11 Contoh Posesif yang Berlebihan, Patut Kamu Hindari!

11 Contoh Posesif yang Berlebihan, Patut Kamu Hindari!

contoh posesif yang berlebihan

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Keinginan untuk memiliki dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar. Namun, ketika dorongan memiliki ini berlebihan dan mengakibatkan seseorang merasa berhak untuk mengendalikan, membatasi, dan melarang pasangan, maka dapat dikategorikan sebagai perilaku posesif. Menurutmu, apa saja contoh posesif yang berlebihan yang biasanya kamu temui di sebuah hubungan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), posesif adalah sifat yang membuat seseorang merasa sebagai pemilik. Dengan kata lain, individu dengan sifat ini merasa bahwa pasangan adalah kepunyaannya dan mereka bersedia melakukan segala cara agar tidak kehilangan pasangan tersebut.

Mereka cenderung mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasangan, serta merasakan cemburu ketika pasangan tidak patuh. Meskipun beberapa orang mungkin menganggap sifat ini sebagai bentuk perhatian, pada kenyataannya, hal ini dapat merusak kesehatan hubungan.

Seseorang yang memiliki sifat posesif seringkali tidak menyadari bahwa tindakannya bersifat berlebihan dan merugikan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri dan contoh posesif yang berlebihan agar dapat menghindarinya.

Untuk menghindari hal tersebut, kamu wajib paham soal apa saja contoh posesif yang berlebihan yang bisa saja terjadi di hubunganmu atau hubungan orang-orang terdekatmu.

Apa Saja Contoh Posesif yang Berlebihan?

Cemburu yang Berlebihan

Contoh posesif yang berlebihan yang pertama adalah sulit mengendalikan rasa cemburunya, bahkan terhadap interaksi yang dianggap wajar seperti hubungan dengan teman atau rekan kerja. Contoh perilaku posesif akibat cemburu berlebihan termasuk melarang memiliki kehidupan sosial, membuka media sosial tanpa izin, dan menguntit ke mana pun kamu pergi.

contoh posesif yang berlebihan
Shilpa Ahuja

Meskipun cemburu adalah reaksi normal, namun jika terlalu sering atau berlebihan, hal tersebut dapat membuat seseorang merasa terbatas.

Baca Juga: Viral Mothering ke Pasangan, Baik Nggak Sih Buat Hubungan?

Sering Memberi Ancaman

Sifat posesif mendorong seseorang untuk selalu memenuhi keinginannya. Ini seringkali terkait dengan perilaku manipulatif, di mana ancaman, baik secara verbal maupun fisik, digunakan untuk memastikan keinginan tersebut terpenuhi. Bahkan, individu yang sangat posesif mungkin mengancam akan melakukan tindakan ekstrem agar pasangan mematuhi keinginannya.

Selalu Mengontrol

Contoh posesif yang berlebihan berikutnya adalah keinginannya untuk selalu mengontrol segala aspek kehidupan pasangan. Mereka ingin mengetahui semua tentang kegiatan, lokasi, dan orang-orang yang kamu temui.

contoh posesif yang berlebihan
Relationship Culture

Pada tingkat yang lebih parah, mereka mungkin akan mengirim pesan atau menelepon secara berlebihan jika tidak segera mendapatkan informasi tersebut. Selain membuat suasana tidak nyaman, memiliki pasangan yang suka mengontrol dapat menghambat perkembangan kamu dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hobi, karier, dan pendidikan.

Suka Mencari Kesalahan

Ciri khas sifat posesif adalah kecenderungan untuk selalu mencari-cari kesalahan pada pasangan. Mereka memperhatikan setiap tindakan dan kata-kata dengan fokus untuk menemukan kesalahan kecil yang dapat dipermasalahkan.

Emosi Tidak Stabil

Emosi yang tidak stabil adalah tanda karakteristik pasangan yang posesif dalam hubungan. Mereka cenderung mudah marah dan meledak-ledak ketika dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai keinginan mereka. Reaksi ini dapat mencakup makian, bahkan hingga tindakan kekerasan fisik. Tidak stabilnya emosi ini muncul karena ketakutan akan kehilangan pasangan.

contoh posesif yang berlebihan
Daily Press

Tidak Menghargai Pasangan

Mungkin kamu nggak sadar kalau contoh posesif yang berlebihan ke pasangan adalah tidak menghargai privasi pasangan. Mereka mungkin mengetahui password email, PIN ATM, atau informasi rahasia lainnya, dan menggunakan hal tersebut sebagai alat untuk mengendalikan pasangan. Pelanggaran terhadap privasi ini tidak hanya membatasi ruang gerak dan interaksi pasangan, tetapi juga dapat merugikan hubungan dengan orang di sekitarnya.

Suka Mengkritik

contoh posesif yang berlebihan

Karena keinginan untuk mengontrol, pasangan yang posesif seringkali suka mengkritik segala hal, termasuk penampilan dan keputusan pasangan. Kritik yang dilontarkan dapat membuat pasangan merasa sulit menjadi diri sendiri.

Menguntit

Pasangan yang posesif akan mengawasi setiap langkah kecil yang kamu ambil, termasuk memeriksa pesan pribadi di ponsel, membaca email atau pesan teks, dan bahkan mengikutimu secara fisik. Tingkat keparahan bisa mencapai memantau aktivitas online dan sosial media.

Terlalu Clingy

Siapa sangka kalau clingy atau manja menjadi salah satu contoh posesif yang berlebihan? Pasangan posesif cenderung terus menempel padamu, di mana mereka ingin selalu terlibat dalam setiap aspek kehidupanmu. Mereka menganggap diri mereka sebagai pusat duniamu dan ingin dilibatkan dalam setiap kegiatan, bahkan yang umumnya tidak melibatkan pasangan.

Bersikap Manipulatif

contoh posesif yang berlebihan
healthscopemag.com

Pasangan yang posesif cenderung bersikap manipulatif, menggunakan berbagai cara seperti berbohong, menyalahkan pasangan atas masalah, dan menciptakan anggapan negatif terhadap diri pasangan. Sikap ini dapat merusak rasa percaya diri pasangan.

“Semua Itu karena Aku Cinta Kamu”

Segala kecemburuan dan perilaku mengontrol yang dilakukan pasangan posesif seringkali diakui sebagai bentuk cinta. Mereka menggunakan argumen ini untuk membenarkan perilaku beracun mereka, menghindari tanggung jawab, dan meredakan perasaan bersalah.

Contoh posesif yang berlebihan bisa sama-sama kita hindari kok, tergantung dari niat kita saja, kita ingin memiliki hubungan yang sehat atau toxic relationship.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel