Sediksi.com – Piala Asia merupakan turnamen kontinental tertua kedua di dunia, setelah Copa América, yang mulai diselenggarakan pada 1956. Turnamen antar negara-negara benua Asia ini sendiri lebih tua dari Piala Afrika/AFCON (1957) serta Piala Eropa/EURO (1960).
Di tahun ini, Piala Asia akan kembali bergulir dari 12 Januari – 10 Februari 2024. Nah, untuk menyambut turnamen edisi ke-18 yang bertempat di Qatar ini, artikel berikut akan mengulas terkait sejarah Piala Asia.
Sejarah Piala Asia
Awal Pembentukan
Perkembangan sejarah Piala Asia dapat mulai dilacak pada 1954, ketika Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pertama kali dibentuk.
Dilansir dari buku Sejarah Piala Asia keluaran AFC, 12 negara anggota yang membentuk AFC saat itu berupaya untuk mengembangkan sepak bola di Asia, salah satunya melalui penyelenggaraan turnamen tingkat benua yang mempertemukan berbagai tim nasional.
Dua tahun setelah AFC berdiri, gelaran Piala Asia pertama dilangsungkan di Hong Kong. Turnamen pada saat itu diikuti oleh 4 negara, yaitu Hong Kong, Korea Selatan, Israel, dan Vietnam Selatan.
Pada edisi pertama ini, turnamen menggunakan format round robin (tiap tim saling bertemu) dan belum menerapkan fase gugur. Sehingga, penentuan juara didasarkan pada posisi akhir peserta di klasemen. Fase gugur sendiri baru mulai diperkenalkan pada Piala Asia 1972.
Selain itu, pertandingan hanya dilangsungkan selama 80 menit, di mana aturan ini bertahan hingga Piala Asia 1968. Laga antara tuan rumah Hong Kong menghadapi Israel yang digelar di Government Stadium pada 1 September 1956 menjadi laga paling pertama Piala Asia.
Dominasi Singkat Korea Selatan
Timnas Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara Piala Asia pertama. Pada edisi kedua (1960) yang digelar di rumah sendiri, tim Taegeuk Warriors lagi-lagi berhasil menyabet gelar juara.
Pada tahun 1964, timnas Israel, yang pada 2 edisi sebelumnya finis sebagai runners-up, akhirnya berhasil keluar sebagai juara di hadapan para pendukungnya sendiri.
Israel sendiri tetap mengikuti turnamen hingga 1968, sebelum mereka akhirnya dikeluarkan dari AFC pada 1972 menyusul konflik yang terjadi antara Israel dengan beberapa negara Arab.
Iran Three-Peat
Pada edisi 1968, jumlah peserta turnamen meningkat menjadi 5 peserta. Edisi ini pula menjadi saksi munculnya juara baru, yaitu timnas Iran. Tim Melli sendiri selanjutnya menunjukkan dominasinya di benua kuning dengan menjuarai 3 Piala Asia secara 3 kali beruntun.
Pada Piala Asia 1972 yang digelar di Thailand, peningkatan jumlah peserta menjadi 6 negara diikuti dengan diperkenalkannya format fase gugur. Para peserta saat itu dibagi ke dalam 2 grup untuk mencari 4 tim terbaik yang akan langsung bertarung di babak semifinal.
Negara Timur Tengah Mendominasi Periode 1980-an
Pada Piala Asia 1980 Kuwait, jumlah peserta kembali meningkat menjadi 10 negara yang dibagi ke dalam 2 grup. Di edisi ke-7 ini, tuan rumah Kuwait berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Korea Selatan 3-0 di partai puncak.
Dua edisi selanjutnya, yang masing-masing digelar di Singapura (1984) dan Qatar (1988), menjadi milik timnas Arab Saudi. Mereka saat itu berhasil menumbangkan Tiongkok dan Korea Selatan di partai final.
Jepang Muncul sebagai Kekuatan Baru
Setelah menempati posisi juru kunci grup A pada Piala Asia 1988, timnas Samurai Biru bersinar pada edisi selanjutnya yang digelar di rumah mereka sendiri.
Pada Piala Asia 1992, yang pesertanya dikurangi menjadi 8 negara, Jepang berhasil menumbangkan Arab Saudi di final, sekaligus mengubur impian tim Elang Hijau untuk mengulangi pencapaian Iran sebagai juara sebanyak 3 kali beruntun.
Edisi ke-11 yang berlangsung di Uni Emirat Arab menjadi kali pertama timnas Indonesia berlaga di Piala Asia. Timnas Garuda saat itu memuncaki grupnya di babak kualifikasi dan berhak mendapatkan satu tempat di Piala Asia 1996.
Pada edisi ini, jumlah peserta meningkat menjadi 12 negara yang terbagi ke dalam 3 grup. Piala Asia 1996 juga menjadi kali pertama fase gugur dimulai dari babak perempatfinal, setelah di 6 edisi sebelumnya langsung memasuki babak semifinal.
Arab Saudi merengkuh gelar ketiganya pada edisi tersebut setelah mengalahkan tim tuan rumah di final melalui babak adu penalti.
Jepang Dominasi Abad 21
Piala Asia 2000 menjadi yang pertama bagi tuan rumah Lebanon, namun sayangnya mereka hanya mampu finis sebagai juru kunci grupnya. Di edisi ke-12 ini, Jepang merengkuh gelar keduanya setelah berhasil menumbangkan Arab Saudi di final.
Tim Samurai Biru melanjutkan dominasinya pada 2004, setelah mereka kembali keluar sebagai juara pasca menaklukkan tuan rumah Tiongkok di partai puncak dengan skor 3-1. Piala Asia 2004 juga menjadi saksi kembali bertambahnya jumlah peserta menjadi 16 negara.
Pada edisi ke-14 yang dilangsungkan di sepanjang bulan Juli 2007, sebanyak 4 negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, serta Vietnam, ditunjuk sebagai tuan rumah. Ini menjadi kali pertama Piala Asia digelar di lebih dari 1 negara.
Selain itu, Piala Asia 2007 juga menjadi debut bagi Australia yang meninggalkan Konfederasi Sepak Bola Oceania (OFC) pada 2006 dan bergabung ke dalam AFC. Edisi ini sendiri dimenangkan oleh tim kejutan, Irak, yang berhasil menumbangkan Arab Saudi di partai puncak.
Jepang selanjutnya mengukuhkan statusnya sebagai negara tersukses di Piala Asia setelah mengalahkan Australia di final Piala Asia 2011, sekaligus mengunci gelar keempat mereka sepanjang keikutsertaannya di turnamen ini.
Baca Juga: 6 Negara yang Paling Diunggulkan pada Piala Asia 2023, Didominasi Kekuatan Tradisional Benua Kuning
Juara Baru Bermunculan
Pada edisi ke-16, timnas Socceroos akhirnya berhasil menyabet gelar juara pada keikutsertaan ketiga mereka di Piala Asia. Di sini, skuad asuhan Ange Postecoglou berhasil mengalahkan Korea Selatan 2-1 di partai final yang berlangsung selama 120 menit.
Pada gelaran tahun 2019 yang berlangsung di Uni Emirat Arab, jumlah peserta kembali mengalami peningkatan signifikan menjadi total 24 negara yang terbagi ke dalam 6 grup. Turnamen ini juga menjadi kali pertama Video Assistant Referee (VAR) digunakan di Piala Asia.
Di edisi ke-17 ini, timnas Qatar berhasil tampil dominan di sepanjang turnamen (7 menang, 0 imbang, 0 kalah) dan menyabet gelar Piala Asia pertama mereka lewat kemenangan 3-1 atas Jepang di final.
Pada Piala Asia 2023 ini, jumlah peserta tidak mengalami perubahan dari sebelumnya. Yang berubah ialah jadwal penyelenggaraan turnamen yang digeser ke awal tahun 2024 dikarenakan cuaca Qatar di musim panas yang tidak mendukung.
Awalnya, Tiongkok direncanakan akan menggelar edisi ke-18 turnamen ini dari Juni – Juli 2023. Namun, pandemi COVID-19 membuat AFC akhirnya membatalkan status tuan rumah Tiongkok pada Mei 2022.
Seleksi pemilihan tuan rumah kembali dilakukan, yang berakhir dengan terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Asia 2023 setelah menyingkirkan negara-negara lain seperti Australia, Indonesia, dan Korea Selatan.