Tsutomu Yamaguchi: Kisah Orang yang Selamat dari Dua Bom Atom

Tsutomu Yamaguchi: Kisah Orang yang Selamat dari Dua Bom Atom

Kisah Orang yang Selamat dari Dua Bom Atom

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pada bulan Agustus 1945, dunia dikejutkan oleh pengeboman atom yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap dua kota di Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki.

Bom atom tersebut mengakhiri Perang Dunia II, tetapi juga menyebabkan ratusan ribu kematian dan penderitaan yang tak terbayangkan. Diperkirakan sedikitnya 125.000 orang tewas akibat ledakan bom dan radiasi yang dihasilkannya.

Banyak orang berhasil selamat dari serangan itu, tetapi hanya satu orang yang dapat mengatakan bahwa dia selamat dari serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Inilah kisah orang yang selamat dari dua bom atom, dia adalah Tsutomu Yamaguchi, seorang insinyur yang bekerja untuk perusahaan kapal Mitsubishi Heavy Industries.

Bagaimana kisahnya? Sediksi akan mengulan kisah orang yang selamat dari dua bom atom ini secara mendalam. Mari kita simak bersama.

Kisah Orang yang Selamat dari Dua Bom Atom

Tsutomu Yamaguchi: Kisah Orang yang Selamat dari Dua Bom Atom - Hiroshima
Hiroshima setelah kejadian bom atom 1945/ Image from Sandiegouniontribune

Ini adalah kisah orang yang selamat dari dua bom atom, Tsutomu Yamaguchi lahir pada tahun 1916 di Nagasaki. Pada tahun 1945, dia berusia 29 tahun dan sudah menikah dengan istrinya, Hisako. Pada bulan Juli 1945, dia ditugaskan untuk pergi ke Hiroshima untuk bekerja di proyek kapal selama tiga bulan.

Saat itu adalah hari yang cerah pada tanggal 6 Agustus 1945, hari Senin, Yamaguchi telah berada di Hiroshima selama tiga bulan, dan bersiap-siap untuk kembali ke Nagasaki. Dia berencana untuk naik kereta api bersama dua rekannya, Akira Iwanaga dan Kuniyoshi Sato.

Sebelum berangkat, mereka harus mengurus beberapa urusan bisnis di kantor pusat Mitsubishi di Hiroshima. Mereka berjalan kaki sekitar tiga kilometer dari hotel tempat mereka menginap ke kantor tersebut.

Baca Juga: Amou Haji: Kisah Hidup Manusia Terkotor di Dunia yang Meninggal Setelah Mandi

Sekitar pukul 08.15, ketika mereka sedang berjalan di jembatan, mereka melihat sebuah pesawat terbang di langit.

Pesawat itu adalah B-29 Enola Gay, yang membawa bom atom bernama Little Boy. Yamaguchi dan rekannya tidak menyadari bahaya yang mengancam mereka. Mereka hanya berpikir bahwa pesawat itu adalah pesawat pengintai biasa.

Tiba-tiba, mereka melihat sebuah benda kecil yang dilemparkan dari pesawat. Benda itu jatuh yang melekat pada parasut, dengan cepat benda itu meledak di udara, sekitar 600 meter di atas kota.

Yamaguchi ingat memperhatikan pesawat dan parasut. Saat dia bertanya-tanya ap aitu, ada cahaya terang yang menerangi langit, itu sangat menyilaukan dan sampai membutakannya.

Ledakan sonic dan gelombang kejut tersebut mengguncang Yamaguchi, melemparkannya ke udara, membakar sebagian besar tubuhnya yang terbuka, dan membuatnya tuli sementara. Kira-kira ia berada kurang dari 3,2 km.

Ketika dia bangun, matahari tertutup oleh awan jamur yang naik ke atas kota. Setelah menghabiskan malam yang panjang dengan dua rekan kerjanya tadi yang juga selamat di tempat penampungan, ketiganya berjalan ke stasiun kereta api yang masih beroprasi di kota.

Apa yang mereka lihat adalah seperti gambaran sebuah kota distopia yang sesungguhnya, itu sangat mengerikan; mayat dan api mengotori fasad bangunan yang hancur.

Dan ketika mereka akhirnya tiba di stasiun, mereka bergabung dengan kerumunan orang terluka lainnya yang berjalan keluar kota, dan mereka pulang ke kota Nagasaki.

Kelangsungan hidupnya hari itu merupakan sebuah keajaiban, mengingat dampak yang ditimbulkan bom atom tersebut.

Keesokan harinya, dunia menyaksikan Presiden Amerika Serikat, Harry Truman mengumumkan era nuklir baru dan mengungkap senjata yang telah meratakan sebuah kota hanya beberapa hari sebelumnya.

Itu adalah tingkat kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk hanya satu serangan. Sayangnya saat itu, Jepang tidak tahu bahwa Amerika berencana untuk menjatuhkan yang kedua.

Menyaksikan Bom Kedua

Kisah orang yang selamat dari dua bom atom tidak berhenti disitu saja, ketika Yamaguchi kembali ke Nagasaki, ia pertama langsung mencari pengobatan untuk luka-lukanya.

Luka bakar di wajah dan tangannya begitu parah, hingga seorang teman masa kecil yang merawatnya nyaris tidak mengenalinya.

Ketika dia kembali ke rumah dengan perban, keluarganya sendiri juga hampir tidak mengenalinya. Meskipun ia mengalami luka-luka dan cedera, ia tetap ke kantor pada keesokan harinya, yakni 9 Agustus.

Tanpa sepengetahuannya, Amerika bersiap menjatuhkan bom satunya lagi di tempat yang saat ini ia singgahi.

Tepat saat ia sedang masuk kerja, dan ia sedang berbicara dengan seorang direktur Mitsubishi tentang pengeboman Hiroshima, Yamaguchi melihat kilatan yang dapat dikenali melalui jendela dan jatuh sebelum gelombang kejut menghantam gedung.

Seperti mengulang kejadian yang sama sebelumnya, yang hanya berjarak 3 hari yang lalu, ia mengalaminya juga di Nagasaki. Saat itu ia juga berjarak 3,5 an km dari pusat ledaka bom atom.

Sebenarnya, bom yang dijatuhkan di Nagasaki lebih kuat dibandingkan yang dijatuhkan di Hiroshima. Untungnya, keadaan geografi dan cara bangunan itu dibangun telah membuat Yamaguchi aman di dalam kantor.

Dengan cepat ia bergerak untuk pulang ke rumah di mana dia takut akan kemungkinan terburuk bagi keluarganya.

Setiba ia di rumahnya dan mendapati sebagian rumahnya ikut hancur, untungnya ia menemukan istri bersama putrinya selamat walau dengan luka-luka, di mana mereka bersembunyi di sebuah terowongan setelah ledakan.

Pada hari berikutnya, radiasi yang terpapar ke Yamaguchi mulau memberikan efek negatifnya, rambutnya mulai rontok dan dia muntah berlebihan, tetapi dia berhasil melalui masa-masa buruk itu.

Itulah kisah orang yang selamat dari dua bom atom, Yamaguchi setelah sehat kembali ke kehidupan normalnya, termasuk menerjemahkan untuk militer AS selama pendudukan mereka, mengajar dan melanjutkan kerja di Mitsubishi.

Sebagai korban satu-satunya – yang diakui – yang  selamat dari dua pengeboman sekaligus, ia berhak akan tunjangan bulanan, pemeriksaan kesehatan gratis, dan bahkan biaya pemakaman. Lebih dari seperempat juta orang juga berhak atas fasilitas serupa.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel