Penggunaan VAR di Sepak Bola: Asal-Usul, Penerapan, serta Pro dan Kontra

Penggunaan VAR di Sepak Bola: Asal-Usul, Penerapan, serta Pro dan Kontra

Penggunaan VAR di Sepak Bola

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sistem Video Assistant Referee (VAR) merupakan suatu sistem yang menggunakan teknologi video untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan di lapangan. Penggunaan VAR di sepak bola tengah menjadi perbincangan hangat belakangan ini.

Ia diperkenalkan dalam Laws of the Game FIFA edisi 2018/19 dan cukup sukses diimplementasikan pada turnamen akbar Piala Dunia 2018. Sejak itu, VAR telah diterapkan di lebih dari 100 kompetisi di seluruh dunia.

Namun, penggunaan VAR di sepak bola juga memicu banyak kontroversi dan perdebatan di kalangan pemain, pelatih, fans, dan media. Apakah sistem ini merupakan berkah atau malah kutukan bagi sepak bola?

Artikel berikut akan membahas asal usul, implementasi, serta pro dan kontra VAR dalam sepak bola.

Baca Juga: Sejarah Aturan Offside, Sarat Kontroversi Meski Sudah Berumur Satu Abad Lebih

Asal-Usul VAR di Sepak Bola

Penggunaan VAR di Sepak Bola: Asal-Usul, Penerapan, serta Pro dan Kontra - A referee looks at the broadcast of the match between Ajax and Willem II
Gambar: VAR pada laga KNVB Cup 2016, Ajax vs Willem II/Irish Mirror

Ide penggunaan teknologi video untuk mendukung wasit dalam sepak bola pertama kali diusulkan oleh Royal Dutch Football Association (KNVB) pada tahun 2012 sebagai bagian dari inisiatif Refereeing 2.0.

KNVB ingin menciptakan sistem yang dapat memperbaiki kesalahan yang jelas-jelas keliru atau insiden serius yang mungkin dilakukan wasit dalam memimpin permainan yang umumnya berlangsung dalam tempo cepat ini.

Pada 2014, KNVB mulai mengajukan petisi kepada International Football Association Board (IFAB) untuk menerapkan sistem tersebut pada kompetisi lainnya. Pada 2016, IFAB menyetujui pengimplementasian penuh VAR.

Dikutip dari situs Red Bull, uji coba VAR secara langsung dilakukan pada Juli 2016 pada laga persahabatan antara PSV Eindhoven dan FC Eindhoven. Uji coba langsung kedua dilakukan sebulan kemudian pada laga New York Red Bulls II melawan Orlando City B.

Laga KNVB Cup antara Ajax Amsterdam melawan Willem II pada September 2016 menjadi laga profesional non-persahabatan pertama yang menggunakan bantuan teknologi monitor pinggir lapangan.

Penggunaan VAR di sepak bola selanjutnya mulai beralih pada liga top Eropa, yaitu Serie A dan Bundesliga, di musim 2017/18. Semusim berselang, La Liga ikut mengimplementasikan sistem ini.

Piala Dunia 2018 menjadi turnamen bergengsi antar negara pertama yang menerapkan sistem VAR secara penuh. FIFA menyebutkan bahwa tingkat keberhasilan VAR pada turnamen 4 tahunan tersebut menyentuh angka 99,3%.

Memasuki musim 2019/20, kompetisi Premier League dan Liga Champions juga ikut menerapkan sistem ini secara menyeluruh.

Penggunaan VAR di Sepak Bola

Penggunaan VAR di Sepak Bola: Asal-Usul, Penerapan, serta Pro dan Kontra - Video Assistant Refereeing VAR Room 2018 FIFA World Cup Russia
Gambar: FIFA

Dikutip dari laman FIFA, tim Video Match Official (VMO) menjadi pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan VAR di sepak bola.

VMO menjalankan tugasnya di ruang operasi video terpusat (VOR) dengan akses ke beberapa kamera feeds yang memberikan angle terbaik dari pertandingan yang berlangsung. Tim terdiri dari seorang wasit VAR dan 3 orang asisten VAR (AVAR1, AVAR2, dan AVAR3).

Mereka bertugas untuk mengawasi kamera utama di satu monitor dan memeriksa atau meninjau insiden di monitor lainnya. AVAR1 berfokus pada pertandingan langsung dan menginformasikan wasit VAR tentang hal itu.

AVAR2 memeriksa potensi terjadinya offside dengan bantuan teknologi offside semi-otomatis. AVAR3 membantu wasit VAR mengevaluasi berbagai insiden serta memastikan bahwa komunikasi di antara wasit VAR dan AVAR2 berjalan dengan baik.

Tim VAR berkomunikasi dengan wasit lapangan melalui bantuan earpiece. Tim ini terus-menerus memeriksa kesalahan wasit lapangan yang jelas-jelas keliru atau insiden serius yang terlewatkan.

Insiden ini terkait dengan empat situasi yang dapat mengubah pertandingan, seperti:

  • Keputusan gol serta pelanggaran yang mengarah kepada gol
  • Keputusan penalti serta pelanggaran yang mengarah kepada keputusan penalti
  • Insiden kartu merah langsung (kartu kuning kedua tidak termasuk)
  • Kesalahan identitas

Jika tim VAR menemukan terjadinya kesalahan, mereka dapat memberi tahu wasit lapangan untuk mengubah keputusan secara langsung (silent check) atau memberi rekomendasi untuk meninjaunya di monitor pinggir lapangan (on-field review).

Pro dan Kontra VAR

Penggunaan VAR di Sepak Bola: Asal-Usul, Penerapan, serta Pro dan Kontra - 15776461078153
Gambar: Marca

Penggunaan VAR di sepak bola mendapat apresiasi karena meningkatkan akurasi dan keadilan keputusan wasit dalam sepak bola. Laporan FIFA menyebutkan bahwa VAR mengurangi jumlah keputusan salah dari 1 setiap 3 pertandingan menjadi 1 setiap 19 pertandingan di Piala Dunia 2018.

Teknologi ini juga membantu wasit untuk mendeteksi terjadinya pelanggaran, handball, offside, serta insiden-insiden lain terkait pertandingan yang mungkin terlewat atau dinilai secara keliru oleh mata manusia.

Meskipun demikian, penggunaan VAR di sepak bola juga dikritik karena mengganggu tempo pertandingan. Beberapa orang berpendapat bahwa interupsi dan penundaan oleh VAR menjadi penyebabnya.

Ada juga yang mengeluhkan bahwa VAR mengurangi keseruan dan spontanitas sepak bola karena teknologi ini tidak jarang memunculkan perasaan was-was akan dibatalkannya sebuah gol atau penalti sehingga menghilangkan spontanitas kegembiraan dalam merayakannya.

Ditambah, VAR juga pada kenyataannya belum sepenuhnya menghilangkan seluruh kontroversi dan perdebatan dalam sepak bola.

Ada yang berpendapat bahwa teknologi ini masih cenderung subjektif dan tidak konsisten dalam penerapan dan interpretasi aturannya. Kesalahan manusia (human error) menjadi hal yang digarisbawahi di sini, bukan pada teknologi itu sendiri.

Hal ini tentu saja perlu menjadi perhatian otoritas pengadil lapangan serta sepak bola secara menyeluruh. Sebab, ia dapat merusak kredibilitas dan reliabilitas penggunaan VAR di sepak bola, yang dapat berujung pada frustrasi dan kebingungan di kalangan pemain, pelatih, fans, dan media.

Sehingga, menjadi tugas penting untuk lebih meningkatkan pelatihan dan kinerja tim VAR dan wasit di lapangan, serta memperjelas dan membakukan aturan dan kriteria intervensi VAR.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel