Binge Watching: Kebiasaan Nonton yang Malah Bikin Pusing

Binge Watching: Kebiasaan Nonton yang Malah Bikin Pusing

binge watching/ Pexels: cottonbro studio

DAFTAR ISI

Sediksi.comBinge watching adalah menonton film atau serial secara marathon secara terus-menerus tanpa adanya jeda. Setelah menyelesaikan satu episode atau satu film, bukannya berhenti, melainkan dilanjutkan tanpa putus.

Hayo… Sodik pernah nggak, maraton drakor atau series sampai nggak lihat waktu?

Inget, ya, Sodik. Segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik, walaupun hal tersebut adalah kesukaan kita.

Yuk, bahas tentang binge watching lebih dalam di artikel ini!

Apa Itu Binge Watching?

binge wathcing/ Pexels: cottonbro studio
Pexels: cottonbro studio

Binge watching adalah situasi ketika seseorang menghabiskan durasi yang signifikan untuk menonton sejumlah besar episode dalam satu sesi film seri. Saat menikmati film seri favorit, tanpa disadari otak melepaskan hormon dopamin, menciptakan perasaan kenyamanan dan kebahagiaan yang berujung pada kepuasan.

Semakin banyak frekuensimu menonton, semakin tinggi produksi dopamin oleh otak. Oleh karena itu, setelah menyelesaikan satu episode, terkadang timbul keinginan kembali merasakan kebahagiaan tersebut, mendorong untuk melanjutkan menonton episode berikutnya.

Pola ini dapat terjadi berulang setiap kali menyelesaikan satu film dan memulai film baru. Jika dibiarkan terus-menerus, siklus ini berpotensi menimbulkan dampak negatif pada kesehatan.

Baca Juga: Sejarah Popcorn: Camilan Populer di Bioskop, Siapa Penemunya?

Dampak Binge Watching bagi Tubuhmu

Bagi Sodik yang pernah atau sekarang sedang mengalami binge watching, sekarang mungkin waktu yang tepat untuk mengurangi kebiasaan tersebut. Pasalnya, perilaku ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan. Berikut beberapa efek dari binge watching yang perlu diwaspadai.

Daya Ingat Menurun

Sering lupa adalah salah satu dampak yang dapat muncul akibat kebiasaan menonton TV atau series secara berlebihan. Hal ini seringkali disebabkan oleh kurangnya waktu tidur.

Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan tidur dapat mengurangi konsentrasi dan kemampuan otak untuk menyimpan ingatan. Kurang tidur juga menyebabkan otak kesulitan menyaring informasi yang penting untuk diingat dan yang tidak. Akibatnya, daya ingat dapat mengalami penurunan.

Kekuatan Otot Menurun

Kurang bergerak adalah konsekuensi dari menonton film dalam jangka waktu lama, di mana kamu cenderung duduk, rebahan, atau tidur lebih lama. Hal ini perlu diatasi karena kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan osteoporosis.

Kurangnya aktivitas fisik juga dapat mengganggu metabolisme tubuh serta menyebabkan kesulitan dalam pemecahan lemak dan gula. Akibatnya, pembakaran kalori berkurang, tulang menjadi rapuh, dan kekuatan otot menurun.

Obesitas

binge watching/ Pexels: KoolShooters
Pexels: KoolShooters

Kebiasaan makan yang buruk atau bahkan nggak sehat, sering terkait dengan perilaku binge watching, di mana penelitian menunjukkan kecenderungan konsumsi makanan tidak sehat seperti fast food dan makanan olahan.

Bahkan, kemungkinan untuk mengonsumsi minuman manis, alkohol, dan camilan secara berlebihan juga meningkat. Jika pola makan tidak sehat dibiarkan berlanjut, berat badan dapat meningkat dan juga meningkatkan risiko terkena obesitas.

Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Jantung

Meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung merupakan konsekuensi dari binge watching di mana kamu akan cenderung duduk lama dan sering mengonsumsi camilan tidak sehat.

Hal ini akan meningkatkan risiko obesitas yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi atau diabetes, kedua kondisi yang dapat berujung pada penyakit jantung.

Kecemasan dan Depresi

Menonton secara berlebihan dapat menimbulkan ketergantungan, menciptakan dorongan terus-menerus untuk menonton yang pada akhirnya mengganggu aspek kehidupan sosial.

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang menyisihkan banyak waktu untuk menonton cenderung terasing dari interaksi sosial, berpotensi menimbulkan perasaan kesepian, kecemasan, atau bahkan depresi.

Menurunkan Fungsi Otak

Mengalokasikan waktu berjam-jam untuk menonton film secara terus menerus memiliki dampak negatif pada fungsi kognitif otak.

Penelitian tahun 2019 yang disajikan dalam Scientific Report menyatakan bahwa kegiatan binge watching dapat memicu penurunan fungsi kognitif otak yang pada akhirnya berpotensi mengakibatkan penurunan kinerja di lingkungan kerja dan pendidikan.

Tips Berhenti dari Kebiasaan Binge Watching

Bagi kamu yang mungkin sudah terbiasa dengan binge watching, menghentikan kebiasaan ini tidaklah mudah. Namun, mengingat dampak negatifnya terhadap kesehatan fisik dan mental, sebaiknya binge-watching tidak menjadi rutinitas.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kebiasaan ini mencakup:

  • Menghilangkan kebiasaan tidur dan bersantai berlebihan di sofa atau tempat tidur (couch potato syndrome) dan mulai meningkatkan aktivitas fisik.
  • Melakukan gerakan peregangan atau berlari di atas treadmill sambil menikmati tayangan favorit.
  • Memilih camilan sehat seperti buah beri, anggur, dan opsi camilan sehat lainnya jika ingin ngemil saat menonton.
  • Menghindari makanan dan minuman tinggi alkohol atau gula, serta menghindari ngemil di malam hari dekat waktu tidur (jam 7 hingga 10 malam).
  • Membagi waktu menonton selama beberapa hari, bukan menonton beberapa episode sekaligus dalam satu hari. Hal ini dapat meningkatkan kebahagiaan saat menonton dan mendorong aktivitas fisik.

Menonton film, series, drakor, dan sinetron memang menyenangkan. Tapi Sodik harus ingat kalau semua hal harus ada porsinya. Kamu jangan sampai memiliki kebiasaan binge watching ya Sodik!

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel