dengan menyadari dan mengakui keberadaannya, yang dapat dicapai melalui praktik mindfulness.

Spotlight Effect/ LinkedIn
Spotlight Effect/ LinkedIn

Dengan menyadari bahwa setiap orang di sekitarmu memiliki perhatian mereka sendiri yang difokuskan, perasaan efek sorotan ini mungkin tidak akan terasa seintens yang kamu bayangkan.

Jadi, meskipun penampilanmu ke kantor tidak sebersih biasanya, perlu diingat bahwa jauh lebih sedikit orang yang benar-benar memperhatikannya daripada yang mungkin kamu kira. Dan jika ada yang menyadarinya, kemungkinan besar mereka tidak akan mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.

Menjaga Ketenangan dan Kecemasan

Spotlight effect mungkin tidak selalu terkait dengan kesalahan di tempat umum, tetapi itulah saat di mana kamu mungkin merasakannya paling kuat.

Jika rekan kerja atau bahkan atasan secara tidak sengaja mendengar atau melihat sesuatu yang berbeda, atasi ketegangan dengan memberikan komentar ringan.

Buatlah suasana seolah-olah kejadian tersebut hanya terjadi di antara kalian berdua. Dengan cara ini, kamu tidak perlu menghabiskan waktu untuk meragukan apakah mereka mempermasalahkannya atau tidak.

Sebagai contoh, kamu dapat mengatakan sesuatu seperti, “Maaf, sepertinya hari ini saya kurang fokus.” Setelah itu, lanjutkan dengan apa yang ingin kamu sampaikan.

Ajukan Pertanyaan kepada Orang Lain untuk Mengetahui Pandangan Mereka

Mendapatkan umpan balik dari orang lain terkadang dapat membantu mengatasi bias egosentris yang memicu efek sorotan.

Proses ini dapat membuka pandanganmu terhadap berbagai perspektif.

Khususnya, jika kamu sering merasa cemas tentang perhatian orang lain di tempat kerja, meminta pendapat dari rekan kerja yang dipercayai dapat memberikan wawasan tambahan.

Tindakan ini membantu kamu mengidentifikasi apakah kamu melebih-lebihkan sejauh mana perhatian orang lain terhadapmu.

Selain itu, memberikan umpan balik dapat membantu kamu menilai seberapa besar kemungkinan kamu cenderung memperbesar situasi tersebut.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel