Perbedaan Jiwa dan Roh: Melihat dari Berbagai Perspektif

Perbedaan Jiwa dan Roh: Melihat dari Berbagai Perspektif

Perbedaan Jiwa dan Roh

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Jiwa dan roh adalah dua konsep yang sering digunakan dalam berbagai konteks, seperti agama, filsafat, psikologi, dan sastra. Namun, apakah kita benar-benar memahami apa arti dan perbedaan jiwa dan roh?

Konsep jiwa dan roh ini memang telah lama memukai para pemikir atau para filsuf, teolog hingga individu-individu dalam perjalanan spiritualnya.

Meskipun istilah ini sering digunakan secara bergantian, keduanya mewakili aspek-aspek yang berbeda dari pengalaman manusia.

Dalam artikel ini, Sediksi akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengacu pada sumber-sumber yang berbeda. Kita akan melihat definisi, fungsi, dan utamanya melihat perbedaan jiwa dan roh, serta implikasinya dalam kehidupan rohani kita.

Perbedaan Jiwa dan Roh

Secara umum, jiwa dan roh dapat dipahami sebagai dua aspek dari diri manusia yang berhubungan dengan alam batin atau non-fisik. Perbedaan jiwa dan roh ini bisa dipahami seperti, jiwa terletak di dalam tubuh manusia, sedangkan roh terpisah dari tubuh.

Jiwa berkaitan erat dengan pikiran, emosi, dan kesadaran manusia, sedangkan roh bersifat spiritual atau agama. Jiwa dapat mati bersama dengan tubuh, sedangkan roh memiliki keabadian.

Untuk memahami lebih dalam perbedaan jiwa dan roh, mari kita lihat dari beberapa perpektif berikut:

Baca Juga: 7 Menu Makanan yang Cocok Saat musim Hujan di Indonesia, Menghangatkan Jiwa

Perspektif Agama dan Spiritual

Dalam konteks agama, sebuah kepercayaan dan spiritual, jiwa dan roh sering dianggap sebagai entitas yang berbeda. Sebuah tradisi yang berbeda tentu menawarkan definisi dan interpretasi yang berbeda pula.

Akan tetapi pemahaman umum mengenai perbedaan jiwa dan roh adalah, jiwa mewakili esensi abadi dari seorang individu, sedangkan roh mengacu pada percikian ilahi atau kekuatan hidup yang menjiwai semua makhluk hidup.

Sebagai contoh, dalam teologi Kristen, jiwa diyakini sebagai bagian yang abadi dan spiritual dari seseorang, yang berbeda dari tubuh fisik.

Jiwa dianggap sebagai pusat kesadaran emosi, dan individualitas, dan dikatakan membawa akumulasi pengalaman dan pertumbuhan spiritual dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.

Sedangkan roh itu dipandang sebagai nafas tuhan yang menghembuskan kehidupan ke dalam semua ciptaan.

Dalam teologis timur seperti Hinduisme dan Budhisme, konsep Atman atau jiwa individu diartikan sebagai yang abadi dan bereinkarnasi di seluruh kehidupan.

Jiwa dikenal sebagai Brahman atau Nirwana, mewakili realitas tertinggi atau pencerahan yang melampaui dri individu dan menyatukan semua makhluk.

Perspektif Psikologis

Begitu pula dalam perspektif lain, psikologis misalnya, konsep jiwa dan roh memiliki arti yang berbeda. Pada perpektif psikologi ini berfokus pada pemahaman pikiran, emosi, dan perilaku manusia, dan secara inheren tidak memasukkan gagasan agama atau metafisik.

Dalam psikologis sering menggunakan istilah “diri” untuk merujuk pada identitas inti atau rasa tentang siapa kita. Diri ini mencakup pikiran, emosi, keyakinan, nilai, dan ingatan kita yang disadari maupun yang tidak disadari.

Meskipun diri mungkin tidak secata langsung sesuai dengan pengertian agama tentang jiwa atau roh, namun hal ini mencerminkan sifat multi dimensi dari batin kita.

Kerangka kerja psikologis, seperti teori ketidaksadaran kolektif Carl Jung, mengeksplorasi kedalaman jiwa manusia dan mengusulkan adanya dimensi spiritual universal yang dimiliki oleh semua individu.

Ketidaksadaran kolektif ini dapat dilihat sebagai aspek dari jiwa manusia, yang mewakili hubungan bawaan kita dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Implikasi dalam Spiritualitas

Mengetahui perbedaan jiwa dan roh dapat membantu kita dalam mengembangkan spiritualitas kita. Spiritualitas adalah cara kita berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia. Spiritualitas juga adalah cara kita menjalani hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya.

Salah satu implikasi dari perbedaan jiwa dan roh adalah bahwa kita perlu membedakan antara keinginan jiwa dan keinginan roh. Keinginan jiwa adalah keinginan yang bersumber dari pikiran, emosi, dan kehendak kita, yang dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik, psikologis, dan lingkungan.

Keinginan roh adalah keinginan yang bersumber dari roh kita, yang dapat dipengaruhi oleh firman Tuhan, dan hati nurani. Keinginan jiwa dan keinginan roh tidak selalu sejalan, bahkan sering kali bertentangan.

Contohnya, jiwa kita mungkin menginginkan hal-hal yang menyenangkan, seperti makanan, minuman, hiburan, atau hubungan. Namun, roh kita mungkin menginginkan hal-hal yang menyucikan, seperti doa, puasa, dan ibadah.

Jiwa kita mungkin menginginkan hal-hal yang sementara, seperti harta, tahta, atau popularitas. Namun, roh kita mungkin menginginkan hal-hal yang kekal, seperti kasih, iman, atau harapan.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel