Film Meru (2015) ialah film bertema pendakian yang akan kami rekomendasikan. Meru merupakan film dokumenter yang dirilis pada tahun 2015.
Film ini akan menarasikan upaya menaklukkan puncak Meru lewat dinding granit terjal yang disebut dengan “Sirip Hiu.” Wah, dari julukannya saja terdengar luar biasa. Bagaimana kisah penaklukannya, ya?
Silakan tonton bagaimana tebing ini ditaklukkan dalam film Meru ya!
Sebelum itu, simak dulu ulasannya dan mengapa film dokumenter ini sebaiknya tak dilewatkan.
Overview
- Tahun rilis : 2015
- Genre : Dokumenter
- Sutradara : Jimmy Chin dan Elizabeth Chai Vasarhelyi
- Penulis naskah : Jimmy Chin dan Elizabeth Chai Vasarhelyi
- Rumah produksi : Little Monster Film
- Durasi : 1 jam 27 menit
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Pendakian Gunung Ekstrim
Sinopsis Film Meru (2015)
Film Meru (2015) merupakan dokumentasi dari perjalanan Conrad Anker, Jimmy Chin, dan juga Renan Ozturk untuk menaklukkan Puncak Meru. Puncak Meru sendiri merupakan bagian dari pegunungan Himalaya. Gunung ini berada di daerah Uttarakhand, India. Ketinggiannya mencapai 6.660 meter di atas permukaan laut.
Mendaki gunung sendiri bukan hanya sebuah olah raga. Namun, pendakian umumnya disebut perjalanan menaklukkan diri sendiri. Meskipun pendaki sendiri terkadang juga punya ego atau motivasi besar untuk mencapai puncak.
Hal itulah yang terjadi pada Conrad. Ia begitu penasaran pada Puncak Meru. Baginya, menaklukkan Puncak Meru adalah hal yang paling ia inginkan. Untuk itu, ia mengajak kedua temannya untuk bergabung, yaitu Jimmy dan Renan.
Sayangnya, seperti dugaan perjalanan mereka tak mudah. Bukan hanya harus membawa beban lebih dari 100 kg dan melewati tebing granit setinggi 450 meter tanpa ada Sherpa yang membantu, mereka bertiga juga harus bertahan menghadapi cuaca yang bisa tiba-tiba berubah.
Saat mendaki, badai menyerang selama empat hari. Mereka pun tak bisa bergerak, padahal perbekalan mereka hanya cukup untuk tujuh hari. Tapi, keinginan besar Conrad untuk menaklukkan gunung itu membuat mereka terus melanjutkan perjalanan, meskipun seharusnya mereka turun.
Sayangnya, meskipun punya motivasi yang besar, alam tetap tak mendukung mereka untuk sampai puncak. Conrad, Jimmy, dan Renan gagal mencapai Puncak Meru karena hari sudah sore, dan tak akan mungkin bagi mereka bermalam di ketinggian 6.000 meter dalam kondisi badan lemah. Mereka bisa kehilangan nyawa.
Memendam keinginan untuk menaklukkan Meru, mereka pun pulang, melanjutkan hidup dan keseharian. Tapi banyak hal tak terduga terjadi. Berbagai hal yang menjadi titik balik setiap tokohnya, dan akan membawa mereka kembali ke Meru lagi.
Review Film Meru (2015)
Meskipun bercerita mengenai pendakian, namun film Meru, berbicara lebih banyak dari itu.
Film ini menggambarkan betapa lemahnya manusia di depan kuasa alam. Hal ini akan kita lihat dan juga kita renungi ketika Jimmy, Conrad, dan juga Renan mati-matian berjuang mencapai puncak Meru. Seberapapun mereka ingin dan menyiapkan diri, tapi bila alam tidak mendukung maka mereka tidak bisa mencapai puncak Meru.
Selain itu, film ini dengan jelas menggambarkan solidaritas dan kerjasama tim yang kuat antara Conrad, Jimmy, dan Renan. Meskipun awalnya Renan merasa dirinya tidak terlalu dipercaya oleh Conrad yang baru mengenalnya, namun nyatanya ia tetap bergabung dengan tim, dan mampu menjalin kerjasama yang baik.
Sebagai pemimpin ekspedisi, Conrad juga mampu mempertimbangkan kondisi timnya, dan memberikannya kesempatan untuk mewujudkan impiannya.
Ini terjadi ketika Renan yang baru saja terkena cedera parah, memohon pada Jimmy dan Renan untuk tetap dilibatkan dalam ekspedisi Meru. Conrad awalnya enggan. Ia takut Renan akan terserang stroke karena suhu dingin ekstrem bisa menyerang pembuluh darahnya yang rusak.
Namun upaya keras Renan untuk pulih, dan juga perasaan tak tega untuk merenggut mimpi Renan, membuat Conrad luluh.
Film ini diproduksi dengan banyak perjuangan. Jimmy Chin sebagai produser, merangkap sutradara, dan penulis naskah film ini merupakan anggota pendakian. Artinya, ia harus mengambil gambar, mendaki tebing, dan juga membawa perbekalan yang beratnya mencapai puluhan kilol.
Hal ini tentu bukanlah hal yang mudah. Tapi, di tengah berbagai keterbatasannya itu, ia berhasil menghasilkan film dokumenter yang berkualitas.
Tak mengherankan bila akhirnya film ini mendapat pengharagaan dari berbagai festival film, di antaranya Festival Film Sundance, Festival Film Internasional Shanghai, Festival Film Dokumenter Internasional Amsterdam, dan lain sebagainya.
Nah itulah review singkat film Meru. Bagaimana, tertarik menontonnya?