Sediksi.com – Kebakaran hebat terjadi di pemukiman wilayah Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu, (8/7). Kebakaran yang terjadi ini berada di wilayah padat penduduk tepatnya, Gang Trikora RT 008 RW 05 Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora sekitar pukul 18.04 WIB.
Dilansir dari Pemadam DKI Jakarta, kebakaran di Tambora baru berhasil dipadamkan pada pagi dini hari.
“Pemadaman berhasil dinyatakan selesai pukul 01.45 WIB. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak yang berwajib,” tulis akun Twitter @humasjakfire.
Akibat kejadian tersebut, puluhan rumah hangus, korban terluka dan warga yang terdampak harus mengungsi karena rumahnya terbakar.
Hingga saat ini, dugaan utama penyebab kebakaran Tambora Jakarta Barat ialah karena korsleting listrik.
Korban Kebakaran Mengungsi
Akibat dari kebakaran itu, kondisi rumah warga luluh lantak. Api dengan cepat berkobar, menghanguskan tembok-tembok rumah warga.
Kebakaran yang diduga karena korsleting listrik itu, merembet di 2 RW yaitu RW 05 di RT 08, 09, 11 dan RW 07 di RT 05 dan RT 07.
Dikarenakan rumah mereka yang terbakar, para korban ini mengungsi di komplek sekolah SDN 05 Pagi 06 Petang, 2 Tenda BPDB dan 1 tenda Sudinso Jakarta Barat..
“Warga terdampak mengungsi di komplek sekolah SDN 05 Pagi 06 Petang, 2 Tenda BPBD, dan 1 tenda Sudinso Jakarta Barat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji pada, Minggu (9/7).
Sejumlah perlengkapan untuk warga di pengungsian juga sudah diberikan oleh BPBD. Begitu juga dengan Sudinsos Jakarta Barat yang telah memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Korban Terdampak
Terdapat 120 kepala keluarga dan 486 jiwa yang terdampak dari insiden kebaran Tambora. Terdapat sebanyak 267 jiwa itu mengungsi di SDN 05 Pagi 06 Petang.
Mereka untuk sementara akan tinggal di tenda maupun ruang kelas hingga keadaan terkendali. Kemudian, masih diupayakan pula apa langkah yang akan diambil.
“Posko pengungsian telah dibangun tiga tenda dan juga memanfaatkan ruang kelas, tenda 1 berisi 84 jiwa, tenda 2 berisi 93 jiwa, tenda 3 berisi 61 jiwa, dan ruang kelas diisi 29 jiwa, sehingga total warga yang tinggal di pengungsiaan sebanyak 267 jiwa,” ungkap Kapolsek Tambora Kompol Putra dalam keterangannya yang dikutip dari ANTARA pada Senin, (10/7).
1 Korban Meninggal
Satu orang disebutkan meninggal dunia atas insiden kebaran di Kecamatan Tambora tersebut.
Korban meninggal itu diketahui A, seorang warga berumur 30 tahun. Ia meninggal dalam perjalanan menuju ke Puskesmas karena sesak napas.
“A korban meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Kecamatan Tambora karena sesak nafas,” ucap Kapolsek Tambora Kompol Putra.
Satu korban meninggal itu diduga karena lemas kesulitas bernafas akibat keracunan karbondioksida (C02). Dalam situasi kebakaran, suhu akan meninggi dan menyebabkan kepulan asap.
Akibat insiden kebakaran itu, ada 94 rumah hangus terbakar, satu orang meninggal dan 2 petugas pemadam kebakaran terluka.
Polisi Selidiki Penyebabnya
Dugaan sementara dari insiden kebakaran di Tambora ini terjadi karena korsleting listrik. Polisi sendiri terus melakukan penyelidikan.
“Polsek Tambora saat ini telah memeriksa lima orang saksi yang mengetahui langsung kejadian, para saksi melihat api berasal dari satu rumah yang diduga disebabkan korsleting listrik. Lokasi tersebut kini sudah diberi garis polisi dan dijaga pihak Polsek Tambora,” lanjutnya.
Selain itu, adanya kerugiaan materiil saat ini masih dalam proses pendataan. Dilihat dari sejumlah properti yang ikut terbakar, potensi kerugian tak hanya kerugian materiil tetapi juga psikis.
2 Petugas Pemadam Kebakaran Terluka
Akibat insiden kebakaran itu, ada 94 rumah hangus terbakar, satu orang meninggal, juga 2 petugas pemadam kebakaran yang terluka.
Kedua petugas yang terluka itu diketahui dari Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP). Mereka adalah MF, seorang PJLP Pos Jembatan Besi yang terkena paku dan RA merupakan PJLP Sektor Tambora yang sesak napas karena asap. Keduanya sudah dirujuk di puskesmas terdekat dan RS Tarakan.