Sediksi.com – Setelah mengumumkan akan membuat serial dari film hit Harry Potter, Hollywood juga akan membuat serial Twilight. Sebelumnya, kedua film itu diadaptasi dari novel laris yang berhasil menjual jutaan copy.
Seperti fashion, siklusnya kadang-kadang kembali ke gaya trendi era lawas, film pun ternyata juga sering melakukan remake film-film lawas. Namun, pertanyaannya adalah apakah tren itu akan disukai oleh masyarakat atau justru berbanding terbalik?
Remake Harry Potter dan Twilight adalah sebuah tren baru Hollywood
Sesuatu yang lama bisa menjadi baru kembali di Hollywood. Sebenarnya remake film bukanlah suatu hal yang baru, Hollywood hanya melihat hal potensial dari film tersebut.
Dengan bantuan platform media sosial, terutama Twitter dan TikTok penggemar mungkin bisa mengenang film-film favorit pada masa kecilnya. Berangkat dari ide itulah, Hollywood kemudian memproduksi film-film lama dan menjadikannya serial.
Hal baiknya, penggemar akan merasa puas dengan remake tersebut, namun tak dipungkiri kalau mereka tetap terhubung dengan pemain lamanya.
The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes yang akan tayang perdana akhir tahun ini. Jika film itu laku di pasaran, waralaba tersebut berpotensi menjadi film berikutnya untuk diadaptasi menjadi acara televisi.
Remake film ke serial adalah hal yang berisiko
Meskipun kedengarannya menarik, tetapi mengubah film lama menjadi serial adalah hal yang cukup berisiko. Penggemar yang tumbuh dewasa dengan menonton film Harry Potter dan Twilight mungkin akan menyukai para aktor yang memerankan karakter favorit mereka.
Pasti akan sulit membayangkan jika Harry Potter bukan Daniel Radcliffe atau Edward Cullen bukan Robert Pattinson. Ini merupakan PR besar bagi pemeran barunya, mereka harus membiasakan diri. Sudah menjadi kebiasaan penggemar untuk membandingkan sesuatu yang lama dengan yang baru.
Apalagi, di era media sosial ini, tentu saja penggemar dengan mudah membagikan pendapatnya. Ketika sesuatu dalam dalam budaya pop begitu dicintai, sebagian besar penggemar berharap Hollywood membiarkannya saja alih-alih membuatnya kembali.
Jika serial tersebut tidak berjalan dengan baik, maka Hollywood telah membuang banyak uang dan mencemari pengalaman penggemar. Untungnya, penggemar mempunyai pilihan untuk selalu dapat menonton kembali film aslinya.
Setidaknya, risiko yang tampak jelas adalah bisakah rumah produksi dan pemeran-pemeran baru memenuhi ekspektasi para penggemar?
Sisi positif dari remake
Mari kita lihat sisi positifnya, jujur saja film Twilight dan Harry Potter sangat kekurangan keragaman. Mungkin saja versi remake-nya ingin memasukkan beragam kelompok aktor untuk pemeran utama dapat meningkatkan kualitas film secara signifikan.
Adaptasinya juga bisa memperbaiki beberapa momen yang terkesan cheesy di film Twilight. Harapannya dengan adaptasi itu, dari segi teknologi bisa diperbaiki yang belum ada di awal tahun 2000an.
Tren ini juga memungkinkan Hollywood untuk mengunjungi kembali serial yang kurang berhasil. Misalnya saja, Disney+ telah mengambil seri Percy Jackson yang akan tayang perdana pada tahun 2024 yang memungkinkan akan mendapatkan lebih banyak perhatian daripada film aslinya.
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah Hollywood, akhir-akhir ini kerap mengganti tokoh utama mereka yang berkulit putih menjadi kulit berwarna. Contohnya saja ada film The Little Mermaid yang mengganti tokoh Ariel dengan kulit berwarna. Lalu juga ada pemeran Annabeth yang diganti dengan aktris kulit berwarna.
Tidak berhenti sampai di situ, baru-baru ini doku-series Cleopatra juga menuai reaksi dari warganet karena menggunakan aktris kulit berwarna untuk tokoh Cleopatra.
Apakah tren Hollywood ini akan berhasil?
Tren ini mungkin bisa berjalan baik. Ini bisa menjadi kesuksesan yang membuat penggemar bersemangat untuk bernostalgia dan bergembira atas masa muda mereka. Sebaliknya, itu bisa menjadi kegagalan besar yang membuat semua orang berharap Hollywood agar tidak memproduksi serial serupa.
Faktanya, Netflix berhasil membawa kesuksesan besar dengan seri spin off Addam Family yaitu Wednesday. Mungkin ini bisa menjadi tolok ukur bagi Harry Potter, Twilight, dan Percy Jackson untuk menyuguhkan tontonan yang lebih baik.
Ini juga menjadi tanda bagi para penggemar untuk lebih berpikir terbuka tentang generasi baru yang akan mengisi peran-peran di film tersebut. Harapan besarnya, acaranya dapat sukses, dan jika sukses besar, penggemar dapat mengharapkan lebih banyak lagi novel young adult untuk masuk ke platform streaming di tahun-tahun mendatang.
