Sediksi.com – Sebagian orang mungkin belum menyadari bahwa mereka telah terperangkap dalam hubungan yang memperlihatkan pola mothering ke pasangan mereka. Mothering ke pasangan atau mothering relationship adalah ketika pasangan bertindak seperti seorang ibu dalam hubungan percintaan.
Dinamika semacam ini secara tidak langsung menunjukkan adanya ketidakseimbangan kekuatan yang dapat merusak hubungan romantis secara diam-diam. Banyak orang belum menyadari bahwa seharusnya mothering relationship tidak terjadi dalam konteks hubungan romantis.
Kamu sebagai perempuan merasakan sering banyak mengatur atau menuntut pasangan sesuai dengan kemauanmu? Atau bersikap seperti “ibu” dari pasanganmu? Hmm… sepertinya kamu harus baca ulasan kami di bawah ini, deh!
Apa Itu Mothering ke Pasangan?
Mothering ke pasangan atau mothering relationship adalah ketika pasangan bertindak seperti seorang ibu dalam hubungan percintaan. Sayangnya, tidak semua orang mengerti makna mothering relationship ini dan banyak yang terjebak di dalamnya. Pada dasarnya, fokus pada memenuhi kebutuhan pasangan melalui bantuan atau bimbingan adalah hal yang positif. Namun, jika perhatian ini berlebihan, seseorang dapat terperangkap dalam pola mothering ke pasangan.
Selain itu, mothering ke pasangan juga mencakup situasi di mana seseorang terbiasa memusatkan perhatian pada kebutuhan pasangannya, terlepas dari perasaan, reaksi pribadi, atau bahkan ketakutan sendiri. Beberapa pasangan mungkin menghindari menyadari bahwa mereka terlalu memperhatikan pasangan mereka. Padahal, dengan menyadari hal ini, mereka dapat menemukan solusi untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan mereka.
Tanda Kamu Melakukan Mothering ke Pasangan
Menurut laman “Attract The One”, berikut adalah beberapa tanda atau ciri bahwa seseorang sedang melakukan sikap mothering terhadap pasangannya:
- Memiliki asumsi bahwa pasangan tidak mampu melakukan beberapa hal dengan benar.
- Pasangan selalu menurut dan jarang menyatakan pendapatnya sendiri.
- Selalu berusaha melakukan segalanya untuk pasangan.
- Sering memberikan nasihat tanpa diminta.
- Membuat lelucon yang menggambarkan pasangan seperti anak sendiri.
- Berusaha untuk mengendalikan pasangan.
- Sering menghalangi pasangan untuk bersenang-senang dengan teman-teman atau mengejar hobinya.
Dampak Mothering ke Pasangan
Rentan Menimbulkan Konflik
Dalam sebuah hubungan, konflik adalah hal yang wajar terjadi. Namun, ketika konflik terjadi secara berulang dan berkelanjutan, hal ini menjadi tidak sehat. Konflik bisa muncul dari berbagai hal, seperti penolakan, usaha yang kurang maksimal, atau ketidaksesuaian dengan ekspektasi. Tentu saja, situasi ini merupakan mimpi buruk dalam sebuah hubungan, bukan?
Hanya Satu Pihak yang Berjuang
Dalam menjalin hubungan sebagai pasangan, kerja sama dari kedua belah pihak sangatlah penting. Namun, akan menjadi masalah jika hanya satu pihak yang berusaha keras karena terjebak dalam sikap mothering ke pasangan. Sikap ini membuat seseorang menghabiskan energi, waktu, dan pikiran untuk merawat pasangannya. Sebagai manusia dewasa, seharusnya kita memahami bahwa pasangan juga memiliki kapasitas untuk melakukan hal yang sama. Sebagai gantinya, lebih baik menjadi sumber dukungan bagi pasangan.
Merugikan Salah Satu Pihak
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sikap mothering ke pasangan menunjukkan bahwa seorang perempuan selalu berusaha merawat pasangannya. Namun, hal ini juga dapat berdampak buruk pada dirinya sendiri. Bayangkan jika harus terus membelikan, memasak, dan mengurus segala keperluan pasangan. Meskipun dilakukan dengan ikhlas, pada akhirnya, ini bisa menyebabkan kerugian bagi diri sendiri.
Hubunganmu akan Stuck di sini Aja
Sikap mothering ke pasangan dapat berdampak pada kualitas hubungan yang kita miliki. Jika pasangan sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini, mereka mungkin akan terbiasa berdiam diri dan tidak berusaha sama sekali. Semua hubungan memiliki tujuan dan harapan yang harus diperjuangkan bersama. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus berjuang bersama, bukan hanya satu pihak saja.
Pasangan Bergantung pada Satu Pihak
Seorang ibu sering kali menjadi sosok yang didambakan dan diharapkan anaknya untuk selalu ada dan membantu dalam segala situasi, mulai dari masa kecil hingga dewasa. Namun, dalam hubungan romantis, sikap seperti ini tidak diperbolehkan. Hal ini akan membuat pasangan laki-laki bergantung pada kita secara berlebihan.
Jika kita harus pergi atau tidak ada di sampingnya, pasangan akan kesulitan untuk melakukan hal-hal sederhana tanpa bantuan kita. Tentu saja, kita tidak ingin pasangan bergantung pada kita secara berlebihan, karena hal tersebut akan menghambat kemampuan mereka untuk mandiri.
Ingat, ya, segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik, salah satunya seperti mothering ke pasangan. Kamu boleh-boleh aja kok memasakkan makanan favorit pasanganmu, membantunya menemukan solusi dari masalah pekerjaannya, atau yang lainnya. Tapi tetaplah bertindak sebagai pasangan agar kalian tetap romantis!