Punya Musuh di Tempat Kerja? Jadikan musuhmu, Sekutumu

Punya Musuh di Tempat Kerja? Jadikan musuhmu, Sekutumu

111230023311-workplace-enemy

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pepatah “jadikan musuhmu, sekutumu” barangkali sesuai untuk situasi yang sedang kalian hadapi, terkait adanya musuh di tempat kerja. Musuh di tempat kerja itu bentuknya seperti apa?

Bisa jadi rekan kerja penjilat, narsistik, dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang ingin kalian hindari atau hadapi dengan cara konfrontasi di tempat kerja. 

Musuh dan sekutu cukup umum di tempat kerja

Punya Musuh di Tempat Kerja? Jadikan musuhmu, Sekutumu - image 27
Sumber gambar: forbes

Ini adalah sesuatu yang sebagian besar dari kita alami dari waktu ke waktu di tempat kerja. Tidak peduli seberapa banyak yang kita ketahui atau seberapa banyak pengalaman yang kita miliki, kita masih mungkin melakukan kesalahan ini sesekali. 

Kesalahan yang dimaksud yaitu tidak bisa membedakan mana teman baik dan sekadar rekan kerja. Ada perbedaan besar di antara keduanya dan mencampuradukkan keduanya di tempat kerja dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan, cenderung negatif.

Perlu diketahui, hal ini mungkin terjadi di dalam lingkungan kerja yang tidak sehat. 

Teman baik adalah orang-orang yang dapat kita andalkan untuk minta bantuan ketika kita membutuhkannya meskipun bantuan tersebut menimbulkan risiko besar bagi orang yang memberikannya. 

Teman pada umumnya dapat diandalkan untuk selalu memikirkan kepentingan terbaik kita dan berperilaku bijaksana. Begitulah hubungan pertemanan. Dengan definisi ini, jumlah teman yang kalian punya barangkali tidak sebanyak itu.

Di sisi lain, rekan kerja adalah orang-orang yang bekerja dengan kita. Kita mungkin bersahabat dengan rekan kerja, sering berbagi makan siang, dan menikmati percakapan tentang segala hal mulai dari olahraga, politik, hingga memasak. Ini semua adalah perilaku yang baik dan sangat normal. Sekaligus sulit untuk membedakannya sebagai pertemanan yang murni.

Punya musuh di tempat kerja? Gunakan pendekatan 3R

Punya Musuh di Tempat Kerja? Jadikan musuhmu, Sekutumu - image 28
Sumber gambar: the lady

Profesor Kepemimpinan di Kellogg School of Management Northwestern Brian Uzzi dan penulis artikel Harvard Business Review, “Make Your Enemies Your Allies,” telah mengembangkan pendekatan 3R untuk menangani masalah permusuhan dengan rekan kerja. Adapun 3R tersebut terdiri dari redirect, reciprocity, dan rationality.

  • Redirect

Uzzi menyarankan untuk mengalihkan emosi negatif ke sesuatu atau orang lain dengan menempatkan diri “dalam pikiran orang tersebut untuk penjelasan lain mengapa mereka merasakan emosi negatif yang mereka rasakan terhadap kalian.”

Dorong mereka untuk fokus pada hal lain yang telah menyebabkan terjadinya situasi ini. Mungkin saja, keputusan dari atasan yang berdampak pada kalian berdua. Jika bukan Anda yang menciptakan masalah, pastikan mereka mengetahuinya.

  • Reciprocity

Ini bukan “saya melakukan ini untuk kamu dan kamu melakukan ini untuk saya.” Uzzi mengatakan hal semacam itu justru mengarah pada transaksi satu kali atau satu arah. 

Prinsip timbal baliknya mengatakan “berikan sebelum kamu yang meminta”. Berikan orang lain sesuatu untuk membujuknya agar membangun kembali hubungan yang baik. Biarkan mereka melihat bahwa kalian melakukannya tanpa pamrih.

  • Rationality

Kalian harus jelas dengan apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang bisa mereka harapkan dari kalian. Dan akui juga bahwa ini akan menjadi terobosan serta solusi dari masa lalu.

4 pendekatan alternatif menangani musuh di tempat kerja

Selain pendekatan 3R, ada empat pendekatan lain yang bisa kalian lakukan.

  • Sedikit bicara banyak bekerja

Pepatah tersebut berarti tindakan biasanya berbicara lebih keras atau berdampak signifikan daripada kata-kata semata-mata. Jadi, ambil keputusan berdasarkan tindakan mereka, bukan kata-kata mereka. Terlalu banyak orang yang terpikat oleh janji-janji kosong atau di-gaslighting hingga meyakini mereka adalah masalahnya.

  • Mempertahankan sikap profesional

Kalian harus selalu bersikap profesional terhadap musuh, jangan pernah memberi mereka informasi pribadi tentang diri kalian. Informasi-informasi yang berpotensi menjadi bumerang bagi kalian.

Kalian tidak berteman karena ada alasannya, ingatlah itu. Mereka akan menggunakan pengungkapan informasi pribadi apa pun untuk melawan kalian. Pepatah lain mengatakan, “domba hanya bisa berteman dengan serigala lapar dalam waktu singkat.”

  • Dokumentasikan riwayat percakapan

Dokumentasikan sebanyak mungkin. Sayangnya, hal ini lebih sulit diucapkan daripada dilakukan. Terlalu sering orang lupa mendokumentasikan percakapan penting dan hal itu merugikan mereka di kemudian hari. “Jejak dokumentasi yang baik dan konten yang baik akan membantu untuk menghadapi tantangan yang datangnya tidak terduga.”

  • Perkuat aliansi dan hubungan dengan orang-orang penting

Jangan biarkan musuh mendikte narasi tentang kalian kepada orang-orang, bahkan bos. “Carilah aliansi strategis; mereka penting untuk pertumbuhan dan memberikan ketahanan terhadap persaingan”.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel