Sediksi.com – Nikola Tesla mengabdikan hidupnya untuk memecahkan beberapa misteri terbesar sains. Ia adalah salah satu ilmuwan fisika paling berpengaruh dalam sejarah perkembangan sains dan teknologi.
Namun, di balik kisah hidupnya yang sangat inspiratif, kematian sang fisikawan bisa dibilang cukup tragis. Bagaimana Nikola Tesla Meninggal sebenarnya merupakan penyakit umum. Namun, kondisi Tesla menjelang kematiannya itulah yang membuat kepergiannya dianggap tragis.
Penasaran dengan kisahnya dan bagaimana Nikola Tesla meninggal? Sediksi sudah merangkum untuk menceritakan kisahnya, yang inspiratif sekaligus tragis dalam akhir kisah hidup sang penemu genius ini.
Bagaimana Nikola Tesla Meninggal
Seperti yang kita tau, Nikola Tesla adalah sosok yang sangat genius, mampu memecahkan beberapa persoalan misterius sains pada kala itu. Penemuan-penemuan pria keturunan Serbia ini berhasil memajukan peradaban hingga berkembang pesat seperti sekarang.
Tesla adalah sosok yang menemukan sistem arus listrik Alternating Current (AC), pembangkit listrik tenaga air, hingga motor induksi. Ia juga melakukan eksperimen dari teknologi yang sudah ada dan berhasil menciptakan lampu neon.
Penemu brilian ini memang telah menjalani hidup yang luar biasa, tetapi ketika dia meninggal sendirian dan bangkrut di New York City, dia meninggalkan banyak misteri yang menyelimuti kematiannya.
Nikola Tesla meninggal dunia pada 7 Januari 1943, Nikola Tesla meninggal dunia pada usia 86 tahun, di lantai 33 Hotel New Yorker di Manhattan. Penyebab kematiannya diyakini akibat trombosis koroner.
Trombosis koroner adalah kondisi di mana pembuluh darah jantung tersumbat oleh plak darah atau lemak. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Dalam waktu singkat setelah kematiannya itu, agen pemerintah AS segera menyerbu hotel tempat Tesla tinggal dan mengumpulkan catatan dan file-filenya.
Banyak yang menyakini bahwa mereka mencari bukti tentang Tesla “death ray”, sebuah perangkat yang telah ia gagas selama bertahun-tahun, yang dikatakan dapat mengubah peperangan selamanya, serta penemuan lain yang dapat mereka temukan.
Sesaat ketika mendengar kematian Tesla, keponakannya yakni Sava Kosanovic, langsung bergegas ke hotel tersebut. Namun apa yang dia temukan saat tiba adalah pemandangan yang meresahkan.
Tidak hanya tubuh pamannya itu yang hilang, tetapi juga tampaknya seseorang telah menghapus banyak catatan dan arsip-arsipnya itu.
Mengutip dari Allthatsinteresting, bahkan perwakilan dari Office of Alien Property Custodian, peninggalan dari pemerintah federal selama Perang Dunia I dan II, pernah datang ke kamar Tesla dan mengambil beberapa berkas untuk diperiksa.
Perwakilan yang datang tersebut mencari sebuah penelitian tentang senjata super seperti Tesla death ray, karena khawatir Kosanovic atau orang lain mungkin telah merencanakan untuk mengambil penelitian itu dan memberikannya kepada Soviet.
Tesla meninggal dunia tanpa sempat melihat hasil dari proyek Wardenclyffe Tower, sebuah pemancar tenaga dan komunikasi nirkabel antarbenua yang ia bangun untuk mencapai visinya. Proyek ini mengalami banyak kendala keuangan dan teknis, sehingga tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan oleh Tesla.
Kisah Tesla Menjelang Tua
Tesla pada masa-masa menjelang tuanya menarik diri dari dunia. Pada tahun 1912, ia menjadi semakin impulsif. Seperti ia sering menghitung langkahnya, bersikeras memiliki 18 serbet di meja, dan menjadi semakin terobsesi dengan kebersihan serta angka 3,6 dan 9.
Pada tahun 1934, Tesla menggambarkan senjata partikel atau sinar kematian yang bisa menjatuhkan 10.000 pesawat musuh dari langit.
Juga pada tahun 1935, di pesta ulang tahunnya yang ke 79, ia mengatakan bahwa telah menemukan perangkat osilasi berukuran saku yang dapat meratakan Empire State Building.
Tujuan tesla menciptakan senjata-senjata itu sebenarnya dimaksudkan untuk mempromosikan perdamaian, bukan perang.
Dia bahkah telah mencoba mengumbarnya di depan pemerintah-pemerintah dunia selama hidupnya. Hanya Uni Soviet yang tampak tertarik. Kabarnya mereka memberi Tesla cek senilai 25.000 dolar sebagai imbalan atas beberapa rencananya itu.
Tentu saja pemerintah AS mendengar hal itu tak tinggal diam, mereka juga menginginkannya, utamanya pada Tesla Death Ray yang kemungkinan dapat mengubah keseimbangan kekuatan dalam konflik mendatang.
Itulah dia kisah tragis dari bagaimana Nikola Tesla meninggal, ia adalah seorang ilmuwan visioner yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sains dan teknologi manusia.
Meskipun hidupnya penuh dengan kesulitan dan kesedihan, ia tetap berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya dengan gigih dan tekun. Kematiannya juga menjadi salah satu misteri yang belum terpecahkan dalam sejarah.
Tesla meninggal dunia karena penyakit umum, tetapi kondisi jantungnya sangat buruk akibat penggumpalan darah akibat trombosis koroner.
Tesla meninggal dunia sebagai salah satu ilmuwan visioner yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sains dan teknologi manusia.