Mengenal Garam Abu Papua: Bumbu Tradisional yang Unik dan Eksotis

Mengenal Garam Abu Papua: Bumbu Tradisional yang Unik dan Eksotis

Garam Abu Papua

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Garam adalah salah satu bumbu masak yang paling umum dan penting di dunia. Tanpa garam, makanan akan terasa hambar dan kurang lezat.

Namun, tahukah kamu bahwa ada berbagai jenis garam yang berbeda-beda di setiap daerah? Salah satunya adalah garam abu Papua, bumbu tradisional yang unik dan eksotis dari Tanah Papua.

Kenapa ini unik dan eksotis, pada umumnya kan garam dihasilkan dari penyulingan air laut, namun ini cara membuatnya sangat berbeda, bukan dari laut, namun dari tengah hutan.

Nah, jadi tambah penasaran kan dengan garam abu Papua ini, apa yang membedakannya dari garam biasa, dan bagaimana cara membuatnya? Mari kita bahas.

Apa itu Garam Abu Papua?

Bagi masyarakat adat Papua yang tinggal di wilayah yang sangat jauh dan memiliki akses yang cukup sulit dari pantai, mereka punya cara sendiri untuk memenuhi kebutuhan dapur mereka, yakni garam, salah satu bumbu pokok.

Garam yang mereka ciptakan dan gunakan dihasilkan dari cara yang sangat berbeda dari apa yang kita ketahui pada umumnya, kurang lebih sebenarnya ada tiga jenis garam asli Papua dan sudah banyak dikembangkan.

Nah, salah satunya yang terkenal adalah garam abu papua ini. Garam abu papua adalah bumbu masak yang terbuat dari abu tumbuhan yang direndam di kolam air asin. Garam ini biasa digunakan oleh masyarakat adat yang tinggal di pedalaman Papua, yang jauh dari pantai dan sumber garam laut.

Garam abu papua memiliki rasa yang khas dan berbeda dari garam biasa. Garam ini juga mengandung mineral dan zat gizi yang baik untuk kesehatan.

Salah satu yang memproduksinya adalah masyarakat adat yang tinggal di sekitar lembah Baliem, Provinsi Papua Pegunungan pada ketinggian 1.800-3.000 mdpl.

Masyarakat di Lembah Baliem tersebut, memanfaatkan kolam air asin di Jiwika dan Hetegima sebagai sumber garam. Selain di wilayah Lembah Baliem, di daerah lain seperti wilayah pegunungan barat Papua juga masih mengandalkan sekaligus mempertahankan kolam air asin Hitadipa, Homeyo dan Wandai sebagai sumber garam mereka.

Bagaimana Cara Membuatnya?

Proses pembuatan garam abu papua cukup sederhana namun membutuhkan waktu yang lama. Pertama, masyarakat adat akan mencari kolam air asin yang biasanya terletak di pegunungan atau lembah.

Kolam air asin ini merupakan sumber garam alami yang berasal dari mata air atau sungai yang mengandung garam. Kolam air asin ini memiliki konsentrasi garam yang tinggi namun beryodium rendah.

Kedua, masyarakat adat akan merendam tumbuh-tumbuhan berpori, seperti serat batang pisang, tanaman Uricaceae, atau Elatostema macrophylla, ke dalam kolam air asin selama dua hari atau lebih.

Tumbuh-tumbuhan ini akan menyerap konsentrasi garam dari air asin. Setelah direndam, tumbuh-tumbuhan ini akan dikeringkan di bawah sinar matahari atau di atas api.

Ketiga, masyarakat adat akan membakar tumbuh-tumbuhan yang sudah kering menjadi abu. Abu ini kemudian digosok-gosok dengan daun pisang hingga lembut dan halus. Abu ini lalu dibungkus dengan daun pandan atau daun lainnya yang tahan panas. Bungkusan abu ini inilah yang disebut dengan garam abu papua.

Perbedaan budaya pembuatan garam ini juga terletak dari siapa yang membuatnya, mengutip dari laman Cantika, menurut Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua, mengatakan “produksi garam di pegungungan barat Papua dilakukan oleh kaum pria, sedangkan di Lembah Baliem, pembuatan garam dikerjakan oleh perempuan.”

Itulah dia ulasan mengenai garam abu Papua, ini adalah bumbu tradisional yang unik dan eksotis dari Tanah Papua. Garam ini terbuat dari abu tumbuhan yang direndam di kolam air asin.

Garam ini memiliki rasa yang khas dan berbeda dari garam biasa. Garam ini juga mengandung mineral dan zat gizi yang baik untuk kesehatan.

Pada umumnya biasa digunakan untuk memasak sehari-hari atau untuk tradisi bakar batu. Bakar batu adalah tradisi memasak daging, sayur, dan ubi dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di dalam lubang tanah. Bahan-bahan makanan hanya diberi bumbu garam abu papua saja. Hasilnya adalah makanan yang lezat dan bergizi.

Garam abu papua adalah salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Garam ini menunjukkan kearifan lokal dan kreativitas masyarakat adat Papua dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Garam ini juga menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman kuliner Indonesia yang luar biasa.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel