Sediksi.com – Penggemar serial manga One Piece karya Eiichiro Oda boleh jadi sedang menunggu-nunggu versi live-action dari serial favorit mereka. Pada acara Tudum di Brazil, 18 Juni 2023, Netflix merilis trailer perdana live-action One Piece.
Dari trailer tersebut, jelas sekali ada banyak perbedaan antara versi manga dan live-action.
Alih wahana ini tentu dibuat dengan menyadari bahwa versi manganya memungkinkan imajinasi Oda secara pol-polan. Sementara, pada versi live-action One Piece, kisah petualangan bajak laut tampak “lebih nyata”.
Serial manga tentang bajak laut ini bakal menyuguhkan petualangan Monkey D. Luffy, karakter utama One Piece, dalam mewujudkan cita-citanya jadi raja bajak laut. Ia bertualang di lautan bersama teman-temannya yang punya mimpi masing-masing.
Jadwal tayang live-action One Piece
Netflix juga mengumumkan jadwal tayang live-action One Piece pada 31 Agustus 2023. Masih ada banyak waktu untuk mengulik apa saja yang bakal disuguhkan. Selain itu, kita juga bisa memeram ekspektasi pada versi live-actionnya.
Apakah live-action One Piece bakal sesuai dengan ekspektasi para penggemar manga maupun anime?
Soal ini masih tanda tanya. Pasalnya, meski trailer perdananya sudah dirilis, rasanya itu belaka tak cukup menentukan nilai dari sebuah film.
Jadi, sembari menunda penilaian, mari kita ulas dulu perbedaan yang ada dari versi manga dengan versi live-action.
Perbedaan larakter live-action One Piece dengan versi manga
Beberapa perbedaan dari sosok karakternya jelas terasa. Berikut ini sejumlah hal mencolok dari karakter-karakter utama dari serial One Piece.
Luffy tak memakai sandal
Secara umum, tak banyak perbedaan antara penggambaran karakter Luffy. Satu hal yang tampak jelas berbeda ialah Luffy pada versi manga selalu digambarkan memakai sandal, sedangkan pada versi live-action ia memakai sepatu.
Sandal Luffy sangat ikonik dan merupakan ciri khas penampilannya, selain topi Jerami.
Netflix mengungkapkan bahwa perubahan ini perlu dilakukan karena banyak adegan berbahaya yang dilakukan. Jadi, sepatu dianggap lebih aman ketimbang sandal.
Satu lagi, bekas luka jahitan di bawah mata Luffy juga tidak ada!
Zoro tak punya nama jurus
Roronoa Zoro merupakan orang pertama yang diajak Luffy bergabung dengan kelompok bajak lautnya. Zoro adalah seorang pendekar pedang dengan kemampuan luar biasa. Pada versi manga, ia pun punya banyak jurus andalan yang masing-masing jurusnya diberi nama julukan.
Pada versi live-action, pertemuan Luffy dan Zoro juga menyinggung soal nama jurus. Luffy berpendapat bahwa setiap jurus harus memiliki nama. Bagi Zoro, hal itu tidak berlaku untuknya. Yang penting tidak nyasar saja ya, bang Zoro!
Baca Juga: 5 Momen Terbaik One Piece Sepanjang 2020
Alis Sanji tidak melingkar
Perbedaan secara fisik ditemui pada sosok Sanji, juru masak bajak laut Topi Jerami. Pada versi manga, Sanji merupakan karakter dengan alis melingkar. Sementara, karakter Sanji di live-action alisnya normal-normal saja.
Hidung Usopp tidak panjang
Usopp adalah kru bajak laut Topi Jerami yang punya tabiat suka berbohong. Itulah mengapa Usopp digambarkan memiliki hidung panjang seperti Pinokio. Pada versi live-action, hidung Usopp tampak seperti manusia pada umumnya.
Buggy tampak seram
Bajak laut saingan Luffy ini pada versi manganya merupakan bajak laut dengan tampang badut. Kelakuannya pun juga minus abis. Buggy si badut adalah gambaran tepat bagi orang-orang yang sok jago, walaupun ternyata pecundang.
Pada versi live-action, Buggy sekilas ditampilkan cukup sangar! Wah!
Going Merry jadi tampak sangar
Pada teaser live-action One Piece, ada beberapa kapal yang ditunjukkan. Sorotan utama tentu tertuju pada kapal milik bajak laut Topi Jerami, yakni Going Merry.
Ukuran Going Merry dibuat dengan skala sungguhan. Going Merry jadi tak tampak menggemaskan. Pun demikian dengan maskot kapal yang tampak lebih sangar ketimbang versi manganya.
Dimulai dari Arc East Blue
Live-action One Piece ini mengisahkan perjalanan Luffy memenuhi cita-citanya menjadi raja bajak laut. Sebagai permulaan, rupanya tak bakal banyak ditemui perbedaan antara versi manga dan live-actionnya.
Perjalanan Luffy dimulai dari Desa Foosha, kampung halamannya. Kemudian beranjak ke Shells Town, tempat Luffy bertemu dengan Zoro.
Tampaknya, pada serial One Piece versi live-action, garis besar cerita sepenuhnya terjadi di East Blue. Arc ini memang saga permulaan.
East Blue adalah salah satu lautan besar yang ada dalam semesta One Piece, selain North Blue, South Blue, dan West Blue. Keempat lautan ini dipisahkan oleh batu raksasa berjuluk Red Line yang mengelilingi dunia, dan lautan Grand Line.
Pada Arc East Blue, bajak laut Topi Jerami memang masih beranggotakan Luffy, Zoro, Nami, Usopp, dan Sanji. Jadi, anggota lain yang bergabung pada arc-arc selanjutnya, seperti Chopper, Robin, Franky, Brook, dan Jinbei, masih belum ada.
Latar tempat yang memukau
Beberapa tempat yang menjadi latar cerita serial One Piece Arc East Blue ditampilkan dengan memukau. Desa Foosha, misalnya, tampak seperti desa yang tenteram. Tetenger ikonik berupa kincir angin juga diwujudkan dengan luar biasa.
Demikian halnya dengan Shells Town, dan restoran apung Baratie yang amat memukau. Jadi, dilihat dari segi visual, pengalaman penonton pun bakal disuguhi versi nyata dari serial manga.
Efek CGI
Salah satu yang disorot dari live-action One Piece ialah penggunaan efek pada gambar. Beberapa jurus Luffy yang punya kekuatan buah iblis karet ditampilkan dengan efek. Beberapa monster laut raksasa juga dibuat dengan efek ini.
Iya dong! Tak mungkin versi live-action mengabaikan kemampuan karet Luffy kan?
Salah satu jurus Luffy yang ditampilkan menggunakan efek ini ialah jurus “Gomu-gomu no Pistol”. Ia memanjangkan lengan sebelum menghajar lawan dengan tinjunya.
Sayangnya, beberapa efek seperti hidung panjang Usopp justru tak dibuat efeknya. Alis melingkar Sanji pun demikian.
Pemeran Kru Bajak Laut Topi Jerami
- Inaki Godoy – Monkey D. Luffy
- Mackenyu – Roronoa Zoro
- Emily Rudd – Nami
- Jacob Gibson – Usopp
- Taz Skylar – Sanji