Sediksi.com – Newcastle United bakal mengahadapi Manchester United (MU) di final Carabao Cup yang digelar di Wembley, Minggu (26/2/23). Pelatih Newcastle, Eddie Howe, menyebut timnya tidak akan terbebani oleh sejarah.
Tunggu, sejarah apa? Bukannya Newcastle hanyalah klub kemarin sore?
Jadi begini, sudah kelewat lama bagi Newcastle United untuk merasakan manisnya menjadi juara. Selama 54 tahun, tak ada barang satu piala pun masuk ke rak piala Newcastle. Piala terakhir yang diraih Newcastle adalah Fairs Cup (cikal bakal Liga Europa) pada 1969 lalu.
Minggu besok, kesempatan itu akhirnya tiba. Mereka bisa saja menuntaskan dahaga trofi andai sanggup mengatasi perlawanan MU.
“Saya nggak merasa pemain kami terbebani sejarah, mereka mengubahnya jadi motivasi yang potensial,” kata Howe dikutip dari The Guardian.
“Sebelum turnamen dimulai, kami membuat mereka menyadari bahwa kami menunggu lama untuk meraih trofi, dan saya pikir mereka mengerti. Saya pikir ini adalah hal penting yang kami miliki sebagai alat motivasi.”
Beberapa nama pelatih kawakan pernah melatih Newcastle, seperti Sir Bobby Robson, Kevin Keegan hingga Rafael Benitez. Tak satupun dari mereka berhasil. Karenanya, jika bisa memenangi Carabao Cup akhir pekan ini, Howe bukan satu-satunya orang yang berjasa.
“Sangat berarti buat saya, tetapi lebih berarti buat para penggemar dan siapa pun yang punya ikatan dengan Newcastle, kalau kami sanggup memenanginya,” imbuh Howe.
Pelatih berusia 45 tahun itu memang merasa Newcastle memberinya rasa nyaman dalam melatih. Sebelumnya, ia tak pernah menyangka bakal melatih klub Premier League, terutama untuk tim sekelas Newcastle. Mentok, ia melatih Bournemouth yang timbul-tenggelam di Premier League.
Kesuksesannya saat melatih Bournemouth membuat Newcastle meliriknya dan memboyongnya ke St. James Park, markas Newcastle. Howe mendapat dukungan penuh dari klub untuk membangun skuat.
Kepindahan kepemilikan ke Public Investment Fun (PIF), lembaga investasi milik Arab Saudi, pada 2021 lalu memungkinkan Newcastle punya banyak dana. Mereka punya ambisi besar mengubah Newcastle menjadi tim disegani di Liga Inggris.
Peluang Juara
Final Carabao Cup bakal menjadi pertandingan menarik yang dinantikan para penggemar kedua klub. Newcastle sudah 54 tahun puasa gelar, dan bakal bermain habis-habisan. ‘Piala ciki’ itu sangat berarti buat mereka dan menandai era baru Newcastle.
Di lain pihak, MU terakhir kali mengangkat piala pada musim 2016/2017 saat mereka memenangi Liga Europa. MU juga bakal memburu trofi pertamanya musim ini. Setan Merah, julukan MU, masih berpeluang memenangi tiga kompetisi lainnya, yakni Liga Inggris, Liga Europa dan Piala FA.
Dua tim tersebut punya modal yang berbeda jelang final Carabao Cup. Dalam 5 pertandingan terakhir, performa Newcastle angin-anginan. Mereka meraih 2 kemenangan, 1 imbang, dan 2 kali kalah. 3 laga terakhir mereka lalui tanpa kemenangan.
Sementara MU melalui 5 laga terakhirnya tanpa kekalahan dengan 3 kemenangan dan 2 imbang. Mereka juga menyingkirkan Barcelona di babak play-off Liga Europa. Faktor kelelahan sebab bertanding di tengah pekan rupanya bakal memengaruhi tim yang dilatih Erik Ten Hag itu.
Bisakah Newcastle mengakhiri dahaga gelarnya selama 54 tahun? Atau, MU bakal menikmati gelombang pertama ‘tsunami trofi’nya?