Sediksi.com – Pernahkah kamu saat berbicara dengan seseorang tetapi, ia sengaja mendiamkanmu atau tak menghiraukan keberadaanmu? Ya, itu artinya kamu sedang mengalami silent treatment.
Silent treatment merupakan tindakan penolakan untuk berkomunikasi secara verbal dengan seseorang. Perbuatan itu, dapat memunculkan dampak silent treatment bagi seseorang.
Meskipun, tindakan seperti itu lebih sering terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga bisa berlaku untuk anggota keluarga, teman atau rekan kerja.
Perbuatan silent treatment ini bisa menjadi pelecehan secara emosional, juga merupakan tindakan tidak dewasa seseorang.
Rasanya seperti memperkuat perasaan bahwa seseorang yang kita sayangi atau pedulikan tak ingin berhubungan dengan kita.
Lalu, apa dampak dari silent treatment ini? Serta, seberapa bahayanya untuk kesehatan mental?
Dampak Silent Treatment
Terciptanya suasana cemas hingga sedih
Perilaku silent treatment secara langsung dapat menciptakan suasana cemas, takut, dan sedih yang menghalangi rasa aman.
Hal itu akan memunculkan ketidakbahagiaan dan kerugian psikologis yang paling sering memperparah konflik dalam suatu hubungan.
Akhirnya, perasaan negatif lainnya pun juga akan mengikuti. Seperti membuat seseorang merasa marah, ditinggalkan, ditolak, dan tertekan secara keseluruhan.
Memunculkan tindakan agresif
Dikutip dari Psychology today, dalam sebuah penelitian terhadap 581 pasangan, pasangan melaporkan kepuasan yang jauh lebih rendah ketika pasangan mereka menggunakan komunikasi emosional yang tidak terikat.
Keengganan seperti itu juga terbukti menjadi pemicu kuat perasaan terasing, berkurangnya harga diri, rendahnya nilai relasional, dan meningkatnya godaan untuk bertindak agresif terhadap pasangannya.
Salah satu bentuk perilaku agresif bertujuan untuk mengontrol seseorang atau pasangannya.
Hal itu ditunjukkan dengan ia bersikap dingin demi menghukum pasangannya atau orang lain agar mereka meminta maaf padanya.
Munculnya perasaan menyalahkan diri sendiri
Hal ini juga dapat membuat target perlakuan tersebut merasa ragu dan menyalahkan diri sendiri, sehingga memicu kritik diri yang negatif. Selain itu, mereka yang menjadi sasaran perlakuan diam mungkin menjadi terobsesi dengan pemikiran tentang apa yang perlu mereka lakukan untuk mengakhiri sikap diam tersebut.
Ketakutan akan kehilangan sesorang
Menjadi sasaran silent treatment merupakan sebuah tantangan bagi siapa pun. Hal ini sangat sulit terutama bagi individu yang sudah memiliki harga diri rendah serta individu yang memiliki kecemasan.
Salah satu bagian dari pola ini mencakup ketakutan mengenai stabilitas dan ketergantungan hubungan, kecemasan yang hanya dipicu olehsilent treatment.
Lebih dari yang lain, mereka kemungkinan akan cepat merasakan penolakan yang kuat dan ketakutan akan kehilangan seseorang.
Munculnya sikap kebencian
Dikarenakan sikap diam dapat membuat orang berperilaku tidak adil, misalnya meminta maaf yang tidak perlu atau mengambil tanggung jawab orang lain, bukan tidak mungkin kebencian dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan menyebabkan kerusakan pada suatu hubungan.
Di saat kepercayaan rusak dan kebencian terbentuk dalam suatu hubungan maka, ini dapat menciptakan hambatan terhadap keintiman emosional dan fisik.
Bahayanya Silent Tretment untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Seseorang yang menerima perlakuan silent treatment, sering kali merasa terpaksa mengubah perilakunya.
Mereka akan mulai berusaha mencari cara untuk memulihkan keadaan seperti sediakala atau sebelumnya.
Mereka mungkin meminta maaf atas hal-hal yang tidak mereka lakukan, melakukan tugas yang bukan tanggung jawab mereka, atau terlibat dalam perilaku yang tidak mereka inginkan agar sikap diam tersebut segera berakhir.
Namun, ketika seseorang yang kita sayangi itu masih memberikan perlakuan diam kepada kita, hal itu dapat menyebabkan trauma emosional, yang merupakan salah satu aspek pelecehan emosional.
Perasaan diabaikan dalam waktu lama, menciptakan isolasi yang dapat menyebabkan kesepian dan perasaan depresi.
Efek sampingnya, akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan kesehatan mental orang tersebut.
Melansir dari psychcentral, dalam sebuah studi tahun 2012 menunjukkan bahwa pengobatan silent treatment merangsang korteks cingulate anterior, yang merupakan area di otak untuk mencatat rasa sakit.
Artinya, orang tidak hanya merasakan sakit emosional ketika menerima silent treatment, tetapi juga rasa sakit fisik pada tingkat tertentu.
Hal ini dapat menimbulkan efek samping fisik yang merusak jika seseorang berulang kali dikucilkan oleh orang yang penting baginya.
Gangguan kesehatan fisik yang dapat terjadi seperti perubahan berat badan, peningkatan tekanan darah, hingga gangguan tidur.