Sediksi.com – Hari ketiga pertemuan utama KTT ASEAN sekaligus mengakhiri rangkaian kegiatan KTT ASEAN ke-43 yang berlangsung 2–7 September 2023 di Jakarta (7/9).
Pertemuan utama sendiri diselenggarakan di tiga hari terakhir dengan mengundang pihak eksternal atau mitra yang punya hubungan dan kepentingan dengan agenda ASEAN.
Sedangkan pada 2–4 September, agenda KTT ASEAN lebih difokuskan pada internal atau pejabat ASEAN.
Di hari ketiga itu juga, dilaksanakan penutupan acara dan penyerahan palu sidang dari Joko Widodo, Presiden Indonesia selaku Ketua ASEAN 2023 kepada Sonexay Siphandone, Perdana Menteri (PM) Laos selaku Ketua ASEAN 2024.
Penyerahan palu sidang merupakan simbol penyerahaan keketuaan yang berarti masa Indonesia sebagai Ketua ASEAN sudah berakhir dan digantikan oleh Laos.
Apa sajakah yang dihasilkan dari KTT ASEAN ke-43 ini?
90 dokumen outcome dan beberapa kesepakatan konkret dengan mitra
Berdasarkan pernyataan Jokowi dalam upacara penutupan KTT ASEAN ke-43, dari 12 pertemuan KTT yang berlangsung selama tiga hari telah menghasilkan 90 dokumen kesepakatan proyek atau kerja sama dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkret dengan mitra.
“Selama pertemuan, saya menangkap optimisme dan energi positif dari seluruh yang hadir,” kata Presiden Jokowi dalam acara penutupan yang dilakukan di Jakarta Convention Center (JCC) sore hari.
“Jujur saya katakan, ini menguatkan harapan, ini menguatkan semangat, untuk terus melanjutkan perjuangan mewujudkan kawasan yang damai, kawasan yang stabil, dan kawasan yang sejahtera,” lanjutnya.
Sembilan puluh dokumen yang disepakati tersebut terdiri dari berbagai isu yang difokuskan pada tiga pilar utama ASEAN. Ketiga pilar tersebut adalah politik-keamanan, ekonomi, dan sosio-kultural.
Berikut ini daftar isu yang disepakati berdasarkan masing-masing aspek yang sejalan dengan pilar ASEAN, dirangkum dari infografik Antara News.
Aspek keamanan
- Setiap negara ASEAN bertanggung jawab menjaga stabilitas kawasan
- Implementasi ASEAN Outlook on The Indo-Pacific (AOIP) dalam menanggapi isu di kawasan Indo-Pasifik
- Deklarasi perilaku para pihak perlu diterapkan sepenuhnya untuk menjaga perdamaian di Laut Tiongkok Selatan
- Hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982 harus ditegakkan
- Pembentukan mekanisme troika untuk penanganan krisis di Myanmar
Aspek kemanusiaan
- Peningkatan promosi dan perlindungan HAM di kawasan melalui dialog
- Penyediaan akses pendidikan dini berkualitas untuk anak
- Peningkatan koordinasi dalam mempromosikan pemberdayaan perempuan
Aspek ekonomi
- ASEAN berada di jalur yang benar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
- Penguatan ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan keuangan
- Pengembangan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN didukung oleh Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan
- Kerja sama ekonomi digital, di antaranya terkait pelatihan, keamanan siber, dan pembangunan infrastruktur
- Adopsi kerangka kerja ekonomi biru ASEAN untuk meningkatkan kolaborasi ekonomi berwawasan lingkungan
Ketua ASEAN 2026 dipegang oleh Filipina, menggantikan Myanmar
Negara Myanmar masih dikucilkan karena menolak memenuhi permintaan ASEAN akibat konflik internal di negaranya.
Seharusnya Myanmar mengetuai ASEAN tahun 2026. Tapi karena situasi mereka masih tidak berubah atau membaik, KTT ASEAN ke-43 memutuskan agar Filipina mengambil alih periode tersebut.
Jika periode Filipina selesai, pemilihan pemimpin selanjutnya dikembalikan pada sistem sebelumnya yang diurutkan berdasarkan alfabet. Sehingga negara yang memimpin ASEAN selanjutnya adalah Singapura.
Dengan kata lain, giliran kepemimpinan Filipina di ASEAN maju satu periode.
Terkait kondisi ini, Filipina sendiri mengonfirmasi siap dan tidak keberatan untuk menjadi Ketua ASEAN tahun 2026.
Sementara itu, Laos menggantikan posisi Indonesia sebagai pemimpin ASEAN untuk tahun 2024 yang upacara simboliknya telah dilakukan pada Kamis kemarin (7/9).
Kantor Sekretariat ASEAN ganti nama jadi Markas Besar ASEAN
Penggantian nama menjadi Markas Besar ASEAN (Headquarters ASEAN) ini disepakati pada Selasa, 5 September 2023.
Tujuan nama Kantor Sekretariat ASEAN diganti adalah untuk memperkokoh fungsi sekretariat bagi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tersebut.
“Semua leaders menyepakati untuk mengganti nomenklatur tersebut karena sekali lagi para leaders sepakat untuk memperkokoh Sekretariat ASEAN,” kata Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia ketika ditemui wartawan di sela-sela agenda KTT ASEAN (5/9).
Sidharto R. Suryodipuro, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN juga mengatakan hal yang serupa.
Di kesempatan yang sama, ia mengatakan, “menimbang banyaknya pertemuan-pertemuan kunci dilakukan di sana, tetapi juga dalam rangka penguatan peran Duta Besar ASEAN dan East Asia Summit.”
