Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia. Gunung Everest memiliki tinggi 8.849 meter dari permukaan laut (Mdpl). Gunung ini terletak di Nepal-Tibet, dan termasuk dalam rangkaian pegunungan Himalaya.
Gunung Everest adalah salah satu gunung yang menjadi destinasi pendakian yang diimpikan oleh para pegiat olahraga pendakian gunung. Biaya yang dibutuhkan untuk mendaki Gunung Everest sangatlah mahal. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menikmatinya.
Pendakian Gunung Everest sangatlah sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena jalur yang diselimuti es tebal hingga tipisnya oksigen akibat ketinggian.
Untuk mendaki Gunung Everest, seorang pendaki harus memiliki keterampilan panjat tebing dan memakai sepatu khusus yang tapak sepatunya dirancang untuk menapak pada lapisan es.
Proses mendaki Gunung Everest
Jalur pendakian Gunung Everest yang umum digunakan ialah Everest Base Camp yang terletak di ketinggian 5.300 Mdpl. Lebih tepatnya di bawah kaki air terjun es. Sebelum memulai pendakian menuju Everest Base Camp, pendaki akan berbelanja kemudian melanjutkan perjalanan dengan trek yang curam ke Moraine Gletser setelah makan siang di Dughla.
Perjalan menuju Everest Base Camp membutuhkan waktu 4 hingga 5 jam melalui jalan setapak hingga sampai ke Lobuche Everest Base Camp.
Setelah mencapai Everest Base Camp, para pendaki harus menginap selama 4 hingga 5 hari untuk melakukan proses aklimatisasi sebelum pendakian. Akllimatisasi adalah proses pembiasaan tubuh terhadap ketinggian dan iklim sebelum memulai pendakian. Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara mendaki ke camp 1 dan menginap di camp 1 selama dua malam.
Kemudian, kembali lagi base camp. Setelah itu pendaki akan kembali ke camp 1 dan beriatirahat dan bermalam di camp 1. Setelah itu, pendakian akan dilanjutkan ke camp 2 sebelum kembali Base Camp.
Setelah melakukan proses aklimatisasi, pendaki akan melanjutkan pendakian menuju camp 3 dengan ketinggian 8.000 Mdpl.
Biasanya, camp 3 ini disebut dengan “Death Zone” yang disebut demikian karena batas antara kehidupan. Pada titik ini, para pendaki wajib menggunakan tabung oksigen untuk tetap menjaga asupan oksigen ke dalam tubuhnya. Tujuannya tentu agar para pendaki bisa tetap berkonsentrasi dan melanjutkan pendakian. Untuk mencapai ke camp 3, pendaki membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam pendakian.
Selanjutnya pendaki akan melanjutkan pendakian dari camp 3 manuju puncak. Sayangnya, puncak Hillary step sudah hilang diakibatkan gempa bumi pada tahun 2015. Namun pendakian dari camp 3 menuju puncak adalah pendakian yang paling berat dan memakan banyak tenaga serta membutuhkan waktu yang sangat lama.
Setelah pendaki mencapai puncak, para pendaki bisa menikmati pemandangan untuk beberapa saat sebelum akhirnya harus turun dan meninggalkan “Death Zone”.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Pendakian Gunung Ekstrim
Meskipun perjalanan turun ke base camp dapat ditempuh secara langsung dengan sekali jalan, akan tetapi kebanyakan pendaki akan bermalam lagi di camp 2 atau camp 3 dan memilih untuk menyelesaikan penurunan pada esok harinya.
Turun dari puncak hingga ke base camp merupakan perjalanan yang paling berbahaya. Cuaca yang cerah, kondisi fisik yang baik serta perlengkapan yang memadai tidak dapat menjadi jaminan seorang pendaki dapat turun dengan selamat.
Dari penjelasan diatas, sudah jelas bahwa untuk mendaki ke Gunung Everest, sangat diperlukan persiapan yang sangat matang dan harus melalui proses yang panjang dan baik untuk naik dan turun gunung.
Perkiraan biaya mendaki Gunung Everest dari Indonesia
Mendaki Gunung Everest membutuhkan waktu yang sangat lama. Mulai dari persiapan hingga turun lagi dan kembali ke bandara untuk pulang. Artinya, biayanya pun juga besar.
Dikutip dari Tempo, pada 2018 lalu ada dua perempuan pendaki asal Indonesia yang berangkat ke Everest, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari. Keduanya berhasil menaklukkan Gunung Everest.
Pada waktu itu dan kurs pada saat itu, seturut penuturan keduanya biaya mendaki Gunung Everest dari Indonesia mencapai Rp. 2,4 milyar untuk dua orang.
Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki Gunung Everest berkisar 6-10 minggu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Pendakian Everest memakan waktu yang sangat lama karena adanya aktivitas aklimatisasi sebagai penyesuaian kondisi tubuh pada saat diketinggian.
Aklimatisasi perlu dilakukan agar tubuh terbiasa dan kuat menghadapi suhu yang sangat dingin. Mengingat semua yang dipijak seorang pendaki Everest adalah lapisan es yang sangat tebal dengan suhu mencapai -17 derajat celsius hingga –28 derajat celsius. Suhu ini tentu lebih dingin dari pada lemari es yang ada di rumah.
Apabila mendaki ke gunung Everest tanpa melakukan proses iklimatisasi, pendaki akan mengalami hipotermia, frostbite yang menyerang bagian tubuh hingga kematian yang disebabkan karena suhu yang sangat dingin.
Perlu diketahui, apabila seseorang meninggal pada saat menuju ke puncak Everest maka jasadnya tidak akan dibawa turun dan dibiarkan membeku disana. Hal ini bukan tanpa alasan, biasa sewa helikopter untuk membawa jasad turun dari gunung Everest sangat mahal dan kondisi yang tidak memungkinkan bagi helikopter untuk pergi ke sana.
Baca Juga: Benarkah Belanda Tidak Mempunyai Gunung?