Sediksi.com – Sudahkah kamu nonton drakor Twinkling Watermelon? Jadi, tertarik dengan tokoh yang mana nih? Sudah jelas dan pasti, beberapa dari kamu pasti akan jawab Ha Eun Gyeol. Ya, dia adalah tokoh utama dalam drakor Twinkling Watermelon yang juga digambarkan sebagai anak CODA baik hati.
CODA (Children of Deaf Adults) mengacu pada istilah yang digunakan untuk anak-anak dari orang tua penyandang tuna rungu atau tuli. Ha Eun Gyeol sendiri terlahir dari orang tua tuli dan mempunyai kakak laki-laki, Ha Eun Ho yang juga seorang penyandang tuli.
Oleh karena itu, Eun Gyeol sebagai satu-satunya orang yang bisa berbicara dan mendengar dalam keluarga tersebut mempunyai peran sangat penting. Ia menjadi penghubung antara keluarganya dan dunia luar. Jika kamu ingin mengenal anak CODA lebih dalam, mari simak tulisan berikut sampai selesai!
Apa Itu Anak CODA?
CODA adalah singkatan dari Children of Deaf Adults, yang artinya anak-anak dari dewasa tuli. Ini juga berarti CODA sebagai anak yang hadir atau terlahir dari orang tua penyandang tuli. Ia mempunyai kemampuan pendengaran yang normal, bisa bicara secara lisan, dan menggunakan bahasa isyarat.
Perlu kamu ketahui bahwa tidak semua orang tua tuli mempunyai anak yang tuli juga. Memang genetik cukup berpengaruh, tetapi ada juga beberapa faktor lain mengapa orang bisa tuli, seperti lingkungan hingga kecelakaan.
Oleh sebab itu, salah satu atau kedua orang tua yang tuli berpeluang mempunyai anak dengan pendengaran normal.
Nah, anak-anak yang terlahir dari keluarga tersebut sering mengalami berbagai tantangan komunikasi, sosial, dan budaya karena perbedaan unik antara dua dunia. Bukan dunia fana dan dunia tipu-tipu, melainkan dunia tuli dan dunia yang penuh suara.
Bagaimana Anak CODA Bisa Berkomunikasi dengan Dua Bahasa?
Komunikasi menjadi salah satu tantangan utama yang dialami oleh anak CODA. Sebagian besar orang tuli menggunakan bahasa isyarat untuk bisa berkomunikasi satu sama lain. Oleh karenanya, anak CODA tumbuh dan akrab dengan bahasa isyarat secara alami.
Ini sama halnya dengan anak yang belajar bahasa lisan dari orang tua pendengaran normal. Namun, mau tidak mau anak CODA juga harus belajar bahasa lisan karena di dunia luar ia bisa dan akan menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi.
Hal tersebut yang menjadikan anak CODA menjadi bilingual dan bikultural. “Bilingual” berarti orang yang bisa berbicara menggunakan dua bahasa dengan baik, sedangkan “bikultural” adalah orang yang terpengaruh oleh dua budaya.
Mereka bisa menggunakan dua bahasa dengan baik karena memang tumbuh di antara dua lingkungan yang berbeda. Bahasa isyarat dipelajari melalui orang tua tuli yang mana itu juga menjadi bahasa sehari-hari. Sementara itu, anak CODA juga bisa berbahasa lisan melalui interaksi bersama orang luar, baik itu tetangga, keluarga besar, hingga teman sekolah.
Pengalaman yang telah dikumpulkan CODA sebagai komunikator orang tua bisa membantu membangun kemampuan mereka untuk bersosialisasi dan berempati kepada orang lain. Selain itu, mereka juga merasa lebih bertanggung jawab secara sosial dan menikmati belajar bahasa serta budaya yang berbeda.
Menurut suatu literatur, CODA yang belajar dari komunitas atau lingkungan bersuara secara mandiri akan mengembangkan lebih banyak perilaku positif, seperti adaptif hingga rasa ingin tahu tinggi. Ini tidak jauh dari penggambaran tokoh Ha Eun Gyeol yang hadir sebagai anak cerdas dan baik hati. Kalau kata netizen sih, Ha Eun Gyeol itu cowok green flag.
Tantangan Menjadi Anak CODA
Tumbuh sebagai CODA menjadi pengalaman unik yang tidak dialami banyak orang. Mereka menghadapi hambatan komunikasi orang tua tuli mereka dan dunia luar. Oleh karenanya, CODA berperan sebagai penerjemah dan pelindung. Adapun berikut adalah penjelasan terkait beberapa tantangan yang dihadapi CODA, antara lain:
Melindungi Diri dan Orang Tua dari Komentar Negatif
Penyandang disabilitas rentan mengalami perundungan hingga mendapat berbagai komentar maupun stigma negatif. CODA, secara tidak langsung akan berperan sebagai pelindung keluarga karena hanya ia satu-satunya orang yang bisa mendengar perkataan orang lain.
Adapun di drakor Twinkling Watermelon, Ha Eun Gyeol menjadi anak yang berprestasi dan tidak berani membuat masalah karena takut keluarganya akan mendapat banyak hujatan. Ini pasti menjadi beban mental yang cukup berat bagi anak CODA.
Membicarakan Hal-hal yang Tidak Sesuai Usianya
CODA bertugas sebagai penerjemah antara orang tua dan dunia yang penuh suara. Pastinya ada banyak sekali obrolan yang perlu dibicarakan kepada orang lain. Jadi, tidak dipungkiri jika anak CODA kemungkinan akan menerjemahkan obrolan yang tidak sesuai usianya. Misal, anak CODA berumur 10 tahun harus menerjemahkan kalimat tentang bisnis hingga permasalahan keluarga.
Menjadi anak CODA bukanlah hal yang mudah karena mereka memegang peran dan tanggung jawab besar dalam keluarganya. Itu bisa kamu ketahui dan rasakan ketika melihat cerita Ha Eun Gyeol di drakor Twinkling Watermelon. Sudah nonton belum?