Cara Mengajari Anak Membaca Berdasarkan Fase Perkembangannya

Cara Mengajari Anak Membaca Berdasarkan Fase Perkembangannya

cara mengajari anak membaca

DAFTAR ISI

Sediksi – Anak adalah buah hati yang penuh keceriaan, tetapi mengajari mereka membaca bisa jadi tantangan yang menguji kesabaran. Bagi orang tua, memberikan dasar literasi kepada anak merupakan langkah awal dalam membentuk kebiasaan positif sepanjang hidup.

Nah, mari kita bahas bersama cara mengajari anak membaca dengan gaya santai dan tetes-tetes humor!

Cara Mengajari Anak Membaca Sesuai Usianya

Fase Balita: Orang Tua Tidak Boleh Memaksa

Cara Mengajari Anak Membaca Berdasarkan Fase Perkembangannya - cara mengajari anak membaca 2
Unsplash/Picsea

Ketika punya anak pertama, seringkali orang tua bersemangat memberikan buku-buku berwarna-warni sebelum bayi bisa berbicara, apalagi membaca. “Sayang, ini gambar kucing,” kata kita sambil menunjukkan gambar kucing.

Jangan bingung jika bayi Anda hanya menanggap dengan senyum gugup, atau mungkin hanya berkedip heran. Apalagi langsung putus asa jika bayi tidak langsung menunjukkan minat.

Ingatlah bahwa mengajari anak membaca sejak dini ibaratnya seperti menanam benih. Beberapa hal butuh waktu lebih lama untuk tumbuh, sementara yang lain mungkin sudah tumbuh lebih cepat ketimbang panu.

Cobalah untuk membuat momen membaca menjadi menyenangkan. Bacalah cerita dengan suara yang berbeda-beda atau peragaan yang lucu. Bayi akan merasa terlibat dan mulai mengasosiasikan membaca dengan keceriaan.

Ingat, jangan pernah memaksakan anak untuk belajar membaca. Jika tidak, ia akan mengasosiasikan belajar dengan hal buruk. Hal ini berpotensi memberikan trauma pada anak.

Baca Juga: 10 Cara Mendidik Anak Berbakat, Orang Tua Wajib Mendampingi

Fase Sekolah Usia Dini: Kenalkan Konsep ‘Membaca’ di Mana Saja

Cara Mengajari Anak Membaca Berdasarkan Fase Perkembangannya - cara mengajari anak membaca 3
Unsplash/Stephen Andrews

Masuk ke usia Taman Kanak-Kanak (TK), anak-anak mulai penasaran dengan dunia di sekitarnya, bahkan cenderung eksploratif.

Pada saat inilah kita bisa menyelipkan pembelajaran membaca ke dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya saat sedang memasak, tunjukkan bahan-bahan dan bacakan namanya sambil menunjuk. “Ini gula, sayang. G-U-L-A. Coba kamu sebut!”

Tidak perlu melulu membaca buku bersampul tebal, pilihlah buku cerita bergambar dengan teks yang tidak terlalu panjang. Anak TK lebih menyukai gambar dan bisa lebih mudah berkonsentrasi jika cerita tidak terlalu rumit.

Pada fase ini, anak akan lebih banyak untuk meniru dan menanyakan. Sehingga, orang tua juga perlu mencontohkan. Contohnya dengan membaca buku di hadapan si kecil.

Kemudian selalu hadirkan serta libatkan buku dalam setiap aktifitas. Misalnya saat memasak sediakan buku resep, atau bawakan ensiklopedia tanaman ketika menemani anak berkebun.

Meskipun nantinya tidak dibaca, namun kehadiran buku secara fisik akan memancing minat anak dan memberi kesan bahwa membaca bisa dilakukan di mana saja.

Fase Anak SD: Ajak untuk Mengarang Cerita

Cara Mengajari Anak Membaca Berdasarkan Fase Perkembangannya - cara mengajari anak membaca 4
Unsplash/Adam Winger

Anak SD seringkali sudah terjebak dalam dunia gadget dan teknologi. Terutama dari lingkungan pertemanan atau sekolah. Saat mengajari mereka membaca, tantangan baru muncul. Bagaimana kita bisa bersaing dengan layar cemerlang yang begitu memesona?

Sederhana, ajak mereka menjadi pengarang cerita! Berikan mereka kebebasan untuk membuat akhir cerita atau bahkan menambahkan karakter baru.

Misal saat anak sedang menonton film, tanyakan pendapat anak soal jalan cerita di dalam film. Jika si kecil sedang menonton acara di kanal Youtube, minta anak untuk mendeskripsikan apa hal menarik dan kurang menarik dari video tersebut.

Dengan cara ini, membaca tidak hanya menjadi beban bagi orang tua, tetapi juga petualangan yang seru. Anda juga bisa memberikan pilihan antara membaca buku cetak atau versi e-book untuk memberikan pengalaman yang berbeda.

Jangan lupa untuk tetap menghadirkan dialog, cerita, atau humor dalam proses pembelajaran. Misalnya, ketika anak bingung dengan suatu kata, ciptakan definisi yang lucu atau buatlah kata-kata baru yang membuatnya tertawa.

Ingatlah bahwa pembelajaran yang menyenangkan lebih mudah diingat daripada materi yang dipaksakan.

Membangun Hubungan dengan Bacaan

Mengajari anak membaca adalah petualangan yang tidak hanya memberikan mereka keterampilan baru, tetapi juga membangun ikatan yang kuat antara orang tua dan anak.

Jadi, meskipun terkadang terdapat kesalahan dalam membaca, jangan ragu untuk menyelipkan humor. Misalnya, ketika anak Anda membaca kata “kucing” sebagai “kucel,” balas dengan tawa dan ajak membuat pantun dari kata “kucing kucel.”

Jadikan setiap momen pembelajaran sebagai kesempatan untuk terhubung dengan anak. Dengan mengajari mereka membaca dengan santai dan diselingi hal yang menyenangkan, Anda tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan penting.

Namun juga menciptakan kenangan indah sepanjang perjalanan membaca mereka. Selamat mengajari anak membaca dengan candaan dan tawa!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel