Sediksi.com – Salah satu polemik Jakarta International Stadium (JIS), yang akan menjadi venue Piala Dunia U-17 yaitu rumput hybrid.
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) sendiri telah menginstruksikan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh indonesia (PSSI) untuk segera mengganti rumput hybrid di JIS.
Selama ini JIS disebut sebagai stadion terbesar di Asia Tenggara yang pembangunannya sudah berstandar FIFA. Bahkan rumput hybrid JIS juga dibanggakan karena disebut mirip dengan rumput lapangan Stadion Allianz Arena di Kota Munchen, Jerman.
Terlepas dari itu semua, nyatanya FIFA sudah meminta PSSI untuk mengganti rumput JIS. Bahkan FIFA juga menyebut sederet alasan dan risiko jika rumputnya tidak diganti.
FIFA Minta Rumput JIS Diganti
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyebut telah menerima surat elektronik yang dikirim FIFA kepada PSSI pada 20 Juli 2023 lalu.
“Alhamdulillah tanggal 20 Juli kita menerima catatan dari FIFA,” katanya saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/7) sore dikutip dari YouTube PSSI.
Salah satu hal yang dikatakan FIFA dalam surat elektronik tersebut yaitu mengganti rumput hybrid JIS.
“Di sini FIFA bilang soal rumput hybrid salah satunya memang harus diperbaiki karena jika tidak akan jadi masalah dan makanya harus diganti,” ujar Erick Thohir.
Dalam sesi konferensi pers itu, dirinya juga berharap bahwa keputusan FIFA meminta PSSI untuk merenovasi JIS tidak lagi menjadi polemik di masyarakat yang bahkan dipolitisasi. Namun, lebih menganggap instruksi FIFA ini sebagai bentuk menyukseskan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 yang akan digelar pada November 2023 mendatang.
“Kita di PSSI tidak mungkin bermain di isu politik, kita ingin sukses U-17. Saya bersabar tidak ingin statement yang lebar. Tentu dengan surat tertulis FIFA ini keberlanjutan dari ratas (rapat terbatas) dan ini makanya ada renovasi,” imbuhnya.
Alasan Rumput Hybrid JIS Harus Diganti
Alasan mengenai rumput hybrid JIS harus diganti ini atas rekomendasi dari Manager Lapangan Senior FIFA, Alan Ferguson.
FIFA menyebut bila ingin menggunakan JIS sebagai venue Piala Dunia U-17, harus menghilangkan rumput hybrid yang tertanam di JIS. Ini lantaran, rumput tersebut bisa menimbulkan sejumlah risiko atau masalah. Misalnya pertumbuhan rumput yang tidak efektif hingga perawatannya yang sulit.
“Kesulitan jika mempertahankan sistem seperti itu adalah efektivitas akar yang sulit mencapai bagian alas karpet terhalang lima centimeter antara zona akar atas dan zona akar bawah yang memberi pertumbuhan akar menjadi tidak efektif,” tulis FIFA.
Selain itu, penanaman rumput hybrid berbasis karpet ternyata juga bisa merugikan kualitas lapangan sesudah pertandingan. Bila hal ini dibiarkan, maka FIFA tidak akan mengizinkan JIS menjadi venue Piala Dunia U-17.
“Dapat mengakibatkan lapangan pada Jakarta Internasional Stadium saat ini tidak dapat direkomendasikan sebagai tempat pertandingan untuk Piala Dunia U-17 2023. Sistem karpet seperti itu harus dihilangkan,” lanjutnya.
Erick Thohir menyebut bahwa FIFA akan datang ke Indonesia pada akhir Juli 2023 untuk mengecek langsung JIS, dan memeriksa beberapa hal seperti kesiapan tempat, kualitas lapangan dan lainnya.
“Beberapa catatan yang harus segera kita tindak lanjuti sebelum FIFA mengecek tanggal 28 (Juli) sampai 2 Agustus rencananya,” terangnya.
Lakukan Audit dan Bentuk Pansus JIS
Tidak hanya PSSI dan Kemenpora yang menjadikan JIS sebagai pusat perhatian venue Piala Dunia U-17. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono juga meminta untuk dilakukannya audit JIS.
Dirinya menyebut bahwa audit proyek pembangunan JIS ini akan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Nanti audit Inspektorat, sama kami minta BPKP,” jelasnya yang dikutip dari Antara, Selasa (25/7).
Senada dengan surat dari FIFA untuk mengganti rumput JIS dan rencana audit Plt Gubernur DKI Jakarta tersebut, Fraksi PDIP di DPRD DKI juga mengajukan surat usulan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) JIS yang bekaitan dengan teknis realisasi dan rencana pembangunan atau perbaikan JIS.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo menyebut sejumlah isu yang akan dibahas di Pansus ini termasuk persiapan Piala Dunia U-17.