Sediksi.com – Penumpukan sampah menjadi salah satu masalah lingkungan utama yang berdampak signifikan pada keberlanjutan ekosistem bumi. Hal ini kemudian memunculkan gaya hidup zero waste, yang dilihat sebagai salah satu solusi untuk menghadapi masalah penumpukan sampah yang semakin tak terkendali.
Sampah yang terus menumpuk sendiri dapat berpengaruh pada ketersedian sumber daya alam, tingkat polusi dan kontaminasi lingkungan, perubahan iklim, ekosistem makhluk hidup, serta kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Dalam menghadapi persoalan ini, masyarakat sering dihimbau untuk mengurangi produksi sampah sebanyak mungkin. Tapi faktanya bukan hanya individu, namun juga industri yang berkontribusi besar dalam produksi sampah.
Laporan Stockholm Environment Institute menyebutkan bahwa ada 20 perusahaan yang menghasilkan lebih dari 50% sampah plastik sekali pakai di dunia. Dari banyaknya jumlah dan jenis industri di seluruh dunia, hanya ada 20 yang berkontribusi atas separuh total sampah plastik dunia. Dan ini belum termasuk sampah jenis lain.
Sehingga, permasalahan sampah tentu saja tetap membutuhkan penyelesaian dalam taraf yang lebih besar, yang melibatkan keterlibatan langsung pemerintah dalam penanggulangannya.
Dalam taraf yang lebih kecil, gaya hidup zero waste sendiri dilihat sebagai solusi praktis yang paling memungkinkan dan dapat dilakukan oleh hampir siapa saja. Lalu, apa itu gaya hidup zero waste?
Artikel berikut akan mengulas terkait apa itu gaya hidup zero waste, aspek-aspek di dalamnya, serta manfaatnya terhadap keberlangsungan kehidupan dan lingkungan.
Gaya Hidup Zero Waste
Dikutip dari laman Zero Waste Indonesia, gaya hidup zero waste adalah gaya hidup untuk meminimalisasi produksi sampah yang dihasilkan dari masing-masing individu yang akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Konsep zero waste berfokus pada meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan sehari-hari. Dengan membuat pilihan sadar untuk menerapkan gaya hidup ini, kita dapat berkontribusi untuk keberlangsungan planet serta keberlanjutan kehidupan di masa mendatang.
Prinsip Gaya Hidup Zero Waste
Gaya hidup zero waste mendorong pengimplementasian 5 R, yaitu Reduce, Refuse, Reuse, Recycle, dan Rot. Berikut penjelasan terkait penerapan prinsip 5 R dalam kehidupan sehari-hari.
Refuse
Refuse dalam gaya hidup zero waste berarti menolak penggunaan barang atau kemasan yang sebenarnya tidak perlu. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari plastik sekali pakai serta produk-produk lain yang gampang berakhir di tempat sampah. Contoh sederhana pengaplikasian refuse seperti menolak membawa barang belanjaan menggunakan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan tas belanja yang dapat digunakan berulang kali.
Reduce
Mengurangi konsumsi merupakan salah satu aspek kunci dalam gaya hidup zero waste. Sebelum membeli sebuah produk, pertimbangkan masa pakai dan daya tahannya.
Selain itu, pikirkan dengan baik-baik terkait kebutuhan anda akan suatu produk serta usahakan untuk mencari alternatif produk yang lebih ramah lingkungan. Mengurangi penggunaan produk yang tidak perlu dapat berkontribusi pada penghematan sumber daya, mengurangi pemborosan, serta menghemat uang.
Reuse
Upaya mengurangi produksi sampah juga dapat dilakukan dengan sering menggunakan kembali barang atau produk di sekitar anda. Sebelum membuang barang, pertimbangkan kembali apakah barang tersebut memang benar-benar sudah tidak bisa digunakan atau tidak dibutuhkan lagi.
Pun jika memang sudah tidak dibutuhkan, anda dapat menawarkan atau menyumbangkannya kepada orang lain yang mungkin masih membutuhkan. Selain itu, anda juga dapat belajar untuk mengolah barang-barang yang sebelumnya dianggap sebagai sampah menjadi barang baru yang memiliki kegunaan.
Recycle
Mengolah barang-barang bekas menjadi barang yang dapat digunakan termasuk ke dalam upaya recycle atau daur ulang. Hal ini bisa dimulai dengan memilah jenis-jenis sampah mana saja yang memungkinkan untuk didaur ulang.
Jika anda tidak bisa atau tidak sempat melakukan daur ulang sendiri, barang-barang bekas tersebut dapat anda berikan kepada lembaga atau organisasi yang berfokus pada kerja-kerja recycle.
Meskipun berdampak pada upaya pengurangan sampah, recycle agaknya bukan pilihan utama dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya untuk sampah plastik. Sebab, sebuah penelitian dari organisasi Greenpeace menyebutkan bahwa daur ulang sampah plastik ternyata malah meningkatkan kandungan bahan kimia berbahaya di dalamnya.
Rot
Melakukan pembusukan terhadap sampah-sampah organik juga merupakan hal penting dalam gaya hidup zero waste. Sampah-sampah organik terdiri dari sisa makanan, sampah pekarangan, serta sampah dari bahan organik lainnya. Mulailah memisahkan mana sampah organik dan mana yang non-organik.
Sampah-sampah yang membusuk ini dapat digunakan sebagai pupuk kompos, yang bermanfaat bagi anda yang berkebun dan mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia yang dapat merusak kesuburan tanah.
Manfaat Gaya Hidup Zero Waste
Mengadopsi gaya hidup zero waste memberi banyak manfaat, baik bagi individu maupun lingkungan. Gaya hidup ini dapat berkontribusi pada pelestariaan lingkungan dan sumber daya alam, pengurangan limbah sampah, penghematan biaya hidup melalui konsumsi yang bijaksana, promosi planet dan hidup yang lebih sehat, serta keberkelanjutan untuk generasi mendatang.
Meskipun penerapan gaya hidup ini bukanlah satu-satunya solusi atas masalah penumpukan sampah, namun setidaknya ia tetap perlu untuk diupayakan, mulai dari level terkecil, dan harapannya dapat juga diterapkan pada skala yang lebih besar.
Sebab, masalah sampah yang semakin mengkhawatirkan dari tahun ke tahun merupakan masalah bersama yang penanggulangannya memerlukan komitmen dari level individu hingga ke level komunitas serta pemerintah.
Selain itu, mulai menerapkan gaya hidup seperti ini mungkin akan cukup sulit bagi beberapa orang dikarenakan produksi barang-barang sekali pakai semakin masif dijumpai di sekitar kita dengan harga yang umumnya terbilang murah.
Namun, dengan kesadaran serta komitmen kuat terhadap keberlanjutan kehidupan di bumi, gaya hidup zero waste diharapkan bisa secara bertahap mulai diterapkan sehari-hari.
Penerapan zero waste dalam skala yang lebih luas diharapkan juga memunculkan penolakan masif terhadap produk-produk yang berpotensi merusak lingkungan, sehingga produksi barang-barang tersebut juga semakin berkurang.