Indonesia Akan Hadapi Cuaca Panas Lebih Ekstrem di 2024, Begini Prediksi BMKG

Indonesia Akan Hadapi Cuaca Panas Lebih Ekstrem di 2024, Begini Prediksi BMKG

Indonesia Akan Hadapi Cuaca Panas Lebih Ekstrem di 2024

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Cuaca panas yang terjadi di tahun 2023 lalu, diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih akan berlanjut di 2024. Sebelumnya, 2023 menjadi tahun terpanas sepanjang 100.000 tahun terakhir ini.

Namun, BMKG memperkirakan 2024 menjadi tahun yang lebih panas lagi dari 2023. El Nino yang terjadi sejak Juli 2023 itu, menyebabkan cuaca panas tak terhindarkan terjadi di Indonesia.

Meski hujan sudah mengguyur beberapa wilayah di Indonesia sejak akhir 2023 hingga Januari 2024 ini, nyatanya cuaca panas juga masih menyerang. El Nino pun diperkirakan masih akan terjadi hingga April 2024.

Alasan 2024 Lebih Panas

Indonesia Akan Hadapi Cuaca Panas Lebih Ekstrem di 2024, Begini Prediksi BMKG - Cuaca Panas Lebih Ekstrem di 2024
Freepik

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang diperkirakan berlanjut ini karena emisi gas rumah kaca yang terus meningkat, meski upaya untuk menekannya sudah dilakukan.

Mengutip dari ANTARA, ia mengatakan bahwa pemanasan global mencapai rekor baru di 2023, melampaui rekor di 2016 dan diperkirakan 2024 akan lebih panas lagi.

Alasan 2024 akan menjadi tahun yang lebih panas itu juga terjadi karena kombinasi fenomena El Nino dan perubahan iklum yang memicu peningkatan suhu di paruh kedua 2023.

Bila BMKG memprediksi El Nino bisa bertahan hingga April 2024. World Economic Forum (WEF) memperkirakan fenomena itu akan menguat dan bertahan hingga Mei 2024.

Dalam paparannya, WEF membagikan sebuah report dengan judul The Global Risks Report 2024 yang mengungkapkan kondisi El Nino itu bisa memicu rekor baru panas, dengan adanya gelombang panas ekstrem, kebakaran hutan, kekeringan, dan banjir yang bisa diantisipasi.

Lembaga itu memaparkan bahwa fenomena cuaca ekstrem berkaitan dengan pemanasan global itu mendekati titik kritis iklim.

Upaya Apa yang Bisa Dilakukan?

Perubahan iklim yang sebelumnya terjadi tak terduga ini bisa menimbulkan runtuhnya ekosistem karena tidak bisa beradaptasi dengan baik terhadap iklim baru.

WEF menyebut bahwa solusi prioritasnya bisa dilakukan dengan cara mengurangi emisi atau pelepasan gas pemicu rumah kaca yang bisa membuat bumi semakin panas.

“Mengurangi emisi manusia adalah cara tercepat untuk menunda atau menghindari perubahan penting pada sistem bumi,” ujar Kepala Inovasi dan Transformasi, Pusat Alam dan Iklim WEF, Gill Einhorn.

“Ketika titik kritis iklim telah tercapai, sistem alami bumi akan memperkuat perubahan sehingga menunda perubahan tersebut selama mungkin akan memberikan waktu bagi peradaban kita untuk mengembangkan strategi adaptasi dan ketahanan yang tepat,” lanjutnya.

Musim Kemarau Panjang di Indonesia pada 2023

Puncak El Nino terjadi di Indonesia pada Agustus hingga September 2023 lalu. Fenomena tersebut saja sudah menimbulkan banyak dampak bagi beberapa wilayah yang terkena imbasnya secara nyata.

Akibat El Nino, musim kemarau panjang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini menyebabkan terjadi kekeringan dan kesulitan air bersih.  Imbasnya, kebutuhan masyarakat terhadap air bersih pun semakin berkurang dan terpaksa harus membeli air ke daerah lain.

Salah satu daerah yang mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang terjadi di wilayah Papua. Hal itu bahkan membuat krisi pangan juga sempat terjadi. Pemerintah pun segera bertindak dengan memberikan sejumlah bantuan dan meminta warga untuk mengungsi.

Selain itu juga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Misalnya yang sempat terjadi di terjadi wilayah di Jawa Timur, seperti terjadi di kawasan Gunung Arjuno dan savan di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel