Gaya Hidup Minimalis, Temukan Kebahagian dalam Kesederhanaan

Gaya Hidup Minimalis, Temukan Kebahagian dalam Kesederhanaan

Gaya Hidup Minimalis

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Gaya hidup minimalis merupakan tren lifestyle yang cukup populer dalam beberapa tahun terakhir. Ia dilihat sebagai salah satu upaya untuk menghadapi pemborosan atau penumpukan barang yang tidak dibutuhkan.

Meskipun demikian, gaya hidup minimalis tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat praktis namun juga sudah menjadi semacam filosofi hidup bagi sebagian orang.

Di sini, gaya hidup minimalis tidak hanya sekedar memilah barang-barang yang berguna (decluttering) atau memiliki lebih sedikit, tapi juga dilihat sebagai bagian pencarian makna hidup, atau hal-hal yang dianggap paling berarti.

Lalu, apa itu gaya hidup minimalis sebenarnya? Bagaimana perkembangan konsep ini? Serta apa saja manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari? Simak ulasan gaya hidup minimalis berikut ini

Apa Itu Gaya Hidup Minimalis?

Simplisitas merupakan hal yang sering ditekankan dalam gaya hidup minimalis. Ini berarti membebaskan diri dari kepemilikan berlebih atau penumpukan hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dengan menciptakan kondisi seperti ini, seseorang dapat memperoleh lebih banyak kebebasan serta pemenuhan kehidupan yang sesungguhnya.

Menurut laman Oprah Daily, definisi minimalis dapat berbeda-beda pada tiap orang. Akan tetapi, menurut ahli kesehatan dan kebugaran Maple Holistics, Caleb Backe, hampir semua orang yang menerapkan gaya hidup ini memiliki tujuan yang sama, yaitu berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Masih dari Oprah Daily, Stephanie Seferian, host acara The Sustainable Minimalist, mengatakan bahwa minimalis merupakan pilihan hidup yang bersifat intensional. Pilihan minimalis menginginkan hidup dengan memiliki lebih sedikit dan menikmati pilihan hidup tersebut.

Contohnya, jika seseorang menjaga agar rumahnya tidak berantakan, maka ia dapat memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai, alih-alih digunakan untuk membereskan rumah yang berantakan.

Hal ini dapat juga berlaku pada skala yang lebih besar, yaitu dengan menjaga agar kehidupan sehari-hari menjadi tidak berantakan dan membuat segalanya menjadi lebih simpel.

Sementara menurut situs Minimalism, gaya hidup minimalis berarti membuat segalanya menjadi sederhana dan menyingkirkan hal-hal yang tidak berguna di dalam hidup (decluttering).

Decluttering sendiri merupakan proses menyingkirkan atau merapikan barang-barang tidak berguna, berantakan, atau berserakan dari suatu tempat. Tips decluttering juga menjadi pokok ajaran gaya hidup minimalis Jepang ala Marie Kondo.

Dikutip dari Simplify Stuff, proses decluttering dapat dimulai dengan memperhatikan apakah barang-barang di sekitar anda beserakan atau tidak. Jika ya, mulailah untuk mengambil keputusan, apakah perlu dibuang, dirapikan, atau dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai.

Dengan demikian, seseorang dapat mulai lebih memahami kenapa terdapat clutter (barang-barang berserakan) di sekitarnya, yang kemudian dapat membantu seseorang untuk melakukan perubahan gaya hidup secara permanen.

Perkembangan Konsep Minimalis

Gaya hidup minimalis sendiri bukanlah hal yang baru-baru muncul. Menurut Oprah Daily, konsep ini dapat ditemui dalam ajaran Buddha, terkait kecenderungan untuk menghindari kepemilikan harta benda.

Konsep minimalis baru menjadi tren saat memasuki abad 20, di mana penulis, fotografer, arsitek, kaum hippies, dan artis mulai mengadopsinya sebagai gaya hidup. Gerakan minimalis sendiri disebut-sebut dimulai dalam dunia seni.

Gerakan ini kemudian mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kemunculan Marie Kondo, tokoh berpengaruh dalam hal pengorganisasian, serta semakin populernya konsep rumah minimalis membuat gaya hidup minimalis semakin dikenal.

Manfaat Gaya Hidup Minimalis

Dikutip dari Modern Minimalism, terdapat beberapa manfaat yang dihasilkan oleh gaya hidup ini dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah. Beberapa di antaranya ialah:

Mengurangi Tingkat Stress

Terdapat kaitan yang erat antara kondisi berantakan dengan kortisol (hormon stress utama dalam tubuh). Hal ini didukung oleh sebuah studi yang menunjukkan bahwa seseorang dengan kondisi rumah berantakan cenderung akan mengalami penambahan level kortisol secara bertahap.

Sementara, rumah yang tertata rapi cenderung akan menurunkan level kortisol bagi penghuninya. Penurunan ini dapat menghasilkan mood yang baik, meningkatkan kualitas tidur, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental.

Meningkatkan Fokus

Penampakan kondisi yang berantakan secara terus menerus ternyata dapat menguras kemampuan kognitif seseorang, yang selanjutnya dapat berujung pada hilangnya fokus.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa decluttering dapat membantu meningkatkan fokus atau kemampuan memproses informasi, yang selanjutnya dapat berujung pada peningkatan produktivitas.

Menjaga Keberlanjutan Lingkungan

Dampak dari budaya konsumerisme merupaka salah satu hal yang coba dihadapi melalui penerapan gaya hidup minimalis. Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa produksi dan penggunaan barang dan jasa rumah tangga bertanggung jawab atas 60 persen emisi gas rumah kaca global.

Salah satu fokus dalam konsep minimalis, yaitu terkait sebisa mungkin memiliki lebih sedikit barang atau hanya menyimpan barang yang memang berguna, dapat menjadi salah satu cara untuk menanggulangi dampak konsumerisme, khususnya terhadap lingkungan.

Membantu Lebih Berhemat

Terus mengurangi tingkat konsumsi terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan dapat membantu seseorang untuk lebih menghemat pengeluaran. Selain menghemat uang, gaya hidup minimalis juga dapat membantu menghemat waktu dan energi.

Sebuah studi pada 2019 menyebutkan bahwa dengan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak diperlukan, maka seseorang dapat menghemat 40 persen waktu yang rata-rata dihabiskan untuk tugas bersih-bersih.

Tingkat Kebahagian Bertambah

Gaya hidup minimalis dapat membantu seseorang meningkatkan kebahagiaan serta kesejahteraan hidupnya. Banyak studi yang telah menunjukkan bagaimana menerapkan konsep minimalis dalam kehidupan sehari-hari ternyata berdampak positif pada kesejahteraan hidup seseorang.

Gaya hidup ini juga disebut memiliki manfaat terkait dengan otonomi, kompetensi, kepekaan, serta emosi positif. Selain itu, beberapa studi juga memperlihatkan bagaimana penerapan minimalisme berdampak pada hidup yang cenderung lebih mudah dikontrol serta lebih teratur.

Demikian ulasan terkait gaya hidup minimalis, perkembangannya, serta manfaat-manfaat yang dihasilkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah segala hiruk pikuk dunia saat ini dengan berbagai permasalahan yang dihasilkannya, gaya hidup minimalis mungkin bisa menjadi salah satu alternatif bagi anda yang jengah dengan situasi ‘berantakan’ di sekitar anda.

Dengan menerapkannya, anda mungkin saja akhirnya bisa menemukan kenikmatan atau kebahagian hidup yang selama ini anda cari.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel