Bagaimana Cara Menentukan Harga Produk yang Pas?

Bagaimana Cara Menentukan Harga Produk yang Pas?

Cara menentukan harga produk

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Bagi seorang pengusaha, urusan jual-beli bisa jadi satu hal yang menyenangkan sekaligus menantang. Apakah kamu juga salah satu pengusaha, baik usaha kecil maupun besar? Sudahkah kamu tahu cara menentukan harga produk yang pas?

Sebelum kita menggelar tikar untuk menjajakan produk, mestinya kita sudah memperhitungkan matang-matang tentang harga produk. Bagaimana produk kamu bisa terjual dengan harga yang tidak memberatkan dirimu dan tidak pula memberatkan konsumen.

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menentukan harga produk agar tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah, sehingga bisnis kamu bisa laku keras di pasaran tanpa membakar uang.

Cara Menentukan Harga Produk

Langkah Pertama untuk Menentukan Harga

Mengutip dari buku Akuntansi Biaya, harga jual adalah besaran harga yang dibebankan kepada konsumen. Dari mana kita menentukan besaran harga jual itu? Nah, inilah cara yang paling sederhana yaitu biaya produksi + non produksi + laba = harga jual.

Untuk melakukan langkah pertama, kita harus menghitung berapa total biaya produksi terlebih dahulu. Setelah itu, apa saja biaya non-produksi yang telah kamu keluarkan. Dan terakhir, kamu harus memastikan laba yang akan diperoleh.

Pada teori cost-based pricing, secara sederhana, cara menentukan harga produk yaitu: biaya keseluruhan produk + laba yang dikehendaki.

Misalnya, untuk menghasilkan produk sayur kangkung organik, kamu sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.000 dan biaya operasional Rp2.000 untuk seikat kangkung. Sementara kamu mengingikan laba 50%, jadi Rp 3.000 + Rp 2.000 + 50% = Rp 7.500

Baca Juga: 5 Aplikasi Kasir Gratis di Android yang Bisa Jadi Pilihan untuk Membantu Mengelola Usaha

Faktor yang Menentukan Harga dari Suatu Produk

Seperti yang sudah kita bahas secara singkat di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi besaran harga jual ialah biaya produksi, biaya nonproduksi, dan laba. Nah, secara mendalamnya, kita akan membahasnya di bagian berikut ini.

  • Fixed cost dan variable cost. Fixed cost ialah biaya tetap, atau bisa diartikan dengan biaya yang tidak dapat terpengaruh oleh total barang, misalnya asuransi, sewa tempat, pajak usaha atau bangunan.

Sedangkan variable cost ialah biaya yang dapat berubah, bisa diartikan dengan biaya yang dapat berubah seiring pengaruh dari jumlah produksi dan penjualan barang. Misalnya, dari harga baku, gaji karyawan, listrik, atau biaya operasional lainnya.

  • Nilai atau kualitas produk. Apabila produk kamu memang berkualitas tinggi dan melebihi produk yang sama pada umumnya, tentu harga jual produk kamu bisa dipasang lebih tinggi dong.

Nilai produk bisa mempengaruhi murah atau mahalnya suatu harga. Untuk mengetahuinya, kita bisa menyodorkan beberapa pertanyaan kepada konsumen dan mendapat feedback darinya.

  • Persaingan produk. Hal ini juga harus diperhatikan. Pasalnya, penentuan harga jual mesti bercermin kepada produk yang sudah lebih dahulu beredar di pasaran. Nah, apabila kualitas produk kamu lebih tinggi dari produk pendahulu, kan sayang kalau kamu memasang harga produk di angka yang lebih rendah.
  • Faktor luar. Faktor ini bisa diartikan sebagai hal yang tak dapat kita kendalikan. Misalnya, terjadi resesi atau inflasi.

Ongkos Produksi

Dilansir dari Shopify.com, harga jual suatu produk dapat ditentukan setelah kita memahami satu persatu ongkos produksi itu sendiri. cara yang paling mudah ialah mencatat setiap unit biaya yang telah kamu keluarkan dari awal pembuatan sampai produk itu jadi.

Kamu perlu menghitung semua ongkos produksi, seperti biaya sekumpulan bahan mentah, biaya tenaga kerja, listrik, alat produksi, bahkan biaya tak terduga pun harus dihitung. Semua itu harus masuk hitungan, dan berapa total keseluruhannya. Dengan demikian kamu akan mendapat harga kasar setiap produk.

Selain itu, satu hal yang seringkali luput dari perhatian dalam menetapkan ongkos produksi, yaitu waktu. Pikirkanlah tentang waktu, berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk produksi.

Waktu harus masuk ke dalam variabel penentuan harga. Untuk memasukkannya, berikan tarif untuk setiap jam yang kamu habiskan dalam fase produksi, dan hitunglah dengan berapa banyak produk yang bisa dicetak dalam waktu tersebut.

Contoh cara menentukan harga produk dari hitungan ongkos produksi per-produk bisa dilihat dari tabel berikut:

Harga bahan pokokRp. 10.000
Waktu produksiRp. 5.000
ListrikRp. 2.000
PengemasanRp. 3.500
Biaya promosiRp. 2.000
Ongkos kirimRp. 3.000
Total keseluruhanRp. 25.000

Margin Keuntungan

Pertimbangan hal-hal di atas akan mengarahkan kamu kepada dua pilihan yang sederhana, yaitu:

  • Menjual produk dengan harga pas-pasan
  • Menjual produk dengan harga maksimal

Dua hal di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun yang perlu diketahui, dengan menjual produk dengan harga murah, maka produk akan mudah terjual dan laku keras. Akan tetapi imbasnya ialah keuntungan yang didapat akan sedikit.

Sedangkan, menjual produk dengan harga mahal akan memungkinkan kita untuk meraih keuntungan yang langsung besar. Namun, jika penjualan produk terlalu sedikit, keuntungannya pun tidak akan sampai kepada ekspetasi.

Bagaimana Cara Menentukan Harga Jual untuk Pemula

Dari beberapa poin di atas, cara paling sederhana bagi pemula ialah menggunakan cara yang dirumuskan Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, di mana kita menjumlahkan biaya produksi + biaya nonproduksi + laba.

Untuk pengambilan laba, sebisa mungkin tidak kurang dari 35% karena jika tidak, hal itu akan membuat usaha kita merugi.

Demikian pembahasan tentang cara menentukan harga produk agar usaha kita lancar sekaligus laku keras di pasaran. Semoga bermanfaat!

notix-artikel-retargeting-pixel