Siapa Bajak Laut Pertama di Dunia?

Siapa Bajak Laut Pertama di Dunia?

bajak laut pertama di dunia

DAFTAR ISI

Pertanyaan tentang siapa bajak laut pertama di dunia sering muncul ketika orang mencoba memahami sejarah panjang pembajakan. 

Dunia maritim sudah ada ribuan tahun, tetapi catatan sejarahnya tidak selalu lengkap. Karena itulah, menentukan satu nama tunggal sebagai “bajak laut pertama di dunia” bukan perkara mudah.  Namun jejak-jejak paling awal sudah muncul sejak manusia mulai berdagang lewat laut.

Bajak laut zaman dahulu

Pembajakan tidak muncul tiba-tiba. Ketika peradaban awal mulai memanfaatkan kapal untuk berdagang di sekitar Laut Tengah, Mesopotamia, dan Laut Merah, muncul pula pihak-pihak yang melihat kesempatan untuk merampas barang berharga di atas kapal.

Sekitar 3000 SM, jalur perdagangan laut mulai terbentuk antara Mesir, Fenisia, dan kerajaan-kerajaan kecil di Mediterania timur.

Di sinilah kita menemukan catatan pembajakan paling awal. Kapal-kapal yang membawa rempah, logam, atau kayu sering menjadi sasaran perampokan oleh kelompok yang tidak terikat pemerintahan mana pun.

Salah satu kelompok yang paling sering disebut adalah Sea Peoples, suatu konfederasi penyerang yang muncul sekitar abad ke-13 SM. Mereka sering menyerbu kota-kota pesisir sekaligus merampok kapal dagang. 

Pembajakan pada era ini bukan hanya tindakan kriminal. Sering kali mereka muncul sebagai akibat kekacauan politik, kelaparan, migrasi besar-besaran, dan konflik antarkerajaan. 

Siapa bajak laut pertama di dunia?

bajak laut pertama di dunia
Ilustrasi ertempuran Sea Peoples. Lukisan Igor Dzis/Karwansary Publishers.

Meski tidak ada jawaban tunggal, sebagian sejarawan menyebut kelompok Sea Peoples sebagai kandidat kuat kelompok bajak laut pertama di dunia yang tercatat secara jelas. 

Setidaknya, ada sembilan sub-kelompok Sea Peoples, yakni:

  • Lukka
  • Sherden
  • Shekelesh
  • Peleset
  • Denyen
  • Teresh
  • Tjekker
  • Weshesh
  • Eqwesh

Catatan tentang mereka sudah ada dalam prasasti Mesir sekitar abad ke-14 hingga ke-13 SM. Mereka digambarkan sebagai perampok yang menyerang kapal-kapal Mesir maupun wilayah di sekitar Anatolia.

Dalam catatan kuno, kelompok Lukka kerap muncul sebagai penyerang jalur perdagangan di Laut Aegea dan Mediterania timur. Sementara Sherden disebut Firaun Ramses II sebagai musuh yang “datang dari laut” dan merampok kapal-kapal Mesir.

Beberapa tokoh dari mitologi Yunani juga sering dikaitkan dengan pembajakan awal, meski statusnya lebih legenda daripada fakta sejarah. 

Cerita tentang Teukros atau pelaut-pelaut yang kembali dari Perang Troya kadang menggambarkan praktik perampokan laut, tetapi sumbernya tidak cukup kuat untuk diklasifikasikan sebagai sejarah.

Karena itu, jika kita mengacu pada catatan tertua yang cukup jelas, maka kelompok Lukka atau Sherden bisa dianggap sebagai keompok bajak laut pertama di dunia yang terdokumentasi dalam sejarah dunia. Mereka tidak hanya muncul sebagai perampok, tetapi juga sebagai faktor penting dalam perubahan politik kawasan Mediterania.

Catatan penting soal perompak laut juga ditulis oleh Herodotus, sejarawan Yunani. Dalam catatannya, Herodotus menyebut nama Dionysius dari Ionia (sekarang Turki modern). 

Dionysius ialah seorang komandan laut yang membangun markas bajak laut di Sisilia. Itu membuat kelompoknya maupun bajak laut lain merompak kapal yang melintas di lautan sekitar situ.

Sisilia dan Shekelesh ditengarai punya keterkaitan erat dari segi nama. Sama halnya dengan Lukka (Lycia), Sherden (Sardinia), demikian pula dengan kelompok lainnya.

Mereka bukan entitas tunggal, melainkan berbeda-beda sesuai asal-usul geografis. Meski demikian, catatan sejarah dari era Ramses III di Mesir kuno menyebut kalau mereka haus darah, anarkis, dan jahat.

Zaman keemasan bajak laut

10 Bajak Laut Terkenal
Image from Pixabay

Melompat beberapa ribu tahun dari era kuno, dunia memasuki masa yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Bajak Laut. Periode antara akhir abad ke-17 hingga awal abad ke-18 ini adalah masa ketika pembajakan mencapai tingkat paling terkenal dan berpengaruh, terutama di Samudra Atlantik, Karibia, hingga pantai Afrika barat.

Pada masa ini, perdagangan internasional berkembang pesat. Kapal-kapal Eropa membawa emas, gula, rum, kapas, dan berbagai komoditas lain melintasi jalur panjang yang sulit diawasi. Lemahnya pengawasan, konflik antarnegara, dan banyaknya pelaut yang kehilangan pekerjaan menciptakan kondisi ideal bagi tumbuhnya bajak laut.

Dari masa ini lahir tokoh-tokoh yang sampai sekarang hidup dalam budaya populer. Edward Teach, atau Blackbeard, dikenal karena penampilan menyeramkan dan taktik psikologis yang membuat lawannya gentar sebelum bertempur. 

Ada juga Henry Morgan, yang memulai karier sebagai privateer sebelum menjadi tokoh politik di Jamaika. Nama lain seperti Charles Vane, Calico Jack, hingga Anne Bonny memberi warna tersendiri pada dunia bajak laut.

Zaman keemasan ini menjadi titik ketika pembajakan tidak hanya menjadi ancaman perdagangan, tetapi juga bagian dari cerita besar dunia maritim. Banyak kisah mereka diwariskan dalam buku, film, dan legenda yang masih hidup hingga kini.

Dari bajak laut pertama di dunia, hingga di era keemasan bajak laut, mereka punya misi yang sama. Bagaimana dengan rekan mereka di masa kini?

Bajak laut modern

kapten kapal bajak laut kurohige
sportskeeda

Jika mendengar kata “bajak laut”, sebagian orang mungkin langsung membayangkan kapal kayu, bendera tengkorak, dan pertempuran pedang. Namun pembajakan tidak berhenti pada abad ke-18. Hingga sekarang, praktiknya masih terjadi, bahkan dengan cara yang jauh lebih terorganisasi.

Wilayah seperti Somalia, Teluk Aden, dan Samudra Hindia menjadi titik panas pembajakan modern. Kelompok bersenjata sering menyandera kapal besar untuk memperoleh uang tebusan. 

Di Asia Tenggara, terutama sekitar Selat Malaka, perampokan kapal kargo juga menjadi masalah yang terus diawasi oleh otoritas internasional.

Motivasi pembajakan modern lebih condong pada kebutuhan ekonomi dan kondisi sosial politik yang tidak stabil. Pembajakan modern melibatkan senjata otomatis, kapal cepat, hingga jaringan kriminal internasional.

Untuk menanggulanginya, negara-negara dunia membentuk kerja sama militer dan keamanan. Kapal patroli internasional, sistem radar, dan regulasi pelayaran diperketat untuk mengurangi risiko serangan di laut.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel