Cuaca Ekstrem dan Krisis Kelaparan di Papua Tengah, 6 Orang Meninggal

Cuaca Ekstrem dan Krisis Kelaparan di Papua Tengah, 6 Orang Meninggal

Krisis pangan di Papua Tengah

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah sedang dilanda cuaca ekstrem dan krisis kelaparan.

Terjadinya kekeringan pada musim kemarau yang berkepanjangan di Papua Tengah diiringi dengan cuaca dingin. Hal ini menyebabkan sejumlah tanaman umbi-umbian yang merupakan makanan pokok di Distrik Lambewi, Agandugume, Kabupaten Puncak Papua Tengah mengalamai gagal panen.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG wilayah V Jayapura Sulaiman mengatakan bahwa terjadinya cuaca ekstrem di Papua Tengah terjadi karena dampak El Nino. Fenomena El Nino 2023 ini diperkirakan mencapai puncaknya antara Agustus dan September.

“Saat ini mulai terasa meningkatnya suhu udara di sejumlah wilayah di Papua walaupun kenaikan itu belum mencapai angka tertinggi. Saat ini suhu udara berkisar 33-35 derajat Celsius,” ujarnya dilansir dari Antara pada Rabu, (2/7)

Sulaiman menjelaskan bahwa terjadinya peningkatan suhu udara yang mengarah ke musim kemarau ini masih menyebabkan hujan lokal yang sering terjadi. Menurutnya, ini disebabkan madden julian oscilation (MJO) yang berada di fase kering dan tidak ada hujan, jikalau terjadi hujan masih bersifat lokal.

Sulaiman menambahkan kalau El Nino terjadinya hingga akhir tahun 2023 dan puncak kemarau pada Agustus-September. Sementara, di bulan November nanti akan masuk muson barat sebagai penentu musim hujan.

6 orang meninggal karena krisis

Akibat cuaca ekstrem dan krisis pangan yang terjadi di Papua Tengah itu, dilaporkan terdapat enam orang warga, yang terdiri dari lima dewasa dan satu bayi meninggal dunia di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi karena kelaparan.

“Kekeringan itu juga menyebabkan warga setempat kesulitan air bersih hingga mengakibatkan enam warga yang meliputi lima orang dewa dan seorang bayi meninggal dunia, diduga karena diare dan dehidrasi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebnecanaan BNPB Abdul Muhari dikutip Antara pada Senin, (31/7) lalu.

Dirinya menyebut bahwa warga sudah kesulitan mendapatkan bahan makanan itu sejak 3 Juni 2023. Imbas lainnya, setidaknya ada 6 ribu warga di Papua Tengah yang harus mengungsi akibat dari cuaca ekstrem dan krisis pangan.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita juga menyebut bahwa sektor pertanian akan menjadi dampak paling serius akibat perubahan iklim.

Ia menambahkan perlu ada upaya penanganan yang perlu dilakukan. Ada kekhawatiran jika ini terus terjadi, berdampak pada ketahanan pangan.

“Dampak perubahan iklim yang demikian besar memerlukan upaya aktif untuk mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi. Jika tidak, maka ketahanan pangan nasional akan terancam,” jelasnya.

Upaya penanganan

Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam keterangannya menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran terkait, pusat dan daerah untuk menangani dampak dari cuaca ekstrem di Papua Tengah.

“Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Menteri Sosial, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan juga di daerah di Papua untuk segera menangani secepat-cepatnya,” ujar Presiden.

Mengikuti instruksi dari Presiden, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan bahwa para pengungsi di Papua Tengah telah tercukupi kebutuhan logistiknya dalam jangka pendek.

Ia menyebut sudah mengirimkan berbagai macam bantuan seperti beras 50 ton, motor trail 3, makanan cepat saji 3 ribu paket. Selain itu, kebutuhan sandang juga disertakan dalam bantuan tersebut.

“Juga ada tenda, matras, selimut dan barang-barang lainnya,” imbuh Suharyanto.

Bantuan lainnya, juga datang dari Kemensos berupa makanan siap saji, lauk pauk siap saji, makanan anak, tenda gulung, biskuit, pakaian anak, pakaian dewasa, selimut dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, pengiriman bantuan juga didampingi oleh TNI untuk memastikan bantuan aman dari berbagai macam gangguan.

Suharyanto sendiri dijadwalkan akan tiba di Kabupaten Puncak, Papua Tengah bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Rabu, (2/7).

Tidak hanya itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menggelar rapat internal untuk turut serta menindaklanjuti krisis kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah. Ia mengundang Menko Polhukam Mahfud MD, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Rumah Dinas Wapres, Jakarta, pada Rabu (2/8) siang nanti.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel