Sediksi.com – Saat ini, banyak orang yang memilih diet tertentu untuk alasan kesehatan, etika, atau gaya hidup dan tetunya motivasi untuk menurunkan berat badan adalah yang paling mendominasi. Namun, apakah kamu tahu bahwa diet juga berpengaruh pada lingkungan?
Ya, ada beberapa diet yang memiliki carbon footprint tertinggi, artinya adalah makanan yang kamu konsumsi setiap hari memiliki dampak terhadap emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan sumber daya alam.
Lalu memangnya apa saja diet yang memiliki carbon footprint tertingga? Apakah diet-diet ini menyumbang pada kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini!
Diet yang Memiliki Carbon Footprint Tertinggi
Carbon footprint adalah ukuran dari jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, termasuk produksi dan konsumsi makanan.
Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Oleh karena itu, semakin tinggi carbon footprint dari diet yang sedang kamu lakukan, maka semakin besar kontribusi terhadap kerusakan lingkungan.
Fakta yang cukup mengejutkan bahwa, pada tahun 2021 sebuah penelitian yang didukung PBB menemukan bahwa 34% emisi gas rumah kaca berasal dari sistem pangan.
Maka urgensi untuk memilah makanan untuk mengatasi keadaan dunia yang semakin memanas ini adalah sebuah pilihan yang harus diperhatikan sangat.
Memilih menu makanan mungkin juga rumit, banyak pilihan yang ingin kita jadikan menu makanan sehari-hari. Ini sama banyaknya dengan program diet, entah itu carnivor diet, keto, vegan, dan banyak lainnya.
Nah, jika kamu konsen terhadap isu krisis iklim, mungkin saatnya untuk merubah kebiasaanmu, mulai dari memperhatikan menu makanan dan program diet yang tepat, karena ada beberapa diet yang memiliki carbon footprint tertinggi, diantaranya adalah Keto dan Paleo.
Diet Keto dan Paleo yang Tinggi Carbon Footprint
Menurut penelitian dari Universitas Tulane, Amerika Serikat, diet yang memiliki carbon footprint tertinggi adalah diet keto dan diet paleo. Diet keto adalah diet yang mengutamakan asupan lemak tinggi dan karbohidrat rendah, sedangkan diet paleo adalah diet yang lebih banyak mengonsumsi daging, dan sayuran.
Dan seperti yang kita tahu bahwa daging merah memiliki jejak karbon yang tinggi, jadi tidak mengejutkan apabila diet keto dan paleo yang selalu menyarankan daging sebagai menu utama merupakan diet yang memiliki carbon footprint tertinggi.
Dari apa yang dijelaskan Andret J, Yawn dari Universitas Tulane, pada tulisan Keto vs vegan: Study of popular diets finds over fourfold difference in carbon footprints, diet keto, yang mengutamakan lemak dalam junlah tinggi dan karbohidrat dalam jumlah rendah ini diperkirakan menghasilkan hampir 3 kg karbon dioksida untuk setiap 1.000 kalori yang dikonsumsi.
Diet paleo, yang menghindari biji-bijian dan kacang-kacangan yang lebih memilih daging, dan sayur-sayuran mendapatkan nilai kualitas diet terendah berikutnya dan juga memiliki jejak karbon tinggi, yaitu 2,6 kg karbon dioksida per 1.000 kalori
Hal ini disebabkan oleh konsumsi daging merah yang tinggi, yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca terbesar dalam sistem pangan.
Diet keto dan diet paleo juga mendapat skor kualitas gizi terendah, karena kurangnya serat, vitamin, dan mineral yang berasal dari sumber nabati. Para peneliti mengatakan bahwa ini adalah kali pertama mereka mengukur dan membandingkan jejak karbon dari berbagai diet yang populer, bukan yang diresepkan oleh ahli.
Diet yang Memiliki Carbon Footprint Terendah
Itu tadi adalah diet yang memiliki carbon footprint tertinggi, sebaliknya, diet yang memiliki carbon footprint terendah adalah diet vegan dan diet vegetarian.
Diet vegan adalah diet yang tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan, sedangkan diet vegetarian adalah diet yang tidak mengonsumsi daging, tetapi masih mengonsumsi produk hewani, seperti telur dan susu.
Diet vegan diperkirakan menghasilkan 0,7 kg karbon dioksida untuk setiap 1.000 kalori yang dikonsumsi, kurang dari seperempat dari dampak diet keto. Diet vegetarian memiliki jejak karbon yang sedikit lebih tinggi, dan diet pescatarian (diet yang mengonsumsi ikan, tetapi tidak daging) mengikuti setelahnya.
Diet vegan dan diet vegetarian juga mendapat skor kualitas gizi tertinggi, karena kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang berasal dari sumber nabati. Selain itu, diet vegan dan diet vegetarian juga bermanfaat bagi kesehatan, karena dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Dari ulasan di atas tentang diet yang memiliki carbon footprint tertinggi, dapat disimpulkan bahwa diet tidak hanya mempengaruhi kesehatan, tetapi juga lingkungan.
Diet yang mengonsumsi daging merah secara berlebihan, seperti diet keto dan diet paleo, memiliki carbon footprint tertinggi dan kualitas gizi rendah. Diet yang mengonsumsi makanan nabati secara dominan, seperti diet vegan dan diet vegetarian, memiliki carbon footprint terendah dan kualitas gizi tertinggi.
Oleh karena itu, jika kamu ingin berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan, sekaligus menjaga kesehatan, kamu dapat mempertimbangkan untuk mengurangi atau menghindari konsumsi daging merah, dan meningkatkan konsumsi sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Semoga artikel ini bermanfaat!