5 Fakta Leap Day atau Hari Kabisat 2024 yang Muncul di Google Doodle, Fenomena Langka!

5 Fakta Leap Day atau Hari Kabisat 2024 yang Muncul di Google Doodle, Fenomena Langka!

Fakta Leap Day 2024

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Ada yang istimewa pada Google Doodle hari ini, Kamis, 29 Februari 2024.  Saat membuka laman Google, muncul Google Doodle yang menampilkan Leap Day atau yang disebut sebagai Hari Kabisat. Fakta Leap Day salah satunya terjadi setiap empat tahun sekali, menjadikannya sebagai fenomena langka.

Kamu bisa melihat sebuah ilustrasi menarik pada Google Doodle berupa seekor katak yang melompat ke daun di sungai dengan membawa tulisan angka 29 yang bersandingan dengan batu berangka 28 dan 1.

Ilustrasi yang menunjukkan Leap Day 2024 itu atau Hari Kabisat berkaitan dengan tanggal 29 Februari. Kalau kamu penasaran dengan hal tersebut, simak Ulasan dari Sediksi berupa 5 Fakta Leap Day atau Hari Kabisat berikut.

Fakta Leap Day atau Hari Kabisat

Arti Leap Day 2024 di Google Doodle

Arti Leap Day 2024
Tangkapan layar Google Doodle

Google Doodle sendiri adalah gambar atau animasi yang menggantikan logo Google di halaman utama mesin pencariannya. Google Doodle biasanya memang dibuat untuk memperingati momen penting, seperti ulang tahun tokoh terkenal, peristiwa bersejarah, atau hari raya tertentu.

Google Doodle juga sering menampilkan unsur budaya, seni, atau ilmu pengetahuan dari berbagai negara.

Salah satu Google Doodle yang muncul hari ini adalah Leap Day 2024, yang menampilkan seekor katak melompat dengan angka 29 di badannya.  

Aksi sang katak ini melambangkan lompatan atau leap. Katak sendiri dipilih karena merupakan simbol hewan yang banyak dikaitkan dengan tahun kabisat, terutama di Irlandia. Di sana, terdapat tradisi untuk memberikan patung katak pada wanita yang akan melamar pria pada Hari Kabisat.

Baca Juga: Apa Itu Hari Tanpa Bayangan? Fenomena Alam yang Akan Terjadi di Indonesia

Pencentus Tahun Kabisat

Tahun kabisat diperlukan karena waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari adalah sekitar 365,24 hari, atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.

Namun, kalender kita hanya menghitung 365 hari dalam satu tahun, sehingga ada selisih waktu yang terakumulasi setiap tahunnya. Jika kita tidak menambahkan satu hari ekstra setiap empat tahun, maka kalender dan musim akan semakin tidak sinkron, dan akan berpengaruh pada siklus pertanian, penanggalan, dan kegiatan lain yang bergantung pada musim.

Konsep tahun kabisat sudah dikenal sejak zaman Romawi kuno, ketika Kaisar Julius Caesar mengubah kalender yang sebelumnya berdasarkan bulan menjadi kalender yang berdasarkan matahari. Ia menetapkan bahwa setiap tahun yang bisa dibagi empat adalah tahun kabisat, dan menambahkan satu hari di akhir bulan Februari, yang merupakan bulan terakhir dalam kalender Romawi.

Namun, sistem ini masih belum sempurna, karena ada perbedaan sekitar 11 menit antara tahun kabisat dan tahun matahari. Akibatnya, kalender menjadi terlalu cepat sekitar 10 hari dalam kurun waktu 1.500 tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian pada tahun 1582, yang merupakan kalender yang kita gunakan sekarang. Kalender ini menambahkan aturan tambahan untuk menentukan tahun kabisat, yaitu tahun yang bisa dibagi 100 bukan tahun kabisat, kecuali jika bisa dibagi 400.

Misalnya, tahun 2000 adalah tahun kabisat, tetapi tahun 2100 dan 2200 bukan tahun kabisat. Dengan demikian, kalender Gregorian lebih akurat dan sesuai dengan siklus matahari.

Ciri-ciri Tahun Kabisat

Tahun kabisat memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari tahun biasa, antara lain:

  • Tahun kabisat memiliki 366 hari, bukan 365 hari seperti tahun biasa.
  • Tahun kabisat memiliki 52 minggu dan 2 hari, bukan 52 minggu dan 1 hari seperti tahun biasa.
  • Tahun kabisat memiliki 12 bulan, tetapi bulan Februari memiliki 29 hari, bukan 28 hari seperti tahun biasa.
  • Tahun kabisat bisa dibagi empat, kecuali jika bisa dibagi 100 tetapi tidak bisa dibagi 400.
  • Tahun kabisat biasanya terjadi setiap empat tahun sekali, kecuali pada tahun-tahun yang bisa dibagi 100 tetapi tidak bisa dibagi 400.

Orang yang lahir di Hari Kabisat

Orang yang lahir di hari kabisat memiliki keunikan tersendiri. Mereka hanya bisa merayakan ulang tahun mereka setiap empat tahun sekali, karena bulan Februari di luar tahun kabisat hanya adai 28 hari. Orang yang lahir di hari kabisat disebut sebagai leapling atau leaper. Menurut perkiraan, ada sekitar lima juta orang di dunia yang lahir di hari kabisat.

Hari kabisat adalah hari yang langka dan istimewa. Meski begitu, hari ini menjadi kesempatan untuk menambahkan satu hari lagi dalam hidup kita, yang bisa kita manfaatkan untuk berbagai hal positif.

Tokoh Dunia yang lahir di Hari Kabisat

Berikut, ada beberapa tokoh dunia yang lahir pada Hari Kabisat. Ada siapa saja?

  • Gioachino Rossini, komposer musik klasik asal Italia yang terkenal dengan opera The Barber of Seville. Ia lahir pada 29 Februari 1792.
  • Pope Paul III, paus Katolik Roma yang memimpin Konsili Trento dan melancarkan Reformasi Katolik. Ia lahir pada 29 Februari 1468.
  • Ja Rule, rapper, penyanyi, dan aktor asal Amerika Serikat yang terkenal dengan lagu-lagu seperti Always on Time, Mesmerize, dan Wonderful. Ia lahir pada 29 Februari 1976.
  • Dinah Shore, penyanyi, aktris, dan pembawa acara televisi asal Amerika Serikat yang terkenal dengan lagu-lagu seperti Buttons and Bows, See the USA in Your Chevrolet, dan Whatever Lola Wants. Ia lahir pada 29 Februari 1916.
  • Tony Robbins, motivator, penulis, dan pembicara publik asal Amerika Serikat yang terkenal dengan buku-buku seperti Awaken the Giant Within, Unlimited Power, dan Money: Master the Game. Ia lahir pada 29 Februari 1960.

Itulah 5 fakta Leap Day atau Hari Kabisat 2024. Semoga penjelasan di atas menjadikan wawasan tambahan bagi kamu tentang Hari Kabisat.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel