Sediksi.com – Manchester City berhasil mengalahkan Inter Milan dalam final Liga Champions dini hari tadi (11/6/2023) dengan skor tipis 1-0. Hasil dari pertandingan yang digelar di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul ini memastikan raihan treble winners City di musim ini.
Capaian tersebut membuat Manchester City berhasil menyamai capaian tetangga sekota mereka, Manchester United. City menjadi tim kedua Inggris dalam sejarah yang berhasil menyabet 3 trofi bergengsi sekaligus dalam satu musim.
Ngomong-ngomong soal ‘kedua’, pelatih City, Pep Guardiola, menjadi pelatih pertama dalam sejarah sepak bola Eropa yang berhasil memenangkan treble sebanyak 2 kali, setelah sebelumnya meraih pencapaian tersebut bersama Barcelona pada 2009.
Apa yang dicapai Manchester City pada 2023 ini, menjadikan mereka sebagai tim ke-8 sepanjang sejarah sepak bola Eropa yang berhasil meraih treble winners.
Sebelumnya, ada nama tim-tim seperti Glasgow Celtic (1967), Ajax Amsterdam (1972), PSV Eindhoven (1988), Manchester United (1999), Barcelona (2009 dan 2015), serta Bayern Munich (2013 dan 2020).
Hasil Pertandingan Manchester City vs Inter Milan
Menjelang pertandingan, Manchester City menjadi tim yang sangat diunggulkan untuk keluar sebagai pemenang. Meskipun demikian, Inter, yang berstatus sebagai underdog, ternyata mampu memberikan perlawanan yang luar biasa kepada skuad asuhan Guardiola.
Babak pertama berjalan cukup imbang. City terlihat lebih mendominasi penguasaan bola dan sedikit lebih banyak menghasilkan peluang berbahaya. Dominasi Ilkay Gundogan dkk. dalam 2 hal ini memang bukanlah hal yang mengejutkan jika melihat performa mereka musim ini.
Yang mungkin cukup mengejutkan ialah gaya bermain Inter pada laga ini. Meskipun mendapat pressing ketat dari City, anak asuh Simone Inzaghi terlihat tidak takut untuk membangun serangan (build-up) dari belakang.
Selain itu, tim biru hitam juga cukup rutin melakukan pressing tinggi ke area pertahanan lawan ketimbang hanya terus menunggu di sepertiga areanya sendiri (low-block).
Pertahanan Inter juga terlihat solid dalam pertandingan final ini, utamanya di area tengah lapangan. Mereka beberapa kali berhasil mencuri bola dan memotong jalur passing City.
Sayangnya skema serangan balik yang dilakukan oleh Marcelo Brozovic dkk. terkesan masih terburu-buru, ditambah dengan kemampuan City untuk segera recover dengan cepat pasca kehilangan bola, membuat Inter hampir sama sekali tidak menciptakan peluang yang berarti di babak pertama.
Selain kekompakan lini pertahanan Inter, cedera yang dialami Kevin De Bruyne, yang membuat ia terpaksa langsung ditarik pada menit 36, sedikit banyak berpengaruh pada pola serangan City.
Nasib sial tidak bisa menyelesaikan laga karena cedera juga sempat menimpa De Bruyne pada laga final Liga Champions 2021 menghadapi Chelsea.
Di babak kedua, Inter masih memperlihatkan determinasi yang cukup tinggi dalam meredam serangan City. Di sini juga mereka mulai terlihat memberi ancaman ke arah gawang Ederson.
Peluang terbaik Inter tercipata pada menit 59, setelah Lautaro Martinez berhasil memanfaatkan kesalahan Bernardo Silva. Namun, ia gagal menaklukkan Ederson dari sisi kiri kotak penalti City.
Pada menit 68, Manchester City berhasil memecah kebuntuan. Berawal dari umpan tarik Bernardo dari sisi kanan yang berhasil diblok oleh pemain bertahan Inter, bola muntah langsung mengarah ke Rodri.
Pemain asal Spanyol ini tanpa ampun langsung melepaskan sepakan first time ke pojok kanan gawang yang membuat kiper Andre Onana tidak berkutik.
Selang 3 menit kemudian, Inter nyaris menyamakan kedudukan. Terjadi kemelut di area kotak penalti City yang berakhir dengan sundulan Federico Dimarco. Namun, bola masih membentur mistar gawang.
Akan tetapi, pemain kelahiran Milan ini kembali berhasil menyundul bola muntah hasil sundulannya sendiri, yang sayangnya malah mengenai rekan setimnya, Romelu Lukaku.
Setelahnya Inter mencoba bangkit, namun City terlihat tidak mengendurkan serangan dan masih sering mengancam gawang lawan.
Dua menit jelang waktu tambahan di babak kedua, Inter kembali berpeluang besar menyamakan kedudukan. Lukaku yang tidak terlalu terkawal di kotak penalti melepaskan tandukan yang masih dapat ditepis oleh Ederson.
Banyak yang menilai bahwa penyerang asal Belgia itu harusnya bisa mencetak gol jika sundulannya diarahkan dengan baik.
Skor 1-0 untuk kemenangan Manchester City bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Para pemain dan staf tim City langsung berlari ke dalam lapangan dan merayakan trofi major ketiga mereka musim.
Meskipun kalah di laga final, penampilan Inter patut diacungi jempol. Banyak yang memprediksi bahwa superioritas City akan membuat mereka jauh lebih mendominasi pertandingan.
Namun, tim biru hitam dari Milan ternyata mampu memberikan perlawanan sengit dan membuat City harus bersusah payah untuk menciptakan gol.
Statistik memperlihatkan bahwa Inter Milan mengungguli Manchester City dari segi total tembakan (14-7), tembakan ke arah gawang (6-4), serta penciptaan peluang (8-6). Dari segi penguasaan bola, Inter juga tidak tertinggal jauh dari tim sekelas City (56% – 44%).
Susunan Pemain
Manchester City (3-2-4-1)
Ederson; Nathan Ake, Ruben Dias, Manuel Akanji; Rodri, John Stones (Kyle Walker 82’); Jack Grealish, Ilkay Gundogan, Kevin De Bruyne (Phil Foden 36’), Bernardo Silva; Erling Haaland
Pelatih: Pep Guardiola
Inter Milan (3-5-2)
Andre Onana; Alessandro Bastoni (Robin Gosens 76’), Francesco Acerbi, Matteo Darmian (Danilo D’Ambrosio 84’); Federico Dimarco, Hakan Calhanoglu (Henrikh Mkhitaryan 84’), Marcelo Brozovic, Nicolo Barella, Denzel Dumfries (Raoul Bellanova 76’); Lautaro Martinez, Edin Dzeko (Romelu Lukaku 57’)
Pelatih: Simone Inzaghi