Film Everest (2015) menceritakan upaya bertahan hidup sekelompok pendaki saat melakukan pendakian menuju puncak Everest. Film ini berangkat dari kisah nyata bencana Everest 1996.
Apa yang bisa kita petik dari film ini?
Artikel kali ini akan memberimu sedikit bocoran mengenai sinopsis film Everest yang rilis tahun 2015 lalu. Simak sampai tuntas ya!
Overview
- Tahun rilis : 2015
- Genre : Drama, Thriller
- Sutradara : Baltasar Kormakur
- Penulis naskah : William Nicholson dan Simon Beaufoy
- Rumah produksi : Cross Creek Pictures, Walden Media, dan Working Title Films
- Durasi : 2 jam 1 menit
Pemain Film Everest (2015)
Aktor/Aktris | Karakter |
Jason Clarke | Rob Hall |
Josh Brolin | Beck Weathers |
John Hawkes | Doug Hansen |
Michaell Kelly | John Krakauer |
Naoko Mori | Yasuko Namba |
Emily Watson | Helen Wilton |
Keira Knightley | Jane |
Sam Worthington | Guy Cotter |
Jake Gyllenhaal | Scott Fisher |
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Pendakian Gunung Ekstrim
Sinopsis Film Everest (2015): Pendakian yang Berubah Jadi Bencana
Sinopsis film Everest diawali dengan kisah Rob Hall, seorang pemandu pendakian profesional. Rob telah beberapa kali sukses memandu para pendaki pemula untuk menaklukkan puncak Everest.
Suatu hari, ia bersama kelompoknya, yang mencakup para pendaki profesional kembali memimpin kelompok pendaki amatir. Mereka adalah Beck Weathers, Doug Hansen, John Kraukauer, dan Yasuko Namba.
Para pendaki amatir ini datang dari berbagai profesi, yaitu miliuner, seorang tukang pos, penulis, dan pendaki yang ingin menjadikan Everest sebagai puncak ketujuh yang ia taklukkan.
Perjuangan untuk menaklukkan puncak Everest ternyata sama sekali tak mudah. Mereka harus menghadapi keadaan alam Everest yang begitu ekstrem, juga persaingan antara kelompok pendaki yang sama-sama ingin menaklukkan Everest.
Kondisi ini benar-benar menggoyahkan kondisi para pendaki. Apalagi, kondisi pendakian yang padat benar-benar membuat waktu berjalan lambat. Para tim pendakian harus mengantri untuk sekedar lewat.
Hingga kemudian, badai yang tak terduga pun datang, dan menyebabkan mereka di ambang kematian. Siapa yang berhasil bertahan?
Baca Juga: Berapa Lama Mendaki Gunung Everest?
Review
Usai membahas sinopsis film Everest, kali ini kita akan beranjak membicarakan review singkatnya.
Everest memiliki gambaran yang cukup detail dan juga akurat sesuai dengan kondisi bencana Everest 1996. Bencana yang terjadi pada 10 Mei 1996 itu merupakan salah satu bencana terbesar dalam sejarah pendakian.
Bagaimana tidak, 8 orang tewas dalam sehari, dan total 11 orang tewas dalam kejadian ini.
Film Everest sendiri mampu menggambarkan kengerian yang dialami para pendaki ketika badai datang. Penggambaran situasinya benar-benar terasa nyata. Hingga penonton bisa merasakan betapa dinginnya, dan betapa mencekamnya kondisi yang dialami para pendaki nekat itu di hari tragedi terjadi.
Film ini memang memiliki keakuratan yang cukup tinggi. Karena ada banyak catatan yang bisa dijadikan rujukan mengenai kondisi hari itu.
Catatan ini ditulis oleh orang-orang yang selamat dari tragedi naas 10 Mei 1996. Beberapa catatan tersebut di antaranya adalah Into Thin Air yang ditulis John Krauker dan juga The Climb yang ditulis oleh Anatoli Boukreev, pendaki profesional yang tergabung dalam kelompok Mountain Madness.
Aspek sinematografi dalam film ini juga dimainkan dengan baik. Pengambilan gambar di tempat bersalju terasa sangat meyakinkan. Selain itu, pengambilan gambar dari atas berhasil menunjukkan betapa kecilnya manusia dibandingkan dengan alam.
Hal ini menunjukkan betapa sepelenya manusia di tengah kuasa alam yang kadang begitu ganas dan liar.
Selain itu film ini juga berhasil memotret unsur drama dari tragedi ini dengan sangat baik. Penonton pasti akan mengharu biru melihat scene saat Rob Hall berteleponan dengan istrinya yang tengah hamil, tepat beberapa saat sebelum kematiannya.
Ia bisa menghubungi istrinya, namun tak bisa berbuat apapun, bahkan meminta tolong. Sebab, siapa yang bisa membantu di tengah badai yang mengamuk di ketinggian 8.000 meter di atas permukaan laut?
Hal ini menjadi bagian paling menyedihkan dalam film ini.
Film Everest juga menjadi pengingat bahwa egoisme manusia tak bisa menantang alam. Bagaimana pun Everest lah yang menjadi penentu akan siapa yang bisa atau tidak mencapai puncaknya.
Menonton dan menyimak film ini, terasa sangat tak nyaman. Sebab dari awal film, para pendaki berangkat dengan perasaan optimis mampu menaklukkan puncak tertinggi di dunia itu.
Bahkan Rob Hall sempat sesumbar dan berjanji pada Doug Hansen, si tukang pos, bahwa kali ini ia akan berhasil puncak setelah beberapa kali gagal.
Janji Rob memang berhasil ia penuhi, tapi harganya mahal. Rob dan Doug harus mati dan puncak Everest ialah kuburan mereka. Kuburan tanpa pelayat dan juga nisan.