Sediksi.com – Salah seorang pendukung klub FC Nantes meninggal dunia pada Sabtu malam (2/12/2023) waktu setempat akibat luka parah yang dideritanya, buntut dari insiden bentrokan suporter Nantes dan Nice.
Bentrokan tersebut terjadi sebelum laga Ligue 1 antara Nantes menjamu OGC Nice yang berlangsung di Stade de la Beaujoire dimulai. Pertandingan itu sendiri berakhir dengan kemenangan tipis tim tuan rumah 1-0.
Kabar tewasnya seorang pendukung Nantes ini telah dikonfirmasi langsung oleh pihak klub berjuluk La Maison Jaune tersebut.
“Dalam situasi yang menjadi subjek penyelidikan hukum yang sedang berlangsung, seorang pendukung berusia 31 tahun kolaps ke belakang.
“Meskipun mendapat intervensi dari layanan emergensi, pendukung tersebut tidak dapat diselamatkan. Klub hanya bisa menyesalkan hilangnya nyawa seseorang dalam keadaan seperti itu.
“FC Nantes ingin menyampaikan belasungkawa yang paling mendalam kepada keluarga korban serta orang-orang terdekat mereka,” bunyi pernyataan resmi Nantes dikutip dari The Athletic.
Dilansir dari Daily Mail, seorang saksi mata mengatakan bahwa petugas pertolongan pertama tiba di lokasi kejadian dan mulai memberikan bantuan CPR kepada korban. Ia juga sempat dibawa ke Rumah Sakit Universitas Nantes, namun nyawanya tidak tertolong.
Korban Diserang dengan Senjata Tajam
Keterangan dari jaksa penuntut umum Nantes, Renaud Gaudeul, menyebutkan bahwa insiden tersebut terjadi sesaat sebelum pukul 8 malam waktu setempat, ketika beberapa kendaraan sewaan pribadi yang membawa para pendukung Nice menuju lokasi pertandingan diserang oleh sekelompok pendukung Nantes.
Sementara itu, dikutip dari Daily Mail, laporan surat kabar Prancis, Ouest, menyebutkan bahwa pelaku penyerangan awalnya terlihat membawa para pendukung Nice di dalam kendaraan mereka.
Ia kemudian dilaporkan menikam punggung korban di luar Saint Georges Bar, yang berada di dekat stadion. Pelaku sempat kabur dari lokasi kejadian sebelum akhirnya menyerahkan diri ke polisi setempat.
“Hasil investigasi forensik pertama menunjukkan bahwa korban mengalami luka di punggung, diduga disebabkan oleh senjata tajam,” ucap Gaudeul dilansir dari The Guardian.
Laporan Daily Mail lebih lanjut menyebutkan bahwa korban diketahui merupakan anggota Brigade Loire, sebuah kelompok fans fanatik Nantes yang secara reguler bertemu di bar menjelang pertandingan.
Menambah Daftar Kasus Kekerasan di Sepak Bola Prancis
Tewasnya seorang pendukung akibat bentrokan suporter Nantes dan Nice ini menambah daftar gelombang kekerasan yang akhir-akhir ini mengganggu sepak bola Prancis.
Pada bulan Oktober, terjadi penyerangan terhadap bus yang membawa pemain dan staf Olympique Lyon, yang mengakibatkan cedera serius yang dialami pelatih Fabio Grosso dan asistennya, Raffaele Longo.
Tidak hanya bus tim, beberapa kendaraan yang membawa para pendukung Lyon juga menjadi target penyerangan di sekitaran area stadion Velodrome.
Insiden itu sendiri akhirnya berujung pada dibatalkannya laga antara tim tamu Lyon menghadapi tuan rumah Olympique Marseille. Selain itu, dilansir dari The Athletic, sebanyak 9 orang ditangkap atas insiden tersebut.
Serangan terhadap Lyon ini memunculkan berbagai kecaman. Presiden Marseille, Pablo Longoria, mengatakan bahwa apa yang menimpa Grosso adalah hal yang tidak dapat diterima.
Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, menyebut insiden tersebut “menyedihkan, memuakkan, dan menjijikkan.”
Sementara Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, berharap agar para suporter yang menyebabkan kerusuhan menerima hukuman penjara seberat-beratnya.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengatakan tidak ada tempat untuk kekerasan di sepak bola, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Selain dua insiden di atas, kekerasan di dalam sepak bola Prancis juga terjadi pada 2021. Laga Coupe de France antara Paris FC melawan Lyon saat itu dihentikan menyusul kericuhan yang melibatkan suporter kedua kubu.
Wasit harus menunda pertandingan sesaat sebelum babak kedua dimulai, setelah terjadi perkelahian di tribun penonton serta beberapa flare dilemparkan ke arah pendukung Lyon.
Situasi yang semakin kacau membuat beberapa penonton akhirnya memasuki lapangan, membuat pertandingan akhirnya harus dihentikan.
Sebulan sebelum insiden di stadion Charlety tersebut, kasus kekerasan di dalam stadion yang melibatkan Lyon juga sempat terjadi.
Pada laga menghadapi Marseille, sebuah lemparan botol dari tribun mengenai pemain Les Phocéens, Dimitri Payet. Buntut dari insiden ini ialah sanksi pengurangan 1 poin terhadap Les Gones.
Berbagai insiden kekerasan yang terjadi dalam sepak bola Prancis ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pemangku kebijakan serta otoritas tertinggi sepak bola.
Apalagi, Prancis akan menjadi tuan rumah turnamen akbar, Olimpiade Musim Panas ke-32, yang diselenggarakan dari bulan Juli-Agustus 2024.