Hati-hati, tulisan ini mengandung spoiler!
Sediksi.com – Past Lives, film yang diproduksi oleh rumah produksi A24 ini sering diperbincangkan oleh warganet. Saat trailer film ini pertama kali muncul, banyak dari mereka yang tertarik untuk menonton film tersebut. Setelah filmnya rilis pun, review-review positif muncul di mana-mana. Sebenarnya, apa yang membuat film ini begitu ramai dibicarakan?
Mari kita ulas film Past Lives berikut ini, ya!
Past Lives tentang apa?
Past Lives merupakan kisah asli dari sutradaranya sendiri Celine Song, tentu saja ditambahkan dengan bumbu-bumbu pemanis. Past Lives bercerita tentang perempuan Korea bernama Nora, ia dan keluarganya harus pindah ke Kanada ketika berumur 12 tahun.
Nora memiliki cinta pertama bernama Hae Sung. Kabar baiknya, perasaannya saling berbalas satu sama lain. Namun, sayangnya Nora harus meninggalkan Hae Sung.
Selama 12 tahun Hae Sung mencari keberadaan Nora. Ia kesulitan mencari Nora karena Nora tidak menggunakan nama Koreanya. Keduanya pun terhubung kembali dan sering melakukan video call. Sayangnya mereka memutuskan untuk tidak mengontak satu sama lain karena suatu hal.
Setelah dewasa, Nora bertemu dengan Arthur, ia jatuh cinta dan mereka memutuskan untuk menikah. Hae Sung yang sudah mapan, akhirnya memberanikan diri mengunjungi Nora di New York. Keduanya bertemu kembali setelah sekian lama. Mereka pun membicarakan masa lalu dan semua kemungkinan yang akan terjadi serta berpikir bagaimana dan jika. Kisah pertemuan Nora dan Hae Sung ini menarik untuk dikulik dan bisa menjadi alasan kuat mengapa kamu harus menonton film Past Lives.
Hal yang menarik dari Past Lives
Ini bukan spoiler, sebenarnya dari awal trailer dirilis penonton sudah diberitahu bahwa Nora dan Hae Sung tidak bersatu. Selain itu, film Past Lives juga bukan film yang berfokus pada cinta segitiga melainkan hal-hal yang lebih dari itu.
Hal yang menarik dari film ini adalah perempuan digambarkan juga memiliki pilihan dan mampu mempertanggungjawabkan pilihan tersebut. Ini sangat tergambarkan di tokoh Nora.
Masih bicara soal karakter, tokoh Hae Sung juga digambarkan sebagai laki-laki tradisional Korea yang masih maskulin. Sangat berkebalikan dengan karakter Arthur, yang lebih emosional, dan lemah lembut.
Meskipun digambarkan maskulin, nyatanya Hae Sung masih belum bisa move on dari cinta pertamanya itu. Ia terang-terangan mengakui perasaan itu kepada teman-temannya. Ini hal yang menarik dan cukup jarang terekspos di film-film.
Sementara itu, tokoh Arthur bisa dibilang adalah sosok laki-laki idaman bagi perempuan yang punya keinginan dan ambisi kuat dalam berkarier. Ia selalu mendengarkan celotehan Nora dan mendukung mimpi-mimpi Nora yang besar. Meskipun film ini tidak menceritakan ambisi Nora secara keseluruhan, namun bentuk dukungan yang diberikan Nora sangat bisa dirasakan dalam film.
Film deeptalk dengan dialog yang menyentil hati
Past Lives mengingatkanku tentang film-film deep talk yang banyak ditemui di Hollywood. Misalkan saja, Before Sunrise, 500 Hundreds Day of Summer, About Time, hingga Eternal Sunshine Spotless of Mind.
Di film-film tersebut para tokoh utamanya, saling melontarkan pertanyaan satu sama lain. Mereka berdua juga berandai-andai, bagaimana dan jika mereka berdua memilih jalan yang berbeda satu sama lain.
Dalam Past Lives, ini terlihat dalam percakapan Nora dan Hae Sung ketika bertemu kembali di New York. Hae Sung beberapa kali bertanya, “Bagaimana kalau kita berpacaran dan menikah.”
Kita melihat bagaimana hal ini terjadi dengan ketegangan antara Nora dan Hae Sung, terutama saat ini. Kita tahu ada versi kehidupan mereka di mana Nora tinggal di Korea dan keduanya tumbuh bersama, berkencan, menikah, lalu membangun kehidupan bersama.
Ada versi lain di mana mereka terhubung kembali setelah kuliah, berkencan, menikah, lalu membangun kehidupan bersama. Namun kita berada pada titik di mana hal-hal tersebut hanyalah kehidupan masa lalu yang tidak mungkin dilakukan saat ini.
Melalui film ini, kita juga diajak mereflesikan diri alasan mengapa dua orang tidak bisa bersatu, meskipun pernah saling mencintai. Ada beberapa kutipan menarik dalam film ini seperti:
“Dia hanya bocah laki-laki di kepalaku sejak sekian lama, dan aku sangat merindukannya,” ujar Nora.
“Kamu mengingau dengan bahasa yang tidak kumengerti,” kata Arthur.
“Aku tidak sadar ketika aku menyukai suamimu. Bisa sangat menyakitkan seperti ini,” sahut Hae Sung.
“Untuk Arthur kamu adalah sosok yang tinggal. Sementara untukku kamu adalah orang yang pergi,” ujar Hae Sung.
Jadi bagaimana tertarik untuk menonton film Past Lives?