Kronologi Jurnalis AS Dihalangi Pejabat Indonesia saat Meliput KTT ASEAN

Kronologi Jurnalis AS Dihalangi Pejabat Indonesia saat Meliput KTT ASEAN

jurnalis as dihalangi pejabat indonesia

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Seorang jurnalis Gedung Putih ditahan secara fisik di tempat ketika melemparkan pertanyaan kepada Kamala Harris, Wakil Presiden AS dan Joko Widodo, Presiden Indonesia dengan cara berteriak.

Insiden yang juga berhasil diselesaikan dengan singkat ini menyebabkan bertambahnya satu catatan negatif tentang kebebasan pers Indonesia di mata internasional, khususnya Amerika.

Kronologi kejadian

Kronologi Jurnalis AS Dihalangi Pejabat Indonesia saat Meliput KTT ASEAN - image 2
Detik-detik sebelum jurnalis AS digiring keluar oleh pihak keamanan (Dok. tangkapan layar The Independent)

Patsy Widakuswara, jurnalis media cetak dan radio VOA untuk biro Gedung Putih ditugaskan untuk meliput pejabat Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (KTT ASEAN) ke-43 pada hari kedua (6/9).

Sebagai perwakilan dan kepala biro Gedung Putih, ia punya tanggung jawab yang besar dalam tugas ini.

Karena menjadi salah satu media AS terpilih yang ditugaskan untuk meliput Kamala Harris, Wakil Presiden (Wapres) AS selama memenuhi undangan ini.

Sehingga media AS lainnya bergantung pada hasil liputan Widakuswara untuk melaporkan apa saja yang terjadi selama Harris berada di Indonesia, khususnya KTT ASEAN ke-43.

Kejadian dimulai ketika berlangsungnya pertemuan bilateral antara Wapres AS dengan Presiden Indonesia untuk untuk mempererat hubungan kedua negara di sela-sela rangkaian kegiatan KTT ASEAN 2023 yang diselenggarakan di Jakarta.

Pertemuan ini juga penting dilakukan oleh pihak AS untuk menghilangkan keraguan mengenai komitmen AS sendiri.

Mengingat Joe Biden, Presiden AS tidak menghadiri undangan ini dan dianggap bisa menimbulkan sanksi dari pihak Indonesia.

Usai pertemuan yang juga dihadiri oleh awak media, para wartawan digiring untuk keluar dari ruangan tersebut. Yang berarti forum ini sudah selesai.

Saat itulah, Widakuswara melontarkan dua pertanyaan kepada Harris dalam bahasa Inggris dan kepada Jokowi dalam bahasa Indonesia dengan nada tinggi hampir berteriak.

Widakuswara sendiri adalah warga negara AS keturunan Indonesia yang bisa berbahasa Indonesia.

Melihat tindakan Widakuswara yang dianggap tidak benar karena bertanya di waktu yang dirasa tidak tepat, ia langsung dikepung dan digiring oleh petugas keamanan keluar ruangan tersebut atas perintah pejabat Indonesia.

Sejumlah petugas keamanan dan pejabat menghalangi dan menahan Widakuswara secara fisik, saat pejabat dari kantor Wapres AS sedang mencoba berunding dengan pihak berwenang Indonesia untuk menyelesaikan masalah ini.

Selama ditahan, Widakuswara mendapatkan ungkapan tidak menyenangkan dari pejabat lain yang berkata dalam bahasa Indonesia.

Ada salah satu pejabat bahkan mengatakan, “sampai kiamat datang, saya tidak akan mengizinkan dia masuk.”

Beruntungnya, upaya negosiasi pejabat Wapres AS berhasil dengan meyakinkan dua hal.

Pertama, jika Widakuswara diblokir dari menghadiri agenda selama Harris berada di Indonesia, maka ia tidak bisa mengirimkan laporan gabungan ke sesama wartawan, terutama di AS.

Kedua, Harris dikatakan tidak akan masuk ke ruang pertemuan KTT kecuali Widakuswara juga diizinkan masuk.

Sebab Harris masih ada agenda selanjutnya, yaitu menghadiri agenda utama KTT ASEAN ke-43 yang dilaksanakan di Gedung Jakarta Convention Center (JCC).

Di sana, Harris tidak hanya bertemu lagi dengan Jokowi, tapi juga seluruh pimpinan anggota ASEAN dan tamu undangan lain yang menghadiri acara setahun dua kali di kawasan Asia Tenggara ini.

Widakuswara akhirnya diizinkan untuk kembali melanjutkan tugas liputannya atas bantuan Sung Kim, Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia.

Ia juga membagikan pengalamannya tersebut di akun X, platform yang sebelumnya bernama Twitter.

Widakuswara menceritakan pengalamannya di akun X-nya (twitter/pwidakuswara)

Pernyataan Dubes Indonesia untuk AS

Kronologi Jurnalis AS Dihalangi Pejabat Indonesia saat Meliput KTT ASEAN - image 3
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Perkasa Roeslani (instagram/rosanroslani)

Rosan Roeslani, Dubes Indonesia untuk AS memberikan pernyataan kepada VOA pada 7 September, “kami menyesali insiden yang melibatkan Patsy Widakuswara dan memahami kekhawatiran yang muncul, sekaligus menekankan komitmen kami terhadap kebebasan pers.”

Ia lalu menambahkan, “teriakan dan suara keras menimbulkan kekhawatiran pihak keamanan.”

Kemudian, Widakuswara membantah pernyataan tersebut dengan alasan sebagai jurnalis Amerika, ia punya hak untuk bertanya kepada pemimpin ketika bertemu dalam forum resmi.

Ia juga mengatakan bahwa di sejumlah pertemuan bilateral antara Jokowi dan Biden yang sudah-sudah, tidak ada peneguran terhadap wartawan yang meneriakkan pertanyaan.

Di Indonesia sendiri, umumnya wartawan bisa mengajukan pertanyaan kepada pejabat dalam forum resmi di kesempatan konferensi pers. 

Tapi Roeslani menyikapi kejadian ini dengan lebih diplomatis dan mengatakan “kami tetap berdedikasi untuk menegakkan kebebasan pers dan akan berupaya mengklarifikasi dan mematuhi protokol khusus acara untuk mencegah kesalahpahaman atau gangguan di masa depan.”

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel