Kisah Tugu Abel Tasman Lagi Viral, Usai Erupsi Gunung Marapi Sumbar

Kisah Tugu Abel Tasman Lagi Viral, Usai Erupsi Gunung Marapi Sumbar

Kisah Tugu Abel Tasman Lagi Viral

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Usai erupsi Gunung Marapi Sumbar yang terjadi Minggu (3/12) lalu, belakangan ini kisah tugu Abel Tasman yang berada dekat dengan puncak Merpati tengah viral di TikTok.

Erupsi Gunung Marapi Sumbar yang merenggut korban jiwa itu, seolah mengingatkan pada kisah Abel Tasman yang kini diabadikan dalam bentuk tugu tersebut.

Tugu Abel Tasman dikenal sebagai penanda jalur untuk naik atau turun para pendaki dari Cadas dan akan ke Cadas.

Kisah Tugu Abel Tasman sendiri sangat menyentuh dan bekaitan dengan erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 1992 lalu. Begini kisahnya!

Kisah Tugu Abel Tasman

Tugu itu didirikan untuk mengenang sosok Abel Tasman, seorang pendaki yang wafat di Gunung Marapi tepatnya di Puncak Merpati pada tanggal 5 Juli 1992 lalu sekitar pukul 09.15 WIB.

Sebelum wafat, saat itu matahari pagi begitu cerah. Para pendaki yang datang bersama Abel pun tak luput untuk mengabadikan foto bersama. Di saat mereka hendak mau turun, tiba-tiba Gunung Marapi Meletus.

Berdasarkan kesaksian salah satu pendaki, Herwin Sukhavira yang juga membagikan kisahnya di Facebok Anak-Anak Minang itu, ia juga berada dalam rombongan bersama Abel.

Ia mengatakan saat hendak mendekati kawah aktif sekitar 5 meter dan hendak mau turun ke arah Simabua, terdengar gemuruh dalam kawah. Saat itu juga Gunung Marapi langsung meleteus mengeluarkan asap hitam membumbung tinggi disertai dengan batu-batu panas yang keluar dari dalam kawah.

Herwin bersama Abel, Sulastri dan kedua pendaki lainnya berlari kembali menuju puncak Merpati. Di sana mereka berlindung dengan carrier di kepala.

Setelah Gunung Marapi tidak lagi mengeluarkan batu dan asapnya melebar, mereka ingin segera turun. Namun, suara Sulastri minta tolong terdengar dan segera di tolong oleh da Jhon, seorang pendaki dari rombongannya juga.

Herwin mengaku saat itu bersama Us dengan kondisi kaki pincang karena terkilir. Mereka berdua yang sudah turun, naik lagi untuk melihat Abel Tasman.

Namun, menurutnya Abel Tasman sudah meninggal karena sebuah batu tepat mengenai kepalanya. Dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan, saat itu Abel Tasman tidak bisa dievakuasi dan terpaksa ditinggal.

Sementara itu, ada dua orang pendaki asal Amerika bersama guide mereka yang berada dekat kawah saat letusan tersebut terjadi.

Pendaki asal Amerika itu mengalami luka bakar serius dan patah tulang kaki. Herwin dan rekannya terpaksa meninggalkan Abel dan memutuskan untuk membantu beberapa orang termasuk bule Amerika yang sedang erluka.

Sesampainya di bawah, mereka bermalam di polsek Kotobaru sembari menunggu SAR hingga keesokan harinya untuk mengevakuasi Abel.

 Hanya ada satu korban bernama Abel yang tertinggal dan masih berada di atas. Di hari kedua, tim SAR berhasil mengevakuasinya dan dinyatakan bahwa Abel sudah meninggal.

Berdasarkan visum dokter, Abel yang merupakan siswa baru lulus dari SMA 6 Padang ini meninggal di tempat kejadian karena hantaman benda keras di kepalanya.

Sebagai bentuk mengenang sosok Abel Tasman, para pendaki memasang tugu yang sebenarnya direncanakan dipasang pada akhir tahun 1993. Namun, baru terealisasi pada 5 Juli 1994.

Pada pemasangan tugu Abel itu diikuti oleh beberapa pendaki lainnya. Posisi tugu itu ditancapkan disekitar Top Merpati, mengingat posisinya yang sulit digali juga untuk mencegah tanah dan bebatuan yang longsor. Tentu, hal itu bisa membahayakan para pendaki.

Pemasangan tugu pun diserongkan menghadap Top Merpati dengan maksud bahwa Abel “sedang melihat” ke Top Merpati.

Itulah kisah Tugu Abel yang digunakan sebagai patokan panduan naik dan turun para pendaki dari dan menuju kawah Gunung Marapi.

Korban Erupsi Gunung Marapi Sumbar 2023

Kabar terbaru, mengenai jumlah korban erupsi Gunung Marapi dikutip dari CNN Indonesia pada Rabu (6/12), ada 23 pendaki dinyatakan tewas dan 11 diantaranya sudah diidentifikasi.

Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik mengatakan bahwa tim SAR saat ini sedang melakukan pencarian kepada satu orang pendaki yang belum ditemukan.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel