Legenda Orang Pendek Sumatera: Mahluk Misterius yang Menghuni Rimba

Legenda Orang Pendek Sumatera: Mahluk Misterius yang Menghuni Rimba

Legenda Orang Pendek Sumatera

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Di tengah hutan belantara Sumatera, ada sebuah legenda yang telah beredar selama berabad-abad. Legenda tentang sebuah makhluk yang mirip manusia, tapi berukuran sangat kecil.

Ini adalah tentang legenda orang pendek Sumatera, disebut pendek karena dari ciri fisiknya yang memang pendek. Orang pendek diyakini memiliki tinggi antara 80 hingga 120 cm, berbulu pendek, berjalan tegak, dan memiliki kekuatan luar biasa.

Orang pendek juga dikatakan sebagai makhluk yang pemalu dan tidak agresif, yang lebih suka menghindari kontak dengan manusia.

Legenda orang pendek Sumatera merupakan salah satu makhluk kriptozoologi paling terkenal di Indonesia. Kriptozoologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk yang keberadaannya belum terbukti secara ilmiah, seperti Bigfoot, Loch Ness Monster, atau Chupacabra.

Meskipun banyak yang menganggap orang pendek sebagai mitos atau dongeng, ada juga yang percaya bahwa orang pendek adalah makhluk nyata yang masih bertahan hidup di hutan Sumatera. Bahkan, ada beberapa peneliti dan petualang yang berusaha mencari bukti keberadaan orang pendek dengan berbagai cara.

Legenda Orang Pendek Sumatera

Cerita tentang legenda orang pendek Sumatera ini sudah ada sejak lama di kalangan masyarakat setempat. Setiap daerah memiliki nama sendiri untuk orang pendek, seperti Sedapa, Uhang Pandak, Leco, Anak Ote, atau Suku Bunian.

Orang pendek dianggap sebagai makhluk yang memiliki hubungan dekat dengan alam dan roh-roh. Beberapa suku adat menghormati orang pendek sebagai penjaga hutan atau leluhur yang harus dihormati.

Ada juga yang menganggap orang pendek sebagai makhluk yang bisa membawa keberuntungan atau malapetaka, tergantung bagaimana manusia bersikap terhadap mereka.

Orang-orang yang mengaku telah melihat orang pendek mengatakan memiliki bahu lebar dan lengan yang kuat, cukup kuat untuk mencabut pohon-pohon kecil dan mematahkan tanaman merambat rotan.

Dan sementara cerita tentang makhluk ini memiliki kemiripan dengan laporan Bigfoot, beberapa percaya bahwa itu sebenarnya terkait dengan spesies manusia purba yang punah.

Selain dari cerita rakyat, ada juga beberapa laporan dari orang-orang yang mengklaim pernah melihat atau berinteraksi dengan orang pendek. Laporan-laporan ini berasal dari berbagai sumber, mulai dari penduduk lokal, penjelajah, kolonialis, hingga ilmuwan.

Terlepas dari legenda dan saksi mata selama berabad-abad yang beredar, tidak ada yang bisa menangkap foto orang pendek yang dapat diverifikasi, atau bukti yang mendukung itu ada.

Mengutip dari laporan The Guardian yang berjudul Have we found evidence of the elusive orang pendek?, seorang saksi mata setempat menggambarkan orang pendek ini “sekitar tiga kaki (1 meter) tingginya tetapi bahu dan dada besar.”

Ciri lainnya adalah, rambutnya berwarna cokelat, berjalan tegak dengan dua kaki layaknya manusia, dan memiliki wajah seperti kera.

Penduduk lokal mengatakan kalau makhluk ini makanannya adalah buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, dan kadang-kadang serangga. Walaupun digambarkan sebagai makhluk yang kuat dengan ukurannya, namun orang pendek ini tidak agresif dan akan melarikan diri jika melihat manusia.

Tidak hanya penduduk setempat, waktu zaman penjajahan, sejumlah pemukim Belanda mengaku juga telah melihat makhluk aneh menyerupai pria kecil berbulu di Sumatera.

Salah satunya adalah J. van Herwaarden, yang pada tahun 1923 menulis tentang pengalamannya melihat orang pendek di dekat Danau Kerinci. Van Herwaarden menggambarkan orang pendek itu sebagai berikut:

“Rambutnya sangat gelap dan jatuh hingga ke bahu atau bahkan hampir ke pinggang. Jika ia berdiri, tangannya akan mencapai sedikit di atas lututnya. Wajahnya tidak jelek atau mirip kera, tapi lebih seperti manusia biasa. Matanya besar dan hitam, hidungnya mancung, dan mulutnya kecil. Kulitnya coklat kemerahan, dan tidak berbulu. Tubuhnya sangat kuat dan berotot, tapi tidak gemuk. Ia berjalan dengan tegap dan cepat, tanpa membungkuk.”

Laporan lain berasal dari tahun 1990-an, ketika beberapa peneliti dan petualang mencoba mencari jejak orang pendek di Sumatera. Salah satunya adalah Debbie Martyr, seorang jurnalis dan konservasionis asal Inggris, yang bersama dengan Jeremy Holden, seorang fotografer dan peneliti, melakukan ekspedisi selama 15 tahun untuk menemukan orang pendek.

Mereka mengklaim pernah melihat orang pendek beberapa kali, dan bahkan berhasil mengumpulkan beberapa bukti, seperti jejak kaki, rambut, dan kotoran. Mereka juga mewawancarai banyak saksi mata yang mengaku pernah melihat orang pendek. Martyr menggambarkan orang pendek sebagai berikut:

“Ketika saya melihatnya, saya melihat seekor binatang yang tidak terlihat seperti apapun di buku mana pun yang pernah saya baca, film yang saya lihat, atau kebun binatang yang saya datangi. Makhluk itu memang berjalan seperti manusia dan itu mengejutkan,” tulis Martyr.

Lanjutnya “ Itu tidak seperti orangutan. Proporsi mereka sangat berbeda. Itu bertubuh seperti petinju, dengan kekuatan tubuh bagian atas yang sangat besar… warnanya sangat indah, bergerak dengan dua kaki dan berusaha menghindari agar tidak terlihat.”

Apakah itu Sejenis Manusia Purba?

Tentang legenda orang pendek Sumatera ini memang menimbulkan berbagai pertanyaan, karena tidak sedikit orang yang mengaku pernah melihatnya. Apalagi ada sebuah video random yang diunggah di Youtube dan sempat viral pada tahun 2017.

Video itu memperlihatkan orang yang sedang naik motor trail bersama rekannya di pinggir hutan, kabarnya di daerah Aceh, lalu bertemu dengan makhluk seperti mirip seperti Hobbit yang larinya sangat kencang, berikut videonya:

https://www.youtube.com/watch?v=5TGhLWf5W3s

Banyak teori tentangnya, dari video editan, hingga teori mengaitkan orang pendek adalah sejenis dengan manusia purba. Kenapa manusia purba?

Pada tahun 2003, para ilmuwan menemukan spesies manusia yang sebelumnya tidak dikenal di pulau Flores, dinamakan Homo floresiensis, spesies ini telah dibandingkan dengan hobbit karena ukurannya yang kecil.

Berdasarkan bukti fosil, Homo floresiensis ini berukuran sekitar 3-4 kali (100-120 cm) dengan ciri bahu menonjol dan kaki pendek.

Diperkirakan ini hidup sekitar 50.000 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa mereka tumpeng tindih dengan kita, Homo sapiens. Nah, karena ukuran fosil dan jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Sumatera, beberapa orang berteori bahwa orang pendek yang terlihat di Sumatera tersebut mungkin terkait dengan Homo floresiensis.

Legenda orang pendek Sumatera ini adalah salah satu legenda yang paling menarik dan misterius di Indonesia. Meskipun banyak yang meragukan keberadaannya, ada juga yang percaya bahwa orang pendek adalah makhluk nyata yang masih hidup di hutan Sumatera.

Apakah orang pendek benar-benar ada, atau hanya hasil dari imajinasi dan kesalahpahaman? Apakah orang pendek adalah spesies baru yang belum ditemukan, atau mungkin kerabat jauh dari manusia?

Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum terjawab, dan mungkin hanya orang pendek yang tahu jawabannya.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel