Telat Bangun Sahur? Ini Hukum Puasa Tanpa Sahur

Telat Bangun Sahur? Ini Hukum Puasa Tanpa Sahur

hukum puasa tidak sahur karena kesiangan

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Mendahului waktu Subuh dengan sahur adalah kebiasaan yang dianjurkan dalam Islam bagi orang yang menjalankan ibadah puasa. Namun, jika seseorang terlambat bangun dan tidak sempat sahur, apakah berpuasa tanpa sahur masih diperbolehkan? Bagaimana hukum puasa tidak sahur karena kesiangan?

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas hukum puasa tidak sahur karena kesiangan dan manfaat pentingnya makan sahur. Jadi, ikuti terus penjelasannya.

Hukum Puasa Tidak Sahur Karena Kesiangan

Sahur atau makan sahur adalah aktivitas makan pada waktu dini hari atau sebelum subuh untuk menjalankan ibadah puasa. Sahur amat dianjurkan untuk dilakukan.

Pada sisi yang lain, sahur merupakan upaya untuk tetap menjaga keteraturan pola makan kita. Sebagaimana makan tiga kali sehari, maka sahur bisa dianggap sebagai sarapan, sementara buka puasa sebagai makan sore.

Terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda: “makan sahurlah kalian, karena ada banyak keberkahan di sana” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).

Makan sahur sendiri bisa dilakukan mulai dari meneguk segelas air, memakan tiga butir kurma, sampai dengan satu porsi makanan. Rasulllullah juga bersabda, “sahur menyimpan suatu berkah, maka dari itu, jangan kamu tinggalkan meski hanya meneguk segelas air putih. Karena sebenarnya, Allah beserta malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyantap makan sahur

Dalam pandangan hukum Islam, sahur hukumnya adalah sunnah. Sunnah merupakan suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi jika tidak dilakukan, maka tidak akan berdampak pada sah atau tidaknya puasa.

Apakah Boleh Melewatkan sahur?

Menurut pandangan kebanyakan ulama, puasa tanpa sahur tetap sah asalkan seseorang berniat untuk berpuasa sebelum waktu fajar tiba. Banyak yang mengucapkan niat berpuasa pada malam hari setelah salat Tarawih agar terhindar dari lali mengucapkan niat berpuasa Ramadan.

Pendapat para ulama merujuk kepada satu kisah yang dituturkan oleh istri Nabi Muhamad SAW, Aisyah RA, bahwa suatu hari Rasullullah SAW tetap lah menjalani puasa saat tidak ada satu pun makanan di rumahnya.

“Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami dan bertanya, ‘apakah engkau punya makanan?’ Kami menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Kalau begitu, saya akan puasa’.”

Hadist tersebut diriwayatkan oleh Muslim, Nasai, dan Turmudzi. Jadi, bagian inti dari puasa berada pada niat. Niat puasa adalah suatu ketetapan hati yang diucapkan dengan lisan dan disertai dengan keyakinan yang kokoh.

Niat puasa tidak harus diucapkan dengan bahasa arab, tetapi dapat juga diucapkan dengan bahasa yang dimengerti. Contohnya, “Saya berniat puasa hari ini untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim, semoga Allah SWT menerima puasaku dan memberikan rahmat dan ampunan kepada saya.”

Jika seseorang terlambat bangun dan melewatkan waktu sahur, tidak diperbolehkan untuk makan atau minum setelah waktu Subuh tiba. Hal ini berarti seseorang harus tetap menjalankan puasanya meskipun ia merasa lapar atau haus selama seharian.

Namun, jika seseorang secara sengaja tidak sahur dan menganggap bahwa hal tersebut tidak berpengaruh pada sah atau tidaknya puasa, maka pandangan ini kurang tepat. Karena dalam ajaran Islam, sahur dianggap sebagai bagian dari persiapan fisik dan spiritual sebelum menjalankan ibadah puasa.

Dari pendapat tersebut, hukum puasa tidak sahur karena kesiangan membuat puasa tetap sah. Kendati demikian, sebaiknya kita tetap melakukan sahur karena banyak manfaat yang akan kita peroleh.

Manfaat sahur

Memberikan energi yang dibutuhkan

Sahur dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk menjalani aktivitas sehari-hari selama berpuasa. Ketika kita sedang tidur, tubuh kita tetap memproses makanan yang dikonsumsi sebelum tidur.

Saat kita bangun di pagi hari, kadar gula darah akan rendah. Makan sahur dapat meningkatkan kadar gula darah dan memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Meningkatkan Konsentrasi dan Produktivitas

Sahur juga dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas kita selama puasa. Saat tubuh kekurangan energi, seseorang cenderung merasa lelah dan lesu. Karenanya, kita dianjurkan dan rupanya perlu mengusahakan sahur agar terhindar dari rasa lelah dan lesu. Itu bermanfaat pada kesiapan diri dalam menjalankan aktivitas dengan fokus.

Mengurangi Rasa Lapar

Makan sahur juga dapat membantu mengurangi rasa lapar selama berpuasa. Ketika Anda tidak makan sahur, Anda cenderung merasa lapar sepanjang hari. Ini juga bermanfaat untuk mengurangi kecenderungan mengonsumsi makanan berkalori tinggi saat berbuka puasa.

Demikianlah hukum puasa tidak sahur karena kesiangan. Berpuasa tanpa sahur masih diperbolehkan dengan berniat berpuasa sebelum waktu berpuasa tiba. Tentu makan sahur amat dianjurkan sebab seseorang perlu menjaga kesehatan dan stamina selama menjalankan ibadah puasa.

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk makan sahur menjelang akhir waktu sahur, dan melaksanakan salat Subuh di awal waktu Subuh.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel