Kasus Obesitas Semakin Marak, Apa Faktor Penyebab Berat Badan Bertambah?

Kasus Obesitas Semakin Marak, Apa Faktor Penyebab Berat Badan Bertambah?

Kasus obesitas di Indonesia 2023

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Akhir-akhir ini semakin jamak ditemui masalah obesitas di Indonesia. Tentu saja, kasus obesitas sendiri bukanlah hal baru.

Sudah ada sejumlah orang yang mengalami obesitas di Indonesia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Paling parah, obesitas bisa berujung pada kematian.

Simak penjelasannya secara lengkap mengenai faktor penyebab berat badan kian membesar ini.

Contoh kasus obesitas di Indonesia 2023

Kasus obesitas paling baru terjadi pada remaja bernama Ahmad Juwanto (19) dengan berat badan 230 kg, warga Ceger, Cipayung Jakarta Timur. Juwanto diketahui sudah mengidap obesitas semenjak usia 10 tahun.

“Sejak umur 10 tahun mulai obesitas. Waktu itu masih bisa beraktivitas sampai umur 17 tahun. Naik drastis (berat badan) umur 18 tahun,” ujar Juwanto, dilansir dari Antara, Rabu (5/7).

Juwanto sendiri dievakuasi oleh petugas yang terdiri dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, BPBD DKI Jakarta, Dinkes DKI Jakarta, Satpol PP dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Sebelum Juwanto, ada juga Cipto Raharjo (47) yang memiliki berat badan mencapai 200 kg. Cipto kini dirawat di RSUD Kota Tangerang, Banten usai dievakuasi dari rumahnya di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang pada Selasa (4/7).

Kasus obesitas lainnya terjadi pada Fajri, yang bahkan berujung pada kematian. Fajri (26), pemilik bobot 300 kg dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter di RSCM, Jakarta Pusat pada Kamis, (22/6) lalu.

Fajri diketahui meninggal dunia karena mengalami syok sepsis, kondisi di mana tubuh mengalami infeksi berat. Fajri juga mengalami kegagalan fungsi multiorgan, pada jantung, tekanan darah turun, pencernaan, pembuluh darah, hingga ginjal bermasalah.

Angka kasus obesitas di Indonesia naik

Dikutip dari laman P2PTM Kemkes (Kementerian Kesehatan), obesitas berada di peringkat tiga besar penyebab gangguan kesehatan kronis.

Indonesia sendiri menjadi negara yang selama 10 tahun terakhir mengalami peningkatan kasus obesitas secara signifikan.

Hal ini diperoleh dari data Goodstats yang menyebutkan kenaikan itu dimulai pada tahun 2007 dengan 10,5 persen hingga tahun 2018 dengan 21.8 persen.

Sementara, Our World in Data mencatat sejak tahun 1990 hingga 2019, kasus kematian dari penyakit diabetes di Indonesia angkanya terus naik.

Sebagai contoh, pada 2005 kematian akibat obesitas menyentuh angka 49,5 kematian per 100.000 penduduk. Angkanya lalu naik di titik 62,46 kematian di tahun 2010. Hingga pada 2019, angka kasus kematian mencapai 80,48 kematian per 100.000 penduduk.

Penyebab obesitas

Melihat tren kasus obesitas yang terus naik di Indonesia ini, lantas apa yang sebenarnya menjadi penyebab obesitas?

Kemkes menyebutkan, obesitas merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga, menyebabkan terjadinya kelebihan energi yang kemudian disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Obesitas dapat menjadi faktor risiko terhadap munculnya penyakit-penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan non metabolik lainnya, serta berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr. Maxi Rein Rondonuwu.

“Obesitas merupakan masalah global, sekitar 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Pada tahun 2030 itu diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas,” ujarnya.

Pada pria, obesitas lebih meningkatkan risiko terhadap munculnya penyakit lain. Seperti, penyakit-penyakit tidak menular yang dijelaskan Dr. Maxi.

Inilah faktor penyebab seseorang bisa terkena obesitas, diantaranya karena pola makan dan pola aktivitas.

Pola makan

  • Makan berlebihan (porsi besar).
  • Sering makan dan tidak teratur.
  • Sering mengemil (kudapan).
  • Makan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat (terburu-buru).
  • Menghindari makan pagi sehingga menambah porsi makan siang dan atau malam.
  • Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak, dan manis-manis.
  • Kurang makan sayur dan buah.

Pola aktivitas

  • Sering menonton televisi, bermain komputer, dan games tanpa melakukan aktivitas lebih dari 2 jam per hari.
  • Kurang latihan fisik.
  • Aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus kurang dari 30 menit per hari.
  • Kurang gerak (misalnya lebih senang menggunakan kendaraan bermotor daripada jalan kaki, menggunakan lift daripada tangga, dan sebagainya).

Adapun, faktor penyebab obesitas juga bisa terjadi karena faktor lain seperti genetik, ketidakseimbangan hormonal, terapi obat tertentu seperti kortikosteroid, kontrasepsi oral, gangguan psikologis (stres), dan kondisi medis lainnya.

Pengobatan obesitas dapat diperoleh di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, dokter keluarga, klinik swasta, dan rumah sakit.

Jika kamu atau orang terdekat sedang dalam kondisi tubuh yang obesitas, sebaiknya segera periksa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel