Sediksi.com – Calon presiden (Capres) Ekuador Fernando Villavicencio ditembak mati oleh sekelompok kriminal pada Rabu sore, 9 Agustus 2023 beberapa saat setelah acara kampanye di Quito, ibu kota Ekuador.
Sedangkan Pemilihan Umum (Pemilu) Ekuador untuk salah satunya memilih presiden baru itu dijadwalkan pada 20 Agustus 2023 atau 12 hari setelah terbunuhnya Villavicencio.
Sebelum pembunuhan tersebut, Villavicencio sempat mengatakan kepada media soal ancaman pembunuhan yang dilayangkan padanya.
Mengkampanyekan anti korupsi
Fernando Villavicencio mengkampanyekan dirinya sebagai kandidat anti korupsi dan menggaungkan slogan, “saatnya bagi yang berani.”
Kampanye ini tidak hanya digaungkan pada pemilu kali ini.
Sebab Villavicencio adalah salah satu tokoh yang paling kritis terhadap korupsi, terutama pada masa pemerintahan mantan presiden Rafael Correa pada tahun 2007-2017.
Atas perjuangan Villavicencio, dia sempat dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena pencemaran nama baik atas pernyataan yang dibuat terhadap mantan presiden tersebut.
Pada tahun 2014, Villavicencio melarikan diri ke wilayah Pribumi di Ekuador dan kemudian, pada tahun 2017, diberikan suaka di Peru. Dia menghabiskan waktu di komunitas Pribumi Kichwa di Sarayaku di Amazon, Ekuador.
Saat mendengar berita pembunuhan Villavicencio, pemimpin komunitas bernama Patricia Gualinga mengatakan, “saya menangis dan sangat tertekan karena dia adalah teman dekat.”
“Sarayaku memberinya suaka,” kata seorang aktivis Pribumi Gualinga yang menghadiri konferensi Amazon di Belém, Brasil, kepada Guardian.
“Fernando mengatakan jika kami menyerahkan dia, dia tidak akan selamat,” katanya dan menggambarkan VIllavicencio sebagai “sosok yang akrab dan baik hati” yang memberikan ceramah di sekolah-sekolah setempat.
Sebagai seorang legislator, Villavicencio dikritik oleh politisi oposisi karena menghalangi proses pemakzulan terhadap Lasso pada tahun 2023, yang menyebabkan pemerintah menyerukan pemilihan awal.
Bercita-cita melawan kejahatan terorganisir di Ekuador
Ekuador sedang berjuang melawan gelombang tindak kejahatan terorganisir dan ketidakamanan.
Dalam kampanye kepresidenannya, Fernando Villavicencio berjanji untuk menindak kelompok kriminal dan sering mengatakan, “waktu untuk ancaman sudah berakhir.”
“Kita akan memberantas peredaran narkoba. Saya tidak takut pada mereka,” ucapnya kepada pengikutnya pada awal Juli 2023.
“Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah membunuh saya, dan dengan itu kami membebaskan seluruh rakyat. Saya tidak takut mati, karena saya sudah mengalahkannya,” lanjutnya.
Beberapa tahun terakhir, Ekuador mengalami peningkatan angka kekerasan yang berkaitan dengan perdagangan narkoba. Tingkat pembunuhan meningkat dua kali lipat antara tahun 2021 dan 2022.
Sudah disarankan mengenakan rompi anti peluru dan ditolak
Fernando Villavicencio juga mengatakan bahwa dia telah disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra karena ancaman tersebut.
“Mereka menyuruh saya memakai rompi anti peluru. Saya dengan kemeja yang berkeringat saat ini, sial. Kalian (rakyat) adalah rompi anti peluru saya. Saya tidak membutuhkannya! Kalian berasal dari kalangan pemberani, dan saya juga pemberani seperti kalian,” serunya.
“Saya di sini sekarang. Mereka bilang mereka akan menghancurkan saya,” lanjutnya. “Biarkan pentolan narkoba itu datang. Biarkan pembunuh bayaran datang. Waktu untuk ancaman sudah berakhir.”
Ancaman pembunuhan terjadi sedikitnya 3 kali
Patricio Zuquilanda, penasihat kampanye Fernandi Villavicencio, mengatakan capres ini telah menerima sedikitnya tiga ancaman pembunuhan sebelum penembakan, yang telah dia laporkan kepada pihak berwenang.
Tindak lanjut dari laporan tersebut adalah penahanan yang hanya terjadi sekali.
Berdasarkan pernyataan Villavicencio, dia mendapatkan ancaman pembunuhan salah satunya dari Kartel Sinaloa Meksiko, salah satu dari banyak kelompok kejahatan terorganisir internasional yang sekarang beroperasi di Ekuador.
Villavicencio juga mengatakan bahwa kampanyenya yang ingin melawan kejahatan terorganisir merupakan ancaman bagi kelompok-kelompok tersebut.
Dalam salah pernyataannya, Villavicencio juga sempat menyebutkan menyebut nama bos kelompok kejahatan terorganisir yang statusnya masih ditahan di penjara bernama Jose Adolfo Macias dengan nama samaran “Fito”.
Selain mengancam akan membunuh Villavicencio, sekelompok orang bersenjata juga sempat menyerang kantor partai politik Movimiento Construye miliknya dalam insiden yang terpisah.
Atas ancaman pembunuhan yang terlalu sering terjadi, tim Villavicencio sempat mendiskusikan tentang apakah sebaiknya kampanye selanjutnya ditunda karena meningkatnya angka kekerasan politik yang terjadi, termasuk peristiwa pembunuhan terhadap wali kota Manta pada Juli 2023.
Tetapi Villavicencio menentang hal itu dengan mengatakan, “berdiam diri dan bersembunyi pada saat penjahat bisa membunuh rakyat dan pihak berwenang adalah tindakan pengecut”.
6 tersangka pembunuh, berakhir terbunuh di dalam penjara
Enam warga Kolombia yang ditangkap sebagai tersangka pembunuh Fernando Villavicencio terbunuh di dalam penjara Litoral pada 7 Oktober 2023.
Mereka diidentifikasi sebagai Jhon Gregore R., Andrés Manuel M., Adey Fernando G., Camilo Andrés R., Sules Osmini C. dan José Neyder L.
Rincian informasi tentang peristiwa ini juga terbatas. Pihak berwajib hanya melaporkan bahwa “sebuah peristiwa terjadi di dalam” penjara dan enam orang terbunuh.
Litoral adalah penjara terbesar di Ekuador dan dianggap sebagai salah satu penjara paling berbahaya, yang menjadi tempat terjadinya beberapa kerusuhan yang memakan korban jiwa dalam tiga tahun terakhir.
Pembunuhan itu terjadi ketika kantor kejaksaan hampir menyelesaikan tahap penyelidikan atas pembunuhan Villavicencio.