Sediksi – Memensiunkan nomor punggung pemain adalah cara bagi klub sepak bola untuk menghormati para pemain yang telah memberikan kontribusi besar bagi tim mereka. Praktik ini biasanya terjadi setelah pemain tersebut meninggalkan tim atau pensiun.
Pemain sepak bola yang nomor punggungnya dipensiunkan oleh klub biasanya merupakan seorang legenda. Namun, ada satu pengecualian saat remaja 17 tahun juga termasuk dalam daftar ini.
Ini adalah penghormatan yang diberikan kepada pemain yang telah banyak berarti bagi klub mereka, dan tidak ada pemain lain yang diizinkan menggunakan nomor tersebut di masa depan.
Berikut beberapa contoh pemain sepak bola yang nomor punggungnya dipensiunkan oleh klub mereka.
Pemain sepak bola yang nomor punggungnya dipensiunkan oleh klub
Rogerio Ceni (Sao Paulo – No. 01)
Ceni telah bermain lebih dari 1.200 kali untuk Sao Paulo dalam karirnya yang dimulai pada tahun 1990 dan berakhir pada tahun 2015. Rekor mencetak golnya yang mencapai 131 gol adalah sesuatu yang luar biasa. Catatan itu membuatnya jadi satu di antara kiper dengan gol terbanyak sepanjang masa.
Oleh karena itu, klub memutuskan untuk memensiunkan nomor punggung Ceni, yaitu “01”, sebagai penghormatan atas prestasinya. Yep, nomor punggung ‘01’ bukan ‘1’ yang biasanya dipakai oleh seorang kipper.
Jude Bellingham (Birmingham City – No. 22)
Jude Bellingham adalah anomali dalam daftar ini. Ia masih remaja 17 tahun saat nomor punggungnya dipensiunkan. Luar biasa!
Salah satu pemain muda berbakat dalam sepak bola, Jude Bellingham, mendapat penghormatan dari Birmingham City dengan mempensiunkan nomor punggung 22 sebagai kenangan atas 44 penampilannya bersama klub tersebut.
Meskipun keluar dari klub pada usia muda untuk bergabung dengan Borussia Dortmund pada tahun 2020, Bellingham meninggalkan kesan yang mendalam bagi Birmingham.
Baca Juga: Pensiunnya Nomor Punggung Jude Bellingham di Birmingham City dan Pilihan Dilematis yang Membuntuti
Raul (Schalke – No. 7)
Raul merupakan salah satu legenda sepak bola dari Real Madrid, di mana ia menghabiskan sebagian besar karirnya. Namun, bukan Madrid yang memensiunkan nomor punggungnya, melainkan klub lain di mana Raul hanya bermain selama dua tahun.
Setelah lebih dari 15 tahun di Real Madrid, Raul bergabung dengan Schalke 04 dan hanya menghabiskan dua musim di sana, namun memberikan dampak yang signifikan. Meskipun sudah berusia 30-an ketika bergabung dengan Schalke, ia berhasil mencetak 40 gol dalam dua musim.
Javier Zanetti (Inter Milan – No. 4)
Javier Zanetti menjadi salah satu pemain yang paling dikagumi dalam dua dekade terakhir, menjadi pemain penting bagi Inter Milan. Pemain asal Argentina itu menghabiskan 19 tahun di klub San Siro tersebut dan meraih banyak kesuksesan. Ia menjadi kapten Nerazzurri dari tahun 1999 hingga 2014 dan terkenal dengan julukan ‘Il Capitano’ atau ‘Kapten’.
Inter mengumumkan bahwa klub akan mempensiunkan nomor punggung ikonik #4 yang dipakai oleh bek sayap Argentina tersebut di akhir musim, dan ia juga akan diangkat sebagai Wakil Presiden klub sebagai penghormatan atas jasanya.
Bobby Moore (West Ham United – No. 6)
Bobby Moore, yang dianggap sebagai bek Inggris terbaik sepanjang masa dan satu-satunya kapten Inggris yang pernah mengangkat Piala Dunia, dihormati oleh West Ham United dengan mempensiunkan nomor punggung 6.
Moore menghabiskan 16 tahun di West Ham dengan lebih dari 500 penampilan untuk klub tersebut. Ia dikenal karena kemampuannya yang luar biasa dalam membaca permainan dan dijuluki sebagai bek terbaik sepanjang masa oleh Pele.
Roberto Baggio (Brescia – No. 10)
Brescia seharusnya tidak hanya mempensiunkan nomor sepuluh untuk menghormati Roberto Baggio, tetapi juga melarang siapapun menggunakan gaya rambut panjangnya.
Tidak ada yang akan mampu menandingi warisan dari ‘Ponytail Ilahi’, baik itu di lapangan dengan keajaibannya, maupun di kepalanya dengan gaya yang fantastis.
Diego Maradona (Napoli – No. 10)
Diego Maradona adalah segalanya yang kita cintai dalam permainan sepak bola. Penuh gairah, tegas, dan luar biasa. Pemain asal Argentina ini menjadi legenda di Italia atas masa baktinya bersama Napoli dari tahun 1986 hingga 1991, meraih berbagai penghargaan dan mencuri hati hampir semua orang, kecuali mereka yang tidak bisa melupakan ulahnya di timnas.
Maradona adalah yang terbaik dari nomor sepuluh, dihormati setelah kematiannya pada tahun 2020.
Pele (New York Cosmos – No. 10)
Setelah kedatangan Pele pada tahun 1975, New York Cosmos menikmati dua tahun bersama legenda Brasil tersebut dalam beberapa momen terbaik klub, sebelum mengalami penurunan tajam.
Nomor sepuluhnya secara alami dipensiunkan, dengan keyakinan bahwa mereka mungkin kesulitan menemukan seseorang yang lebih baik dari dia untuk mengenakannya.
Franco Baresi (AC Milan – No. 6)
AC Milan telah melihat banyak pemain hebat dalam beberapa dekade silam, dan Franco Baresi adalah salah satu nama teratas dalam daftar tersebut. Bek legendaris Italia ini memperkuat Milan sepanjang karirnya dengan bermain lebih dari 700 pertandingan dan meraih banyak trofi. Ia juga diakui sebagai mentor bagi Paolo Maldini yang pada saat itu masih muda dan juga akan menjadi legenda klub.
Baresi dinobatkan sebagai pemain terbaik klub pada abad ke-19, dan tidak mengherankan melihat Milan mempensiunkan nomor punggung 6 sebagai penghormatan padanya.
Paolo Maldini (AC Milan – No. 3)
Paolo Maldini, salah satu bek terbaik sepanjang masa, merupakan anak Milan sepanjang kariernya. Pemain Italia ini meraih banyak kesuksesan dalam seragam Rossoneri, termasuk lima gelar Liga Champions, yang merupakan prestasi luar biasa.
Sebagai pelayan klub selama lebih dari 25 tahun, sudah sewajarnya Paolo Maldini mendapat kehormatan untuk mempertahankan nomor tiga. Maldini juga tercatat sebagai pemain yang tidak pernah pindah klub.
Meskipun nomor ‘3’ telah resmi dipensiunkan, Maldini memiliki hak untuk mengembalikannya jika salah satu dari anaknya bermain untuk Milan.
Baca Juga: Karir Silvio Berlusconi: Mantan Pemilik AC Milan dan Eks PM Italia yang Wafat di Usia 86 Tahun
Johan Cruyff (Ajax Amsterdam – No. 14)
Johan Cruyff bukan hanya salah satu pemain terbesar sepanjang masa, tetapi kontribusinya terhadap permainan bahkan setelah pensiun juga luar biasa. Permainan sepak bola banyak berhutang kepada master Belanda ini yang telah menciptakan kembali sepak bola dalam banyak hal.
Cruyff bergabung dengan Ajax Amsterdam ketika masih berusia 10 tahun dan memiliki perjalanan yang luar biasa, baik sebagai pemain maupun sebagai manajer. Selama karir bermainnya, ia memenangkan gelar Eredivisie sebanyak 8 kali dan juara Liga Champions 3 kali.
Cruyff dan masa keemasan Ajax di tahun 1970-an dianggap sebagai salah satu tim terbaik dunia. 3 gelar Liga Champions berturut-turut adalah buktinya. Capaian itu membuat Ajax Amsterdam memenuhi syarat untuk memperoleh dan berhak atas UEFA Badge of Honour UCL.
Bahkan setelah pensiun sebagai pemain, hubungan cinta Cruyff dengan Ajax berlanjut, kembali melatih tim selama tiga tahun pada tahun 1980-an. Nomor punggung ikoniknya, 14, dipensiunkan oleh klub sebagai penghormatan atas jasanya.