Polusi Udara Jakarta Belum Membaik, Perlu Solusi Secepatnya

Polusi Udara Jakarta Belum Membaik, Perlu Solusi Secepatnya

Polusi udara Jakarta

DAFTAR ISI

Sediksi.comPolusi udara Jakarta belum membaik usai sejumlah kebijakan mulai diterapkan demi menangani permasalahan tersebut.

Salah satunya, kebijakan bekerja dari rumah atau WFH bagi ASN yang berlaku sejak Senin, (21/8) itu belum memberikan dampak signifikan bagi perbaikan udara Jakarta.

Jelang empat hari penerapannya, kondisi udara di Jakarta masih saja buruk. Penerapan WFH yang tujuannya bisa untuk mengendalikan pengurangan sektor transportasi nyatanya tak cukup ampuh.

Mengingat bahan bakar fosil dari kendaraan menjadi biang kerok terjadinya polusi udara Jakarta. Sebelumnya, Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menyebut polusi udara di DKI Jakarta itu hampir 70 persen terjadi karena sektor transportasi.

Data dari situs TomTom Traffic Index memantau bahwa kebijakan selama diberlakukannya WFH bagi ASN ini tidak mengurangi kemacetan. Terpantau kemacetan tetap terjadi pukul 08.00-09.00 dan 18.00-19.00, mengingat kedua waktu tersebut adalah jam keberangkatan kerja dan kepulangan kerja.

Di mana setiap kendaraan rata-rata menempuh perjalanan 10 km berkisar 21-23 menit, dengan kecepatan kendaraan rata-rata 25-30 km/jam.

Polusi Udara Jakarta Belum Membaik, Perlu Solusi Secepatnya - Jepretan Layar 2023 08 24 pukul 21.01.32
Tangkapan layar TomTom Traffic Index

Kebijakan WFH Kurang Efektif

Masalah polusi udara Jakarta sudah kronis, mengingat terjadi bertahun-tahun lamanya. WFH yang menjadi kebijakan demi menurunkan tingkat pencemaran ini rencananya sendiri akan berlangsung hingga 21 Oktober 2023.

Mengutip dari VOA, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengungkapkan bahwa kebijakan WFH dirasa tidak efektif untuk mengurangi polusi udara Jakarta.

Menurutnya permasalahan harus diselesaikan dengan menutup keran sumber emisinya yaitu, knalpot, cerobong pabrik, cerobong PLTU. Serta, penggunaan kompor di rumah juga harusnya lebih efektif dan bijak.

Kurang efektifnya kebijakan WFH menurut Safrudin itu, seolah dibenarkan oleh Sekretaris Komisi A DPRD Provinsi DKI Jakarta Karyatin Subianto.

Ia mengusulkan selain penerapan WFH 50 persen untuk ASN juga perlu adanya kebijakan mewajibkan penggunaan transportasi masal bagi ASN selam WFH demi penanganan polusi udara Jakarta agar bisa berlangsung efektif.

Selaras dengannya, Kepala Bidang Pembinaan dan Disiplin Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta Muhammad Arif Rachman juga menilai bahwa WFH untuk ASN belum dinilai optimal.

Meski ia masih berharap bahwa kebijakan itu memberi perubahan pada kualitas udara Jakarta yang lebih baik, ia lantas mengusulkan kebijakan itu seharusnya tidak hanya bagi ASN.

“Efektifitasnya kita berharap dengan wfh 50% ini paling tidak dapat membawa perubahan. Walau mungkin harusnya penerapannya tidak hanya dilingkup ASN saja tetapi diluar dari ASN, apakah dari swasta atau dari kelembagaan lainnya,” katanya yang dikutip dari dprd-dkijakartaprov pada Kamis, (24/8).

Polusi Udara Jakarta Hari Ini

Polusi Udara Jakarta Belum Membaik, Perlu Solusi Secepatnya - Jepretan Layar 2023 08 24 pukul 19.53.31
Tangkapan layar IQAir

Memang benar polusi udara Jakarta hari ini masih tidak baik-baik saja. Hal ini terpantau pada situs IQAir yang menunjukkan selama tujuh hari belakangan, kualitas udara di Jakarta sedang tidak sehat.

Dilihat pada Senin hingga Kamis ini, tingkat polusi di Jakarta berkisar 135-158 yang dikategorikan tidak sehat bagi kelompok sensitif dan tidak sehat.

Apabila melihat jenis partikelnya, PM 2,5 menjadi polutan paling berbahaya yang bisa menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Jakarta masih akan mengalami polusi udara yang tidak sehat setidaknya hingga akhir bulan Agustus 2023 ini.

Tentu saja, polusi udara yang buruk ini akan berdampak pada kesehatan warga Jakarta. Masih dalam catatan IQAir, diperkirakan ada 8.400 kematian di Jakarta pada 2023 yang terjadi karena polusi udara.

Lantas, polusi udara tidak boleh dianggap sepele dengan mengambil kebijakan jangka pendek saja atau yang sifatnya sementara. Lalu, apa solusi lainnya?

Solusi Lain

Dalam mengatasi polusi udara Jakarta yang buruk ini memang diperlukan banyak pihak untuk turut berkontribusi. Salah satunya, sudah dilakukan Polda Metro Jaya dengan menurunkan empat mobil water canon untuk menyirami sisi jalan Jenderal Sudirman hingga Patung Pemuda Pembangunan dan Senayan pada Rabu, (23/8) kemarin.

Upaya lainya, Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Komandi Garnisun Tetap I/Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan untuk melakukan razia kendaraan bermotor yang tidak lolos uji emisi di wilayah Jakarta.

Uji coba akan mulai dilakukan pada 26 Agustus 2023 dan razia diikuti penindakan mulai diterapkan pada 1 September 2023 mendatang. Nantinya, akan ada banyak titik lokasi razia di beberapa wilayah Jakarta.

Demi turut serta ambil bagian dari menangani permasalahan udara buruk di Jakarta ini, masyarakat bisa melakukan uji emisi di bengkel terdekat yang memiliki alat uji emisi berstandar.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel