Efek Buruk Eceng Gondok Bagi Kehidupan Sungai: Mengancam Bengawan Solo

Efek Buruk Eceng Gondok Bagi Kehidupan Sungai: Mengancam Bengawan Solo

Efek Buruk Eceng Gondok Bagi Kehidupan Sungai

DAFTAR ISI

Sediksi – Sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Jawa, Indonesia, yang mengalir dari Pegunungan Sewu di barat daya Surakarta ke Laut Jawa di utara Surabaya, melalui jalur sepanjang sekitar 600 km.

Sungai ini tidak hanya menjadi sumber air yang vital bagi masyarakat dan lahan pertanian di bagian timur dan utara pulau Jawa, namun juga merupakan habitat yang kaya akan berbagai spesies air dan situs bersejarah bagi paleoantropologi.

Namun, sungai ini menghadapi masalah lingkungan yang serius yang disebabkan oleh tanaman invasif: eceng gondok. Oleh karena itu dalam artikel ini akan membahas mengenai efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai.

Eceng Gondok yang Memenuhi Sungai Bengawan Solo

Efek Buruk Eceng Gondok Bagi Kehidupan Sungai: Mengancam Bengawan Solo - Eceng Gondok di Bengawan Solo
Image from Solopos

Eceng gondok (nama ilmiah: Pontederia crassipes atau Eichornia crassipes) adalah sejenis tanaman air mengapung yang berasal dari Amerika Selatan.

Tanaman ini pertama kali diperkenalkan ke Indonesia pada akhir abad ke-19 sebagai tanaman hias untuk kolam dan taman. Namun, tanaman ini segera lolos dari budidaya dan menyebar dengan cepat melalui saluran air ke perairan lainnya.

Eceng gondok memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dan dapat berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Eceng gondok juga dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi air yang ekstrim, seperti ketinggian air, aliran air, ketersediaan nutrisi, pH, suhu, dan racun.

Eceng gondok sekarang banyak ditemukan di Sungai Bengawan Solo, terutama di bagian hilir dan tengah sungai, di mana airnya lambat dan dangkal.

Tanaman ini membentuk tikar padat yang menutupi permukaan air, menghalangi sinar matahari dan oksigen mencapai air di bawahnya.

Tanaman ini juga bersaing dengan tanaman dan hewan asli untuk mendapatkan nutrisi dan ruang, serta mengubah sifat fisik dan kimiawi air. Selain itu, tanaman tersebut membusuk dan melepaskan bahan organik yang mengkonsumsi lebih banyak oksigen dan menimbulkan bau busuk.

Efek Buruk Eceng Gondok Bagi Kehidupan Sungai

Efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai kehidupan sungai mempengaruhi ekosistem di bengawan solo saat ini, baik secara biologis maupun sosial ekonomi.

Kira-kira ini beberapa efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai yang ditimbulkan adalah:

Berkurangnya keanekaragaman hayati

Yang jelas dari efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai ini dapat mengurangi keanekaragaman dan kelimpahan tanaman dan hewan air asli dengan cara menyaingi mereka dan menciptakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup mereka .

Beberapa spesies yang terancam oleh eceng gondok antara lain ikan, katak, siput, serangga, dan burung. Spesies-spesies ini penting bagi keseimbangan ekologi dan rantai makanan di sungai.

Mengurangi kualitas air

Selanjutnya dari efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai adalah menurunkan kualitas air dengan mengurangi oksigen terlarut, meningkatkan kekeruhan, mengubah pH, dan menambahkan polutan dan patogen ke dalam air.

Perubahan ini mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan organisme air dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air bagi manusia dan hewan.

Berkurangnya ketersediaan air

Eceng gondok meningkatkan evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun tanaman) karena daunnya yang besar dan lebar serta pertumbuhannya yang cepat. Hal ini mengurangi jumlah air yang tersedia untuk irigasi, keperluan rumah tangga, dan pembangkit listrik tenaga air.

Mengurangi navigasi dan transportasi

Bagi kegiatan manusia, efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai adalah menghalangi aliran air dan pergerakan perahu dan kapal di sungai. Hal ini menghambat transportasi orang dan barang, serta mempengaruhi kegiatan perikanan dan pariwisata di sungai.

Meningkatnya banjir dan erosi

Eceng gondok mengubah rezim hidrologi sungai dengan mengubah ketinggian air, kecepatan air, dan pola sedimentasi. Hal ini meningkatkan risiko banjir dan erosi di sepanjang bantaran sungai dan daerah hilir.

Eceng gondok merupakan masalah lingkungan yang serius yang mengancam Sungai Bengawan Solo dan kehidupannya. Efek buruk eceng gondok bagi kehidupan sungai berdampak pada keanekaragaman hayati sungai, kualitas air, ketersediaan air, navigasi, transportasi, banjir, dan erosi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengendalikan dan mengelola serangan eceng gondok di sungai dengan menggunakan berbagai metode seperti pendekatan mekanis, biologis dan terpadu.

Dengan demikian, kita dapat melindungi dan memulihkan kesehatan dan fungsi sungai, serta memastikan keberlanjutannya untuk generasi sekarang dan yang akan datang.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel