Kondisi Masjid Al-Aqsa Palestina Sekarang

Kondisi Masjid Al-Aqsa Palestina Sekarang

gambar masjid al aqsa palestina sekarang

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Masjid Al-Aqsa selalu memegang peranan yang sangat penting dalam konflik Israel-Palestina, yang sudah berlangsung selama berdekade-dekade. 

Eskalasi konflik yang kembali pecah sejak 7 Oktober lalu juga secara langsung mengancam Masjid Al-Aqsa. Bagaimana kondisi Masjid Al-Aqsa Palestina sekarang?

Selama konflik, Israel menargetkan serangan udara dan operasi darat ke berbagai infrastruktur di Gaza. Mulai dari bangunan pemukiman warga sipil sampai dengan rumah sakit dan gereja, yang secara hukum internasional dilarang.

Sebagai contoh, serangan udara Israel pada 19 Oktober yang menghancurkan Gereja Santo Porphyrius, gereja tertua ketiga yang ada di dunia. 

Masjid Al-Aqsa sendiri memiliki peran khusus yang apabila hancur di tangan Israel, bisa menyebabkan perang habis-habisan.

Selain karena faktor status quo yang hanya dimiliki Masjid Al-Aqsa, juga faktor geopolitik.

Masjid yang sudah berusia lebih dari sembilan abad ini terletak di puncak Temple Mount, dekat dengan situs bersejarah dan suci lainnya seperti Yahudi, Kristen, dan Islam. 

Menjadikannya sebagai salah satu titik utama dalam konflik Israel-Palestina. 

Apakah Masjid Al-Aqsa sudah hancur?

gambar masjid al aqsa palestina sekarang
Pasukan Israel mengambil tindakan pengamanan saat umat Islam melaksanakan salat Jumat di jalan di lingkungan Ras Al-Amud, setelah pemerintah Israel melarang warga Palestina memasuki Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur untuk hari Jumat keempat berturut-turut pada 03 November 2023. (Mostafa Alkharouf/Agensi Anadolu)

Masjid Al-Aqsa tidak hancur.

Berdasarkan beberapa sumber, tidak ada penyerangan secara langsung terhadap Masjid Al-Aqsa, khususnya selama eskalasi konflik ini terjadi.

Namun Israel kembali menutup akses ke Masjid Al-Aqsa untuk warga Palestina yang hendak melaksanakan shalat jumat pada hari Jumat (3/11).

Sehingga mereka terpaksa melaksanakannya di pinggir jalan di luar kompleks Masjid Al-Aqsa.

Seorang pejabat Departemen Wakaf di Yerusalem mengatakan pada Anadolu bahwa polisi Israel hanya mengizinkan warga lanjut usia Palestina masuk ke Masjid Al-Aqsa.

Pejabat yang enggan disebutkan namanya itu menambahkan, masjid tersebut tampak kosong karena penjagaan yang ketat oleh pasukan polisi Israel. 

Kondisi ini sudah berlangsung sebanyak empat kali dalam empat minggu belakangan sejak eskalasi konflik terjadi. 

Kondisi Masjid Al-Aqsa Palestina sekarang

kondisi masjid al-aqsa palestina sekarang
Terlihat kepolisian Israel berjaga di sekitar Masjid Al-Aqsa untuk menahan warga Palestina memasuki masjid saat shalat jumat pada 3 November (AFP)

Sampai sekarang, Masjid Al-Aqsa masih dijaga ketat oleh pasukan kepolisian Israel. Sehingga warga Palestina tidak bisa melangsungkan shalat di dalam Masjid Al-Aqsa.

Pasukan kepolisian Israel hanya mengizinkan warga Palestina lanjut usia yang melangsungkan shalat di dalam masjid. 

Itu pun, sambil dalam pengawasan ketat oleh Israel.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa puluhan muslim Palestina terpaksa melakukan shalat subuh di gang menuju Masjid Al-Aqsa setelah dilarang masuk oleh polisi Israel (3/11).

Apa yang memicu Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober?

Kondisi Masjid Al-Aqsa Palestina Sekarang - 33XA6J6 highres 1696420274
Pria Yahudi bersujud di tanah sambil berdoa di luar gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa, yang juga dikenal sebagai Temple Mount di Yerusalem Timur yang diduduki (Menahem Kahana/AFP)

Bagi Israel dan kebanyakan orang di dunia, serangan roket dan penembakan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober terkesan tiba-tiba.

Karena tidak ada yang menyangka Hamas akan menyerang Israel di hari Sukkot, hari raya umat Yahudi. 

Kelompok Hamas menargetkan serangan ke pengunjung festival musik Nova yang diadakan di gurun dekat perbatasan Gaza-Israel.

Serangan Hamas tersebut menewaskan 1.400 orang yang kebanyakan adalah warga Israel, tapi juga turis dari luar negeri yang hadir untuk merayakan hari Sukkot. 

Hanya beberapa jam setelah serangan roket Hamas, Israel melakukan aksi balasan.

Yang awalnya disebut aksi balasan, kemudian berubah menjadi kesempatan Israel untuk menghancurkan Gaza dengan serangan udara dan operasi darat yang terjadi hampir setiap hari.

Sejak 7 Oktober, total warga Palestina yang dibunuh Israel sudah lebih dari 9.000 orang dan membuatnya tujuh kali lipat lebih banyak dari korban kelompok Hamas sejak eskalasi konflik.

Kondisi Masjid Al-Aqsa Palestina Sekarang - AP23277350750636 1696419942
Jamaah Yahudi berdoa di samping salah satu gerbang kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki (Ohad Zwigenberg/AP Photo)

Tapi, apa sebenarnya yang terjadi sebelum 7 Oktober?

Ribuan pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, wilayah yang mereka jajah.

Volume pemukim Israel yang memasuki kawasan tersebut terus bertambah dari hari ke hari, terutama selama hari raya Sukkot, yang dirayakan mulai 29 September sampai dengan 6 Oktober.

Seiring dengan bertambahnya volume mereka, semakin ketat juga pengawasan yang dilakukan oleh pasukan kepolisian Israel. 

Termasuk hanya mengizinkan warga Palestina lanjut usia masuk ke Masjid Al-Aqsa dan melarang warga Palestina yang lebih muda.

Tidak jarang, pihak kepolisian Israel juga melakukan kekerasan terhadap warga Palestina muda ini. 

Tidak hanya itu, kepolisian Israel juga tega menutup pertokoan warga Palestina di Kota Tua agar umat Yahudi bisa melangsungkan ibadah.

Kemudian pada Rabu, 4 Oktober, setidaknya tujuh orang Yahudi ultra-Ortodoks meludah ke tanah di samping umat Kristen yang sedang melakukan Pawai Yerusalem tahunan. 

Insiden tersebut dikeluhkan oleh umat Kristen yang merupakan kelompok minoritas di kota tersebut. 

Yang kemudian memicu respon negatif dari Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel yang segera menyampaikan kecamannya atas kejadian tersebut. 

Bahkan, Israel dengan cepat menciptakan tim investigasi untuk menelusuri kasus ini.

Namun, tokoh lain dalam gerakan ultranasionalis Israel juga mengatakan bahwa meludahi orang Kristen adalah tradisi sah Yahudi yang memiliki sejarah panjang.

Tapi memang sejak Netanyahu memimpin tahun lalu, kekhawatiran di kalangan para pemimpin agama meningkat terkait potensi serangan-serangan bermotif agama.

Termasuk Patriarkat Latin Yerusalem yang berada di naungan Gereja Katolik Roma.

Karena di sisi lain sejak pemerintahan paling konservatif Israel memimpin, terjadi peningkatan kasus pelecehan terhadap komunitas Kristen yang sudah berusia 2.000 tahun tersebut.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel